Liputan6.com, Bandung- Piala Presiden 2015 benar-benar menjadi oase bagi para pesepakbola Tanah Air. Pasalnya, turnamen berhadiah miliaran rupiah tersebut memberikan lapangan kerja sementara bagi insan sepak bola di tengah kompetisi yang mati suri akibat kisruh PSSI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Konflik ini juga menyeret sepak bola Indonesia ke pusaran sanksi FIFA.
Meski demikian, turnamen bukanlah jawaban atas persoalan yang dihadapi para pemain saat ini. Kompetisi rutin dengan level yang jelas masih menjadi kerinduan utama bagi mereka. Kompetisi yang sehat juga merupakan muara bagi timnas yang kuat.
Harapan ini disampaikan oleh gelandang Persib Bandung Dedi Kusnandar. Ia berharap kompetisi segera bergulir kembali. Menurutnya, ini juga jadi keinginan pemain-pemain lainnya.
"Mungkin saya dan pemain lainnya sedikit terobati dengan adanya turnamen. Tapi kita semua pengen ada liga yang muaranya lebih jelas," katanya, Kamis (22/10/2015).
Menurut Dedi, hadiah turnamen sekelas Piala Presiden memang tak kalah mentereng dengan kompetisi resmi yang pernah bergulir di Indonesia. Namun tidak semua pemain bisa menikmatinya karena klubnya memutuskan tidak tampil.
"Banyak temen-temen yang cerita ingin merasakan juga seperti itu (tampil di turnamen dan mendapatkan bayaran)," ucapnya.
Dedi berharap pemerintah bisa menyelesaikan masalah ini. Dia ingin PSSI dan Kemenpora duduk bersama guna mencari solusi terbaik. "Berharap ada liga lagi pastinya," kata Dedi.
Meski demikian Dedi tetap bersyukur dengan hadirnya Piala Presiden 2015. Apalagi timnya bisa keluar sebagai juara usai mengalahkan Sriwijaya FC 2-0. Dari segi ekonomi, Dedi mengaku terbantu dengan hadirnya turnamen elit tersebut.
"Ada lah pemasukan. Tapi kalau nggak ada kita pengeluaran lebih besar daripada pemasukan," kata Dedi.
Hal senada juga sempat dilontarkan oleh striker Sriwijaya FC TA Musafri. Mantan pemain Arema dan Persija Jakarta itu juga berharap kompetisi segera bergulir lagi. Dia juga merindukan kompetisi bergulir lagi di Indonesia. (Okan/Rco)
Advertisement