Sukses

Jelang GP San Marino, Marquez Bicara Soal Kematian Simoncelli

Marco Simoncelli tewas saat balapan di MotoGP Malaysia pada tahun 2011.

Liputan6.com, Misano - Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez mengatakan, saingan terberatnya saat balapan di GP San Marino, Minggu (13/9/2015) adalah rider Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo. Marquez juga berbicara tentang kematian Marco Simonceli.

Saat FP2, Lorenzo menjadi pebalap tercepat di Misano. Dia mencatatkan waktu satu menit 32,871 detik. Catatan waktunya itu lebih cepat 0,053 detik dari Marquez.

"Sepertinya, Jorge Lorenzo bakal menjadi orang yang paling cepat di balapan akhir pekan ini. Dia membuat langkah yang bagus," ucap juara dunia MotoGP dalam dua tahun terakhir tersebut, dikutip dari Crash.

Pebalap asal Spanyol tersebut menyadari balapan di Misano cukup sulit. Marquez menyebut trek yang memiliki 16 tikungan itu menjadi salah satu hambatan bagi timnya, Honda.

"Trek di Misano cukup kecil dan lambat. Lintasan ini harus memiliki keseimbangan dan dituntut untuk melakukan pengereman di trek yang berkelok-kelok," Marquez menegaskan.

2 dari 2 halaman

Kematian Simoncelli

Misano merupakan lintasan yang diabadikan untuk mengenang pebalap MotoGP, Marco Simoncelli, yang tewas saat balapan di MotoGP Malaysia pada tahun 2011. Karena hal tersebut, trek ini dinamai Misano World Circuit Marco Simoncelli.

Simoncelli terlibat kecelakaan bersama Colin Edwards dan Valentino Rossi saat berada di posisi keempat pada putaran kedua. Simoncelli terjatuh ketika sedang berbelok di tikungan ke-11 Sirkuit Sepang dan tertabrak oleh motor Edwards.

Edwards juga terjatuh namun hanya mengalami patah tulang bahu, sementara Simoncelli berbaring diam di lintasan sesaat setelah kecelakaan dengan helmnya terlepas dalam insiden itu.

Marquez yang pada tahun ini sudah jatuh sebanyak 4 kali menerima banyak kritikan karena gaya balapnya yang kurang perhitungan. Para penggemar tentu tidak mau melihat kejadian yang menewaskan Simoncelli terulang.

"Dalam balapan, Anda tidak boleh berpikir tentang kematian. Sebab, jika itu berada di kepala Anda, maka laju Anda akan lambat. Kita selalu tahu apa risiko yang diambil saat balapan," ucap pria berusia 22 tahun tersebut.

"Tapi, kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi, seperti tragedi Marco Simonceli dan Shoya Tomizawa (tewas di arena balap tahun 2010). Itu adalah sebuah risiko yang kita ambil," Marquez menambahkan.

"Hal terbaik dalam olahraga ini adalah keselamatan yang sangat terjaga. Hal lain yang bisa dilakukan pengendara adalah meyakini keputusan yang diambil sudah benar," dia menutup. (Cak/Ary)

Baca juga:

Kabut Asap Ganggu Persiapan Sriwijaya ke 8 Besar Piala Presiden

Wonderkid Real Madrid Rupanya Jadi Rebutan 3 Tim Inggris

Rossi Alami Tekanan Hebat Jelang GP San Marino

Digoda Manchester United, Agen Bale Angkat Bicara