Liputan6.com, Serpong - Atlet-atlet Prancis yang tampil di Kejuaraan Dunia Karate WKF Junior, Kadet, U21, terkejut mendengar serangkaian teror yang melanda Paris, kemarin malam. Mereka sempat khawatir dengan keselamatan keluarga dan teman-teman di sana.
Terlebih sebagian besar karateka yang datang ke Indonesia tinggal di Paris. "Tempat tinggal saya bahkan hanya 10 menit dari salah satu lokasi kejadian," ujar Andrea Brito Espoirs saat ditemui di lobi Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Sabtu (14/11/2015).
Espoirs mengaku tinggal tidak jauh dari stadion Stade de France yang menjadi salah satu titik serangan teror pada Jumat malam (13/11/2015). Saat berada di Paris, dia juga cukup sering berkunjung ke markas Paris Saint Germain itu.
Advertisement
"Yang saya dengar bom meledak saat Prancis tengah beruji coba melawan Jerman. Saat di Paris saya beberapa kali berkunjung ke sana," katanya.
Meski tidak tinggal di Paris, salah seorang rekan Espoirs, Lea Avarezi, juga merasakan duka yang mendalam atas tragedi itu. Mereka khawatir akan keselamatan keluarga maupun teman-temannya.
"Kami sangat terkejut mendengar kejadian itu. Kami sangat sedih karena banyak jatuh korban. Apalagi banyak atlet yang tinggal di Paris. Kami khawatir akan keselamatan teman maupun keluarga yang di sana," ujar Avarezi.
Espoirs dan Avarezi merupakan dua dari 33 karateka Prancis yang ambil bagian di Kejuaraan Dunia Karate WKF Junior, Kadet, dan U21, 2015.
Gelar Doa Bersama
Espoirs tampil di junior kumite -55kg putri dan Avazeri turun di nomor kumite junior +59kg putri. Sedangkan satu rekannya lagi, yakni, Gwendoline Phillipe merupakan karateka yang turun di nomor junior kumite -59kg putri dan berhasil merebut emas.
"Meski kaget, tapi teror Paris tidak terlalu mengganggu mental para atlet. Kami tetap fokus untuk pertandingan agar bisa meraih prestasi yang membanggakan bagi negara," kata Espoirs.
"Malam ini rencananya kami akan berkumpul di hotel untuk melakukan doa bersama. Kami memohon agar situasi segera pulih lagi," bebernya.
Menurut ketiga karateka ini, tidak ada perubahan signifikan dalam pengamanan selama di Indonesia. Proses penjagaan terhadap tim tetap berjalan normal seperti biasa. Namun mereka kini masih bertanya-tanya mengenai kepulangan ke Prancis.
"Kami juga belum tahu mengenai kepulangan setelah kejuarani ini. Karena yang kami tahu bandara juga tengah diisolasi," kata Espoirs.
Prancis dihantam serangkaian teror pada Jumat malam, 13 November 2015. Ledakan bom dan penembakan yang melanda sejumlah titik di kota Paris telah menelan lebih dari 100 korban jiwa.
Teror ini membuat pemerintah memberlakukan status darurat di Prancis. Kawasan perbatasan pun terpaksa menerapkan sistem buka- tutup. (Rco/Rjp)
Advertisement