Liputan6.com, Bandung- Menjadi promotor Piala Presiden 2015 di tengah konflik yang melanda sepak bola nasional tidak mudah. Meski demikian CEO Mahaka Sports and Entertainment Hasani Abdulgani, justru menikmatinya dan malah mulai kecanduan.
Menurut Hasani, selama turnamen berlangsung pihaknya kebanjiran keluhan dari 16 peserta turnamen terutama soal kepemimpinan wasit. Bahkan Hansani mengaku pernah disemprot Manajer Persib Bandung, Umuch Muchtar usai pertandingan Pusamania Borneo FC melawan Persib Bandung di leg pertama babak perempat final. Dalam duel ini, Persib kalah 0-1.
"Dari 16 tim (peserta), hampir separuh marah semua. Sasarannya ke saya. Kalau saya bisa sabar berarti saya sukses secara pribadi dan ini enggak saya duga dari awal," kata Hasani.
"Yang paling saya simpati (kemarahan Umuh Muchtar) itu dari awal hanya beberapa jam, besoknya jadi sahabat lagi. Awalnya kapok, habis itu saya menikmati, kecanduan," sambung Hasani.
Namun menurutnya hal tersebut dinilai wajar dan menjadi bahan pembelajaran evaluasi bagi Mahaka agar ke depannya bisa menyelenggarakan turnamen yang lebih baik, kompetitif, dan fair play.
Akan tetapi di sisi lain, para peserta memuji cara Mahaka untuk menjalankan turnamen yang diklaim lebih baik dari Liga Indonesia. Sebagai bukti para peserta kini mulai menagih turnamen lain usai Piala Presiden selesai digelar.
"Sejauh ini semua tim sudah mengatakan kapan bang (ada turnamen lagi), ayo kita jalan lagi, kami happy (senang) dengan cara Mahaka cara menangani turnamen. Malah menurut mereka jauh lebih baik (dari liga)," kata Hasani.
Piala Presiden 2015 sampai saat ini sudah memasuki babak final. Dua tim, yakni Sriwijaya FC dan Persib Bandung lolos setelah mengalahkan musuh-musuhnya di semifinal. Sriwijaya menyingkirkan Arema Cronus, sedangkan Persib mendepak Mitra Kukar. (Rco)
Advertisement