Liputan6.com, Jakarta Valentino Rossi berpeluang besar merebut gelar juara MotoGP 2015. Julukan tua-tua keladi, makin tua makin jadi rasanya tepat ditujukan buat rider berusia 36 tahun tersebut. Tentu, keberhasilan Rossi ini tidak sendiri. Sukses The Doctor dibantu performa gahar si Kuda Besi, YZR -M1.
Musim ini, bersama YZR-M1, rider asal Italia itu merebut 4 podium pertama yang membuat pembalap berinisial VR46 itu kini bertengger di peringkat pertama klasemen pembalap. Selama 2 periode memperkuat Tim Garputala, Rossi selalu sukses merebut gelar juara dunia. Bahkan, di periode perdana bersama Yamaha tahun 2005, Rossi langsung merebut gelar juara. Sejak saat itu, campur tangan Rossi membuat motor semakin buas tidak dapat dipisahkan.
YZR-M1 pengembangan dari motor YZR 500 yang memasuki masa pensiun setelah bertugas selama 29 tahun di arena balap roda dua kelas premier. Perubahan paling mencolok terletak pada volume silinder mesin dari 500cc ke 1000cc diikuti dengan perubahan langkah dapur pacu dari 2 tak menjadi 4 tak mengikuti regulasi baru MotoGP.
Advertisement
Evolusi YZR-M1 terus mengalami perkembangan selama lebih dari dekade. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2002, Yamaha YZR-M1 sudah mengantarkan dua pembalap berbeda, Rossi dan Jorge Lorenzo tampil sebagai juara di kelas para Raja. Sebagai salah satu motor bersejarah di arena balap MotoGP, YZR-M1 mengalami beberapa evolusi. Penasaran dengan perubahan YZR-M1 dari masa ke masa, berikut ulasannya.
Generasi Pertama
Generasi Pertama
YZR-M1 generasi pertama diluncurkan pada 2002. Ketika itu, YZR-M1 masih menggunakan sasis dari Yamaha YZR 500. Insinyur Yamaha menamai program ini Mission One. Fokus pengembangan tertelak pada pengembangan mesin 4 langkah.
Teknisi Yamaha merancang arm yang lebih panjang dengan sumbu roda yang lebih pendek. Selain fokus pada mesin, Yamaha membuat mesin dengan sistem manajemen elektronik untuk membantu pembalap ketika melakukan pengereman. Pada masa ini, Yamaha juga mengganti sistem injeksi pada motor balap mereka dengan menggunakan idle control system (ICS).
Max Biaggi dan Carlos Checa menjadi rider pabrikan Yamaha. Pada musim balap musim 2002, Biaggi sukses merebut 2 juara. Namun di akhir musim, Yamaha harus mengakui keunggulan Honda di klasemen konstruktor. Tim Garputala harus puas menempati posisi runner-up. Tapi di musim selanjutnya, atau 2003, semua pembalap Yamaha, yang memperkuat tim pabrikan atau satelit gagal juara.
Advertisement
Generasi Kedua
Generasi Kedua
Keberhasilan Yamaha menggaet Valentino Rossi dari Honda menjadi tonggak bersejarah YZR-M1. Datang ke Yamaha musim 2004, Rossi turut serta membawa gerbong dari Honda, termasuk kepala mekanik, Jeremy Burgess. Evolusi besar YZR-M1 terjadi di generasi ini. Mudah ditebak, Rossi langsung tahu cara menjinakkan YZR-M1.
Sentuhan duet Rossi dan Burgess membuat YZR -M1 lebih nyaman dikendarai dan mampu melesat cepat. Aroma kental Honda mulai dirasakan sejumlah pengamat. Rossi dicap menjiplak RC211V milik Honda di Yamaha. Terlepas dari opini publik, toh kenyataanya Rossi mampu membuat Yamaha menjadi Kuda Besi tangguh di kelas utama.
