Liputan6.com, Paris - Teror berdarah yang melanda sejumlah tempat di kota Paris tidak membuat Prancis menunda penyelenggaraan Piala Eropa 2016. Sebaliknya, pemerinta Prancis tetap ngotot menggelar pesta akbar sepak bola Benua Biru itu sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan sebelukmnya.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, juga berjanji tidak akan menutup fan zone selama turnamen berlangsung. Penjagaan akan diperketat demi melindungi para fan yang hadir.
"Dimensi populer dari kompetisi ini tidak seharusnya dihukum akibat situasi yang terjadi saat ini," kata Cazeneuve seperti dilansir Mirror.co.uk, Selasa (24/11/2015).
Sikap ini juga mendapat dukungan dari Menteri Olahraga Prancis, Patrick Kanner. Menurutnya, upaya untuk mempertahankan lokasi fan zone bakal menunjukkan bahwa semua masih terkendali.
Advertisement
Piala Eropa 2016 akan digelar mulai 10 Juni hingga 10 Juli mendatang. Fan Zone berkapasitas 120 ribu penonton akan ditempatkan di kawasan Champs de Mars yang berada di bawah menara Eiffel.
Aksi teror menghantam sejumlah titik di Paris pada 13 November 2015. Sebanyak 130 orang tewas dan lebih dari 250 lainnya terluka akibat penembakan dan ledakan bom bunuh diri.
Salah satunya bahkan menghantam Stade de France saat timnas Prancis beruji coba melawan Jerman. Sejak teror tersebut, pemerintah Prancis memberlakukan keadaan darurat di negaranya. Penjagaan pun di perketat di sejumlah kawasan, termasuk perbatasan dan bandara internasional. (Rco/Tho)