Sukses

Momen Menegangkan RD Bersama TNI AL: Amankan Rusuh Mei 1998

Pangkat terakhir ahli susun formasi berusia 48 tahun itu adalah Mayor (L).

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan telah memutuskan pensiun dini dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Pangkat terakhir pria berusia 48 tahun itu adalah Mayor (L).

RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, bergabung dengan TNI AL sejak tahun 1990 hingga 1 November 2015. Dia mengenyam pendidikan militer pertamanya di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

Meski sudah menjadi TNI AL, RD juga berkiprah sebagai pelatih. Rangkap pekerjaan membuatnya sulit membagi waktu. Dia harus mementingkan tugas militer daripada membagi waktu untuk keluarga atau timnya. 

Setelah pensiun dini dari dinas militer, ada satu pengalaman tugas yang diingat RD hingga sekarang. Salah satu tugas yang menegangkan adalah, dia harus mengamankan Jakarta ketika dilanda kerusuhan Mei 1998.

Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amuk massa, terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta.

Baca Juga

  • Selain Rossi, Berikut Daftar 7 Pembalap Tersukses di MotoGP
  • RD Nyaris Boyong Striker Top Indonesia ke Malaysia
  • Pemain Keturunan Indonesia Dikira Teroris di Hotel Belgia

"Pengalaman menarik buat saya bersama TNI AL terjadi tahun 1998. Ketika itu, saya sedang melatih Persikota Tangerang dan melakukan persiapan ke Yogyakarta. Saat sudah sampai di Yogyakarta, saya mendapat telepon dari kesatuan untuk kembali karena Jakarta siaga satu," ucap RD kepada Liputan6.com.

"Terjadi kerusuhan Mei dan banyak kejadian yang terus berkaitan dengan insiden itu. Situasi di Jakarta saat itu sedang dalam tanda tanya. Itu kenangan yang berada dalam atmosfer cukup menegangkan. Karena tugas saya sangat menikmatinya," dia menegaskan.

Selain bertugas menjaga keamanan di tahun 1998, RD juga sering menjaga laut dari warga negara asing yang ingin mencuri ikan di perairan Indonesia.

"Saya pernah disuruh menjaga laut dari para pencuri ikan. Ketika itu, kondisi sangat aman dan tidak ada yang berani mencuri ikan di perairan Indonesia," pria kelahiran Metro Lampung itu memungkasi. (Def/Rjp)