Liputan6.com, Solo- Striker sekaligus Kapten Sriwijaya FC Titus Bonai, berterima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan dukungan bagi timnya saat bertarung melawan Arema Cronus di leg kedua babak semifinal Piala Presiden, Minggu (11/10/2015). Dalam duel ini, tim yang berjuluk Laskar Wong Kito tersebut menang 2-1 sekaligus memastikan diri lolos ke final dengan agregat 3-2.
Tibo--julukan Titus Bonao--menjelaskan, dukungan yang mereka dapat tidak hanya datang dari warga Sumatera Selatan dan sekitarnya saja. Menurutnya, warga Papua ada juga yang ikut mendoakan kesuksesan Laskar Wong Kito. "Kami menang dan mampu masuk ke babak final karena ada dukungan moral masyarakat yang luar biasa," kata Tibo usai pertandingan.
"Apalagi dengar kabar banyak warga Papua yang ikut dukung," sambungnya.
Advertisement
Selama tampil di Piala Presiden 2015, Sriwijaya sebenarnya jarang sekali tampil di depan publik sendiri. Sejak babak penyisihan, SFC baru sekali tampil di Palembang, Sumsel, yakni saat menjamu Bonek FC di leg kedua perempat final. Namun pertandingan ini berakhir lebih cepat karena tim lawan memutuskan WO sebagai protes terhadap kinerja wasit.
Memasuki babak semifinal, Sriwijaya juga terpaksa bermarkas di Solo, Jawa Tengah, saat menjadi tuan rumah pada leg dua. Kabut asap yang menyelimuti Palembang memaksa pasukan Benny Dolo kembali menjauh dari basis suporternya.
Di final, SFC akan berhadapan dengan Persib Bandung. Ini merupakan kesempatan SFC kembali mendapat suntikan semangat dari suporternya karena duel sejatinya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (18/10/2015). Sayang, penolakan dari suporter Persija, Jakmania, membuat partai puncak terancam dipindah ke lokasi lain.
Tibo Rekomendasikan Papua
Tibo sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkannya. Dia hanya berharap final digelar di tempat aman dan minim gesekan suporter. Dan untuk itu, Tibo punya satu daerah yang layak untuk direkomendasikan kepada pihak promotor.
Menanggapi hal ini, Tibo punya usulan berbeda. "Jayapura kota aman. Di sana suporter tamu akan sulit bikin rusuh. Jika di Jakarta sulit dan Bali sama, maka saya usul Jayapura saja," kata mantan pemain timnas Indonesia U-23 tersebut. (Rco)
Â
Advertisement