Liputan6.com, Jakarta - Performa Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tengah menurun. Di Denmark Open Super Series Premier 2015, Juara Dunia 2013 dan 2015 tersebut disingkirkan ganda putra Tiongkok, Liu Cheng/Lu Kai, di babak kedua. Padahal, peringkat Liu/Lu jauh di bawah Hendra/Ahsan yang menempati posisi rangking dua dunia.
Hal serupa terjadi di China Open Super Series Premier 2015, pekan silam. Kali ini, giliran pasangan non unggulan asal Tiongkok, Zhang Wen/Wang Yilv yang mengkandaskan Hendra/Ahsan di babak kedua.
Baca Juga
- Bocoran dari Sekjen PSSI: Bepe Masuk Skuat Komite Ad Hoc
- Hormati Korban Teror Paris, PSG Siapkan Jersey Khusus
- 8 Pemain Madrid Ini Pernah Bobol Gawang Barca di El Clasico
Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky mengambil langkah awal berdiskusi dengan Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI Herry Iman Pierngadi. “Berdasarkan hasil pembicaraan saya dan Herry, sebetulnya tidak ada masalah dengan permainan Hendra/Ahsan. Cuma Ahsan memang cenderung jenuh, inilah yang mau saya cari jalan keluarnya," ujar Rexy seperti dilansir Badminton Indonesia, Kamis (19/11/2015).
"Kami akan membantu Hendra/Ahsan untuk memperkuat kepercayaan diri mereka, termasuk dengan mengadakan program tambahan yang membantu mereka mengatasi tekanan dan perubahan dari lawan," Rexy menambahkan.
Advertisement
Performa Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga Menurun
Hal serupa terjadi pada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Juara Dunia 2013 dan peraih gelar All England 2012, 2013, serta 2014 ini belum bisa menyamai prestasi tahun lalu di ajang French Open Super Series, dimana kala itu menjadi juara. Tahun ini, langkah ganda campuran terbaik Indonesia itu terhenti di babak pertama setelah dikalahkan pasangan Jepang, Keigo Sonoda/Naoko Fukuman.
Tontowi/Liliyana harus menerima kenyataan pahit saat kembali terhenti pada babak pertama China Open Super Series Premier 2015, pekan lalu. Pasangan yang akrab disapa Owi/Butet ini menyerah dari wakil Jerman, Michael Fuchs/Birgit Michels.
"Tontowi/Liliyana memang pasangan andalan, namun mereka bukan robot yang bisa menang terus. Mendekati Plimpiade, jadwal pertandingan memang padat karena semua mau mengumpulkan poin, rasa jenuh pada Tontowi/Liliyana itu tentu ada," ucap Kasubid Pelatnas PBSI Ricky Soebagdja,
"Solusinya yang pertama adalah mengatur jadwal latihan dan pengiriman ke pertandingan. Kami harus mendapat komitmen dari atlet, kalau mereka siap akan berangkat, kalau tidak ya tidak berangkat, walau risikonya penalti untuk turnamen kelas premier."
Advertisement
Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana Diyakini Bisa Lewati Masa Sulit
Meski prestasi Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana tengah menurun, Ricky maupun Rexy percaya para pemain andalannya tersebut mampu melewati masa-masa sulit dan kembali ke top performance. Soal Hendra dan Liliyana yang sudah tidak muda lagi, Rexy mengatakan hal ini bukanlah suatu masalah.
"Saya rasa dengan sistem reli poin seperti ini, soal usia tidak banyak pengaruhnya. Lihat saja Lee Chong Wei dan Lin Dan yang sudah tidak muda tapi mampu bersaing dengan pemain muda. Mereka bermain di nomor tunggal pula,” tutur Rexy.
"Saya masih optimistis dan saya lihat mereka masih punya peluang. Yang harus kita lakukan adalah membuat mereka tetap fresh. Akan kami usahakan dalam waktu dua bulan sudah bisa terlihat hasil pembenahannya."
Ricky mengatakan, hal yang paling penting adalah mengamankan posisi kedua pasangan ini di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, termasuk mendapat posisi terbaik saat penentuan daftar unggulan. (Bog/Rco)