Liputan6.com, Manchester - Manchester United menjadi tim paling boros untuk urusan belanja pemain dalam dua tahun terakhir sejak kepemimpinan Louis van Gaal. Manajer asal Belanda itu bergabung dengan MU sejak 19 Mei 2014.
Menggantikan peran David Moyes yang dipecat, Van Gaal sudah menguras tabungan Setan Merah (sebutan MU) hampir Rp 3 triliun untuk mendapatkan pemain berlabel bintang.
Teranyar, MU menggelontorkan 58 juta pound untuk pemain berusia 19 tahun, Anthony Martial dari AS Monaco. Martial pun dinobatkan sebagai pemain muda termahal sepanjang sejarah.
Tidak hanya menghambur-hamburkan uang Setan Merah saja, manajer berusia 64 tahun tersebut juga menyia-nyiakan pemain lulusan akademi MU, seperti Jonny Evans hengkang ke West Bromwich Albion, Tom Cleverley bergabung dengan Everton dan Tyler Blackett yang dipinjamkan ke klub asal Skotlandia, Glasgow Celtic pada bursa transfer musim panas ini.
Selain itu, Van Gaal juga membuang pemain-pemain kesayangan manajer legendaris MU, Sir Alex Ferguson, yakni Luis Nani, Shinji Kagawa, Javier Hernandez, Nemanja Vidic, Patrice Evra, Rio Ferdinand hingga Robin van Persie.
Kebijakan Van Gaal dinilai cukup aneh untuk tim yang bermarkas di Old Trafford Stadium tersebut. Alhasil, mantan pelatih Timnas Belanda itu mendapat banyak kritikan.
Seperti halnya legenda Arsenal, Martin Keown yang sangat kesal kepada Van Gaal karena membuang pemain asli didikan Setan Merah.
"Saya kecewa melihat beberapa pemain Manchester United hengkang, terutama pemain akademi seperti Jonny Evans (West Bromwich Albion), Tom Cleverley (Everton), dan Blackett yang dipinjamkan," ucap pria berusia 49 tahun tersebut, dikutip dari Squawka.
Van Gaal Hujan Kritik
Selain Keown, mantan winger Timnas Inggris, Paul Merson menyebut Van Gaal sangat buruk dalam menangani Wayne Rooney dan kawan-kawan selama dua musim terakhir.
"Mungkin Van Gaal merupakan manajer yang baik dengan semua rekam jejaknya. Tapi, dia sudah jatuh. Anda bisa menjadi pelatih besar di dunia, tapi jika tidak memiliki keterampilan dalam manajemen, Anda tidak bisa meraihnya (kesuksesan)," papar Merson.
"Jelas Anda berada dalam kesulitan. Anda tidak bisa berdiri di puncak jika tidak bisa menangani pemain. Anda harus mencontoh Sir Alex Ferguson yang selalu memberikan hair dryer treatment (kepada pemain)," dia menyambung.
Bahkan, mantan anak buah Ferguson, Carlos Queiros tidak mau ketinggalan mencibir Van Gaal. Queiros menyebut Van Gaal selalu panik di bursa transfer.
"Baik David Moyes dan Louis van Gaal membuat kesalahan mendasar di MU. Kesalahan Moyes adalah memecat staf Ferguson terlalu cepat. Padahal orang-orang sangat mengetahui kekuatan MU dari dalam," kata Queiroz seperti dilansir Guardian.
"Sedangkan Van Gaal melakukan pembelian panik yang tidak pernah dilakukan MU. Saya lihat penampilan Angel di Maria, dia seperti tidak pernah bermain bola," dia menegaskan.
Melihat banyak yang menghujat Van Gaal, David Moyes yang dicampakkan manajemen Setan Merah tidak mau ketinggalan melakukan serangan.
"Memang, periode saya bersama Manchester United terlalu pendek. Namun, saya bisa melihat pemimpin besar dan pemain besar di sana dengan sikap yang fantastis," ledek Moyes, dikutip dari Squawka. (Jnp/Ary)
Baca juga:
Di Indonesia Ada Tuhan, Sepak Bola Punya Janda Duda
Juventus Bakal Jual Pogba Lebih dari Rp 1,5 Triliun
Advertisement