Liputan6.com, London - Manajer Arsenal, Arsener Wenger, ternyata nyaris menjadi korban teror Paris yang terjadi pada Jumat pekan lalu. Beruntung, Wenger berada di tempat yang tepat sehingga tidak menjadi korban para teroris tersebut.
Pelatih asal Prancis ini mengaku berada tidak jauh dari lokasi terjadinya teror Paris. Saat kejadian, setidaknya para teroris menyerang enam titik keramaian Kota Paris.Â
Baca Juga
- Honda Masih Kesal Ada Tuduhan Marquez Bantu Lorenzo Juara
- Rekrutan Gagal, Barcelona Kekurangan Pencari Bakat
- Termakan Omongan, Iwan Setiawan Mundur dari PBFC
Serangan para teroris itu berupa peledakan bom serta penembakan secara membabi buta kepada warga sipil. Tidak kurang dari 129 orang tewas akibat serangan teroris di Kota Paris tersebut.
Teror Paris membuat sebagian masyarakat Eropa cukup trauma, syok, dan sedih. Tidak terkecuali Wenger yang mengaku terpukul dengan peristiwa berdarah yang kabarnya didalangi oleh ISIS tersebut.
"Cara kami (melupakan tragedi ini) adalah dengan melanjutkan hidup dan merespons situasi itu lewat cara positif. Anda tak bisa begitu saja menghentikan semua kegiatan. Anda mesti percaya para politisi membuat keputusan yang tepat. Prancis adalah komunitas yang toleran," jelas Wenger, seperti dilansir Sport Mole.
Pelatih berusia 66 tahun ini juga berterima kasih kepada warga Inggris yang memperlihatkan solidaritas atas kejadian mengerikan di Paris. Wenger berharap peristiwa yang sama tidak akan terulang di belahan dunia manapun.
"Peristiwa tersebut merupakan pukulan berat untuk negara kami. Saya berada tidak jauh dari teror itu. Mengetahui warga negara Anda ternyata membenci Anda adalah sebuah pukulan besar," ungkapnya. (Win/Rco)