Sukses

Takut Teror Paris, 60 Suporter Jerman Pilih Tidur Stadion

Alhasil, ruang ganti dipenuhi makanan dan minuman.

Liputan6.com, Paris - 60 suporter Timnas Jerman memilih untuk tetap tinggal dan tidur di dalam ruang ganti Stade de France, Paris, pasca teror yang melanda Kota Paris, Jumat (14/11/2015). Mereka merasa ketakutan dengan teror bom, yang juga sempat mengganggu laga persahabatan antara Prancis melawan Jerman.

Pilihan untuk tetap tinggal di dalam stadion diambil oleh puluhan suporter Jerman karena khawatir ada bom susulan yang akan membahayakan keselamatan mereka. Ketakutan beberapa suporter Jerman memang dapat dimaklumi, pasalnya mereka pasti merasa trauma dengan ledakan bom yang terjadi di sekitar Stade de France.

Baca Juga

  • Wajah Lucu Ronaldo Ketika Luluran
  • Benzema Bermasalah, Madrid Kejar Lewandowski
  • Bom Stadion Paris Bukan Pertama, Ini Daftar 5 Teror di Sepak Bola

Seperti dilansir 101 Great Goals, dampak mereka memilih untuk tinggal di dalam ruang ganti Stade de France adalah ruang ganti yang kotor. Banyak sampah bekas minuman mineral dan makanan yang ditinggalkan oleh mereka di ruang ganti Stade de France, Paris. 

Sebuah bom meledak di luar Stadion Stade de France saat pertandingan sedang berjalan. Akibat ledakan ini sekitar 200 orang menjadi korban. Ini membuat posisi Prancis untuk menjadi tuan rumah Euro 2016 terancam dicabut. 

Total enam insiden terorisme terjadi di sepanjang Paris. Selain serangan di stadiun, di tempat konser, penembakan juga terjadi di dalam restoran di Rue Bichat dan menewaskan 11 orang. Galeri Louvre juga menjadi sasaran tembak dan bom, bersama dengan Pompidou Centre dan pusat perbelanjaan Les Halles.

Korban meninggal dunia saat ini dilaporkan sebanyak 153 orang akibat teror Paris. Sementara korban luka akibat teror Paris tidak kurang dari 200 orang.

Teror dalam dunia sepak bola bukan kali ini terjadi, tercatat sudah ada beberapa kali yang sudah terjadi, seperti saat Ukraina menjadi tuan rumah Euro 2012. Saat itu sebuah bom meledak Stasiun Dnipropetrovsk, sebulan sebelum Euro 2012 dimulai. (Win/Rco) 

Video Terkini