Liputan6.com, Jakarta Fathur Gustafian berhasil meraih perak pertamanya di ajang Internasional setelah tampil dalam nomor 10m air rifle men junior SEASA Shooting Championship 2015. Akan tetapi awal mulanya Fathur bukanlah sosok yang menyukai olahraga menembak.
Sama seperti remaja kebanyakan, pria 17 tahun ini tergiur dengan aktivitas hiburan seperti bermain game internet. Namun sang ayah yang juga anggota TNI AD, Serma Dwi Purwoko, ingin sang anak dapat menyalurkan bakatnya di bidang lain.
"Awalnya dari ayah. Dulu saya coba renang, main bola, tapi tidak bisa, akhirnya ayah menyuruh untuk latihan menembak," cerita Fathur di Lapangan Tembak, Senayan (24/11).
Baca Juga
- Diusir Wasit dari Lapangan, Pemain Ini Malah Jadi Pahlawan
- Tiga Kambing Hitam Kekalahan Madrid di El Clasico
Meski tumbuh di lingkungan keluarga militer, Fathur awalnya kesulitan berlatih menembak. Beruntung ketegasan sang ayah membuatnya piawai memegang senapan saat ini.
"Latihan awalnya salah-salah. Saya sampai nangis kalau dilatih ayah. Kalau salah nembak saya harus mengulanginya terus sampai bisa, barulah dimaafkan ayah. Tapi kini bersyukur semua itu ada hasilnya," ungkapnya sambil tersenyum.
Fathur yang saat ini masih mengecap pendidikan di salah satu sekolah menengah atas di Cibinong mengaku ingin fokus pada sekolahnya. Ia tidak ingin meninggalkan sekolah demi latihan.
Pesan sang ayah yang selalu ia ingat adalah "Senjata bukan untuk menjaga diri. Kita sebagai pemegang senjata harus menggunakan senjata dengan benar," jelasnya. (Rco/Win)
Advertisement