Liputan6.com, Jakarta Duel papan atas pantas disematkan pada pertandingan Leicester vs Manchester United (MU). Kejutan besar ditorehkan Leicester City yang kini mengganggu tim papan atas Premier League.Â
The Foxes, julukan Leicester, kini memuncaki klasemen Premier League dengan mengemas 28 poin, atau terpaut satu poin dari MU di posisi kedua. Leicester benar-benar tampil prima musim ini. Tim asuhan Claudio Ranieri ini mampu membuat barisan pertahanan lawan ketar-ketir.
Terbukti, dari 13 pertandingan yang telah dilakoni, Leicester baru sekali menelan kekalahan. Sejauh ini, baru dua tim yang baru sekali menelan kekalahan, yaitu Leicester dan Tottenham Hotspur. Bahkan, MU sendiri telah menelan dua kekalahan.
Advertisement
Dilansir dari situs resmi Premier League, permainan efektif menjadi kunci sukses Leicester menembus papan atas klasemen. Setelah mendapat bola, mereka langsung menyerang. Leicester cukup unggul memperagakan skema ini. Lebih dari 37% passing The Foxes berada di jantung pertahanan lawan.
Permainan cepat Leicester ditunjang dengan kecepatan Jamie Vardy. Pemain asal Inggris ini bertugas mengintai di antara pemain bertahan lawan. Khusus Vardy rekor baru menantinya ketika melawan MU. Bila mampu mencetak gol pada pertandingan di King Power Stadium, Sabtu (28/11/2015) akhir pekan ini, eks-pemain Halifax Town ini bakal mematahkan  rekor gol striker MU, Ruud Van Nistelrooy yang mencetak gol di 10 laga beruntun.
Pelatih Leicester, Claudio Ranieri berani memastikan kalau Vardy bakal bermain sebagai starter. Sebelumnya, Vardy diprediksi tidak bisa tampil setelah ditarik di laga kontra Newcastle United pekan lalu."Dia fit, sudah pasti," kata pelatih asal Italia itu. "Kami menangani dengan cara berbeda."
Torehan gol Vardy cukup fantastis musim ini. Dari 13 pertandingan, Vardy sudah mencetak 13 gol. Praktis, pemain 28 tahun ini sementara memimpin klasemen topscorer Premier League. Berkat torehan 13 gol itu, kini dia sudah menyamai rekor gol terbanyak pemain Leicester dalam satu musim atas nama Tony Cotte musim 1999-00.
MU Masih Superior
Leicester sedang berada dalam kepercayaan diri tinggi, namun MU masih superior atas Leicester. The Red Devils mampu memetik 10 kemenangan dan 11 pertemuan terakhir kontra Leicester dan sekali kalah. Satu-satunya kekalahan MU terjadi musim lalu di King Power dengan skor 3-5. Tentu catatan ini mesti diantisipasi oleh Leicester.
Kekalahan ini tentu masih membekas di benak manajer MU, Louis Van Gaal. Betapa tidak, ketika itu MU sudah memimpin 3-1. Namun, Leicester berbalik unggul dan menang 5-3. Van Gaal pun berani memprediksi, kalau Leicester punya modal keluar sebagai kampiun Premier League musim ini.
"Tipikal Leicester bisa bersaing dengan mengandalkan organisasi permainan yang solid. Tapi mereka baru menemui kesulitan di akhir kompetisi. Premier League sangat istimewa karena gap kualitas antartim tidak jauh."
Soal ancaman Vardy, Van Gaal tidak menutup mata. Dia masih mengingat betul, Vardy memprovokasi wasit untuk memberi Leicester penalti ketika MU kalah 3-5. Tapi Van Gaal berusaha tenang karena MU juga memiliki barisan pertahanan yang mampu meredam gempuran Vardy dan kawan-kawan.
"Memang, sejak musim lalu, dia menyulitkan kami. Dia sangat provokatif di kotak penalti. Dia seperti Dennis Bergkamp. Tapi pertahanan kami masih terbaik di liga sejauh ini."
Melihat klasemen, MU masih unggul soal pertahanan. Hingga 13 partai yang telah dilakoni, MU baru kebobolan 9 gol. Jumlah itu paling sedikit di antara 19 kontestan Premier League lainnya. (Rjp/Def)
Advertisement