Sukses

Si Cantik Holisah: Wasit Berhijab Pertama di Indonesia

Nur Holisah sudah mengambil lisensi C2.

Liputan6.com, Jakarta - Suatu langkah unik ditempuh seorang wanita bernama Nur Holisah. Bagaimana tidak, ia memilih untuk menjadi seorang wasit sepak bola di Indonesia. Bahkan perawakannya yang menggunakan jilbab, membuatnya menjadi satu-satunya wasit berjilbab di Indonesia.

"Saya sebenarnya ingin cari pengalaman baru, memilih karier atau pekerjaan yang memang masih jarang dilakukan wanita pada umumnya," ucap Nur Holisah saat berbincang dengan Liputan6.com di Stadion BEA Cukai, Rawamangun, Rabu (11/11/2015).

Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mulai menekuni dunia perwasitan pada 2013 lalu. Bahkan kini ia sudah memiliki lisensi C2 (tingkat Propinsi).

Nur Holisah

Sebelumnya Nur adalah atlet atletik di Bekasi. Rencananya untuk hijrah dari atlet menjadi wasit pun mendapat pertanyaan dari keluarga.

"Saya tetap berharap sih untuk memiliki lisensi C1 agar bisa memimpin laga ISL. Kalau memang bisa ya akan saya teruskan ambil lisensi FIFA nanti," tambah Nur.

"Keluarga bertanya-tanya, kenapa sebagai wanita malah menjadi wasit? Tapi saya tetap teguh pada pendirian dan mengambil pendidikan wasit. Akhirnya keluarga pun merestui."

Demi mengejar cita-citanya, wanita asal Bekasi ini mengaku menggunakan uang pribadinya untuk mengambil kursus kepelatihan C3. Kala itu ia mengeluarkan uang hingga Rp 2 juta.

Nur Holisah

Sayang cita-cita Nur untuk saat ini 'macet' akibat konflik antara Kemenpora dan PSSI. Nur yang sudah lulus lisensi C2 belum dapat meneruskan ke lisensi C1 karena PSSI sedang dibekukan Kemenpora.

"Sebelum PSSI dibekukan, total cuma 11 wasit wanita di Indonesia, tapi itu sebagian besar C2, belum C1," jelasnya.

2 dari 4 halaman

Dinamika pekerjaan

Selama menjadi wasit, Nur sudah banyak memimpin pertandingan. Dari tingkat anak-anak hingga dewasa.

Nur mengaku tidak ciut nyali jika ada pemain atau tim yang melakukan protes berlebihan. Ia tetap berpegang teguh pada prinsip wasit adalah pemimpin pertandingan.

"Bahkan jika di lapangan, saat pertandingan, seorang raja pun masih kalah tinggi dengan wasit posisinya," ucap wanita berjilbab tersebut.

Nur Holisah

Sebuah hal unik pernah menimpa Nur saat memimpin sebuah pertandingan. Salah seorang pemain sempat mencuri-curi kesempatan untuk mendekatinya.

"Waktu itu saya jadi hakim garis, lucu kejadiannya. Jadi bolanya sebenarnya tidak mengarah ke saya, tapi dia malah lari dan menabrak saya hingga terjatuh," kata Nur sambil tertawa. "

Ya kejadian itu dijadikan pelajaran saja, karena sikap pemain berbeda-beda. Jadi ke depannya supaya bisa dijadikan pelajaran untuk menjaga diri."

"Kalau soal jodoh di lapangan, saya belum pikirkan. Yang jelas sekarang saya sedang single," ungkapnya sambil tertawa.

3 dari 4 halaman

Pikirkan Masa Depan

Sadar wasit bukanlah pekerjaan yang menjanjikan di Indonesia, Nur berharap dapat menyelesaikan kuliahnya di UNJ. Ia saat ini sedang menekuni program studi Matematika Murni S1.

"Ya kalau lagi banyak pertandingan ya lumayan pemasukannya. Bahkan waktu saya daftar C3 dulu, uang yang saya gunakan cepat balik modal bahkan lebih. Itu hanya dalam waktu satu bulan," jelas Nur.

Nur Holisah

Wanita yang kental dengan budaya Betawi itu berharap dapat memimpin pertandingan-pertandingan ISL di masa depan. Laga Persipura Jayapura adalah salah satu yang ingin ia pimpin di masa depan.

"Kalau di C2, pendapatan wasit sama rata tidak ada yang beda, tapi tidak tahu kalau di C1. Ya harapannya sih bisa ambil C1 dan memimpin laga-laga ISL. Saya juga berharap dapat memimpin laga Persipura nanti, karena itu tim favorit saya," kata Nur.

4 dari 4 halaman

Jaga kecantikan

Sebagai wanita, Nur mengaku tidak berbeda dengan wanita kebanyakan, meski ia adalah seorang wasit. Ia mengaku masih melakukan perawatan untuk menjaga kecantikan layaknya wanita.

Nur pun bersyukur pendapatannya sebagai wasit dapat memenuhi kebutuhannya. Nur secara terang-terangan mengaku hobinya adalah berbelanja.

"Saya kalau mau pertandingan pakai sun block dulu. Tapi biasanya saya juga mengunjungi dokter kulit untuk perawatan wajah. Soal biaya ya dari pendapatan menjadi wasit, cukup kok, malah saya masih bisa berbelanja hal lain," jelasnya. (Jon/Rco)

Video Terkini