Liputan6.com, Malang - Laga Arema Cronus melawan Sriwijaya FC di leg pertama semifinal Piala Presiden dicederai oleh letupan suar atau flare yang menyala di tribun Utara dan Selatan. Benda yang dilarang selama pertandingan tersebut kerap kali sulit untuk dideteksi petugas keamanan yang menyaring penonton sebelum masuk ke dalam stadion.
Dalam bentrokan Arema vs Sriwijaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (3/10) tadi malam, 24 polisi wanita (polwan) dari Polres Kab. Malang dikerahkan untuk membantu pengamanan. Khusus para srikandi ini, mereka bertugas memeriksa tubuh suporter wanita guna mencegah flare masuk ke stadion.
Modus menyelundupkan flare dengan menyembunyikan di dalam tubuh wanita menjadi cara ampuh untuk membawa benda terlarang itu masuk ke dalam stadion.
Advertisement
"Khusus untuk polwan, Angkatan 43, kami tugasnya memeriksa tubuh suporter perempuan sampai menjaga arus suporter keluar. Polwan yang lebih senior beda lagi tugasnya," tutur Intan Sary, salah satu personil.
"Hari ini personil kami 24 orang. Kami menemukan macam-macam. Paling sering korek dan yang bawa cewek-cewek. Korek itu titipan pacarnya untuk menyalakan flare," katanya menambahkan.
Selain menyelundupkan flare melalui tubuh wanita, sering dijumpai pula suporter yang menyembunyikan flare di dalam alas kaki. Sepatu bisa menjadi tempat aman untuk memasukkan suar yang panjangnya kurang dari 30 cm karena kerap luput dari pemeriksaan petugas. (Tho/Ary)
Baca Juga
Arema vs Sriwijaya: Siap Meledak!
Mahaka Ungkap 3 Skenario Final Piala Presiden
Suara Suporter: Rooney dan Mata Cetak Gol, MU Tekuk Arsenal 3-1