Rossi dan Burgess memiliki mampu mereduksi kelemahan YZR-M1 seperti sistem pengeram, keseimbangan yang baik ketika melakukan perpindahan gigi. Pimpinan proyek YZR-M1, Koichi Tsuji ketika itu bahkan menerima ide dari Rossi dan Burgess agar mesin dimodifikasi untuk memperbaiki torsi mesin. Dapur pacu mengalami perombakan total. Yamaha mengubah jumlah katup per silindir dari lima katup menjadi empat katup.
Selain itu, penempatan mesin juga diubah untuk memberikan kemudahan dalam mengendalikan motor saat melibat di tikungan. Generasi kedua YZR M1 menunjukkan perubahan ke arah yang benar. Meskipun, ketika itu banyak pengamat mengatakan Yamaha melakukan pengembangan panik. Tapi prediksi itu justru salah besar, sebab Rossi mampu menjadi juara dunia di musim pertama bersama Yamaha. Di musim 2005, Yamah pun tampil sebagai juara dunia lagi. Bisa dibilang, ini menjadi masa keemasan Yamaha.
Generasi Ketiga
Generasi Ketiga
Pada musim 2006, perubahan signifikan pada YZR-M1 kembali terjadi. Kali ini, pabrikan Yamaha terpaksa merivisi semua perubahan setiap tiga tahun. Agenda utama perubahan mencangkup, tenaga mesin, sasis dan adaptasi ban terhadap produsen baru Michelin yang lebih lengket di aspal.
Karena perubahan hampir dilakukan bersamaan, Yamaha tampak belum bisa mengatasi masalah yang muncul di setiap tiga bagian tersebut. Pamor YZR-M1 mulai meredup. Terlebih, setelah sang pawang, Valentino Rossi mengalami cedera yang membuat rider asal Italia itu tidak bisa tampil optimal. Motor generasi ketiga ini mudah dikenali karena warna mencolok, barwarna kuning bergambar unta; logo utama sponsor dari produsen rokok, Camel.
Meski demikian, jelang akhir musim Rossi mulai mampu bisa mengatasi masalah. Selisih lima poin dengan sang pemuncak klasemen ketika itu, Nicky Hayden yang membesut Honda, membuat Rossi harus menyerahkan mahkota juara pada Si Kentucy Kids.Pada musim 2006, beragam masalah Motor membuat Rossi harus puas menempati peringkat 2 di klasemen pembalap.
Advertisement
Generasi Keempat
Generasi Empat
Pengurangan kapasitas motor di musim 2008 dari 990cc ke 800cc membuat Yamaha kembali merombak ulang motor dari awal. Regulasi ini permintaan dari Federasi balap roda dua dunia, FIM yang menilai kecepatan pada motor MotoGP semakin meningkat, hingga menyentuh 340 km/jam. Motor ini telah dikembangkan dari 2006.
Lagi-lagi, Yamaha tidak memiliki kendala berkat otak encer Rossi dan Burgess. Mereka membuat YUZR-M1 800cc menjadi lebih user friendly alias bisa dikendalikan dengan mudah. Ini membuat Rossi bisa melibas tikungan dengan cepat tanpa takut terjatuh. Hanya saja, Rossi kembali gagal menjadi juara dunia. Casey Stoner yang menangani Ducati tampil sebagai Raja balap Moto Grand Prix 2007.
Generasi Kelima
Generasi Lima
YZR-M1 2008 dianggap generasi terbaik motor Yamaha. Rossi tampil sebagai juara dunia 2008 dengan sedikit pengambangan. Sang empunya pun mengungkapkan, motor 2008 ini paling sempurna. YZR-M1 generasi kelima ikut mengorbitkan Jorge Lorenzo yang tampil menjadi rookie of The Year di tahun tersebut. Bersama motor YZR-M1 generasi kelima ini pula, Lorenzo merebut gelar juara dunia pada 2010 dan 2012.
Sejak itu, generasi ke-lima YZR-M1 tidak banyak mengalami perubahan signifikan. Bahkan, pada 2009 Valentino Rossi meninggalkan Yamaha untuk memperkuat Ducati. Sayang, prestasi The Doctor bersama tim pabrikan asal Italia itu justru jalan di tempat. Baru pada 2013, Rossi kembali memperkuat skuat Garputala alias Yamaha. (Rjp/Ary)
Advertisement