Liputan6.com, Sidoarjo - PS TNI bakal berusaha menjaga kehormatan Tentara kontra Persela Lamongan dalam duel di babak penyisihan grup C Piala Jendral Sudirman 2015. Stadion Gelora Delta Sidorajo, Selasa (24/11/2015) bakal menjadi saksi bisu pertempuran ini.
Datang dengan status tim amatir, "Tim Loreng" tampil eksplosif. Tim besutan Suharto AD ini sudah memetik dua kemenangan. Tambahan tiga poin alias satu kemenangan bakal mengantarkan PS TNI lolos ke babak selanjutnya.
Kini Manahati Lestusen dan kawan-kawan bercokol di peringkat pertama klasemen grup C mengantongi 5 poin. Kiprah PS TNI yang dihuni pemain berlabel timnas memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Manahati Lestusen, kiper Ravi Murdianto, Ahmad Nufiandani merupakan sederet bintang timnas yang direkrut menjadi anggota TNI dan kini memperkuat PS TNI.
Advertisement
Pada pertandingan pertama, PS TNI mempermalukan Surabaya United dengan skor tipis 1-0. Kemenangan ini membuat nama PS TNI langsung meroket. Terlebih, PS TNI merayakan gol dengan cara yang tergolong unik. Yaitu apel ala tentara dipimpin sang pencetak gol, Legimin Raharjo.
Tren positif kembali diteruskan tim besutan Soeharto AD ini. Di pertandingan kedua kontra Pusamania Borneo FC, PS TNI mampu menang lewat adu penalti 6-5 setelah di waktu normal bermain imbang 2-2.
Pertahankan Taktik Perang
Pelatih PS TNI, Suharto AD pun mengirim isyarat tidak bakal mengubah taktik "perang". PS TNI bakal tampil dengan strategi yang sama seperti dua pertandingan sebelumnya. "Kami akan tetap menampilkan karakter bermain PS TNI," kata Suharto setelah memimpin latihan timnya di Lapangan Batalion,Arhanud, Sidoardjo.
PS TNI bakal menerapkan permainan cepat dengan pressing ketat. Sang pelatih sadar, kolektivitas permainan menjadi senjata andalan Persela Lamongan. Fokus yang ditekankan pada Manahati Lestusen adalah, meredam gempuran Choirul Huda dan kawan-kawan.
"Persela memiliki kolektivitas bagus. Terlebih, mereka sudah berpengalaman di pentas ISL. Jadi, mereka harus diwaspadai."
Menghadapi Persela, Suharto juga mempertahankan karakter TNI. "PS TNI punya karakter sendiri, yaitu semangat juang dan mobilitas tinggi, cepat dan ngotot, tapi tidak brutal. Ini namanya disiplin dalam TNI," kata pelatih berkepala plontos ini.
Advertisement
Persela Si Kuda Hitam
Kendati di atas angin, PS TNI perlu berhati-hati. Pasalnya, Persela memiliki jam terbang lebih tinggi di kompetisi sesungguhnya. Di kancah ISL, Persela mampu merepotkan tim raksasa.Â
Pada perhelatan Piala Presiden beberapa waktu lalu, Persela memaksa Arema bermain imbang 1-1. Kendati memiliki skuat yang terhitung rata-rata, tapi Laskar Joko Tingkir, julukan Persela, mampu meramaikan papan atas klasemen ISL. Musim 2011-12 menjadi periode terbaik tim yang identik dengan warna biru ini.
Persela mengakhiri musim tersebut di peringkat 4. Mendiang Miroslav Janu ketika itu  duduk di kursi pelatih. Sepeninggal Janu, Persela sering bergonta-ganti pelatih. Tapi tampaknya, hal itu tidak berpengaruh besar bagi kekuatan tim yang bermarkas di Stadion Surajaya ini.
Kendati kerap mengalami pasang surut, Persela tidak bisa dipandang sebelah mata. Terbukti, di ISL musim 2014 lalu, Persela tampil cukup meyakinkan menyusul sukses melaju hingga babak 8 besar. Sepak terjang Persela menjadi bukti, mereka bisa diperhitungkan.Â
Sayang, inkonsistensi menjangkiti Choirul Huda dan kawan-kawan. Pada perhelatan Piala Presiden beberapa waktu lalu, Persela gagal melanjutkan langkah ke fase knock-out.
Di perhelatan Piala Jendral Sudirman, Persela bertekad menjadi kuda hitam yang merepotkan tim besar. Tapi tampaknya, hal itu belum sejalan dengan hasil di atas lapangan.
Dalam dua pertandingan fase grup, Persela menelan dua kali kekalahan. Pertama, ketika tumbang 2-3 dari Persib Bandung dan terakhir, mereka harus mengakui keunggulan Pusamania Borneo FC dengan skor tipis 0-1.
Joko Tingkir Rotasi Pemain
Kemenangan menjadi harga mati bagi Persela bila ingin melanjutkan napas di Piala Jendral Sudirman. Dua kali menelan kekalahan membaut Persela berada dalam posisi terjepit. Persela kini menempati urutan terbuncit di klasemen grup C tanpa poin.
Melawan PS TNI, Didik menginstruksikan tim tampil berani. "Mereka harus berani mengusai dan memainkan bola," katanya.
Dalam dua pertandingan kontra Persib dan PBFC, penyerang Persela, Emile Mbamba dan Dendi Sulistiawan kesulitan berkembang karena aliran bola dari lini tengah macet. Minimnya koordinasi dinilai punya andil penting bagi terciptanya masalah tersebut.Â
Rotasi pemain menjadi strategi Didik untuk mengatasi kendala tersebut. "Mungkin, ada tapi tidak sebesar pertandingan sebelumnya," dia menambahkan. (Rjp/Rco)
Advertisement