Liputan6.com, Portsmouth: Sulaiman Al Fahim, saudagar asal Uni Emirat Arab (UEA), akhirnya mengakuisisi Portsmouth. Pengumuman ini dikeluarkan setelah Premier League—otoritas premiership—memberi lampu hijau buat Al Fahim untuk menyelesaikan takeover senilai 60 juta pound atau lebih dari satu triliun rupiah.
“Premier League menginformasikan bahwa Tuan Al Fahim telah menyelesaikan segala dokumentasi yang diperlukan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan tidak ada alasan buat membatalkan proposal takeover dari Tuan Al Fahim. Premier League selanjutnya hanya akan memantau kondisi klub dari luar,” demikian pernyataan resmi Premier League.
Al Fahim sekaligus menjadi chairman baru di Portsmouth seusai Premier League menyatakan bahwa pengusaha berusia 32 tahun tersebut lolos tes fit-and-proper-person. Pompey sebelumnya mengkonfirmasi bahwa owner Alexander Gaydamak mencapai kesepakatan secara prinsip untuk menjual saham mayoritas klub ke Al Fahim Asia Associates (AAA), konsorsium yang jadi wahana Al Fahim.
“Saya sangat menantikan kerjasama dengan manajemen dan suporter klub untuk mengembangkan Portsmouth FC dan membawa kesuksesan untuk klub ini,” kata Al Fahim seperti dikutip Daily Mail. “Saya ingin menjaga dan membangun klub yang memiliki sejarah panjang ini.”
Peter Storrie tetap dipertahankan sebagai Chief Executive Klub. “Keberhasilan takeover ini mengantar kestabilan buat klub dan kabar yang menggembirakan buat fans Portsmouth,” tutur Storrie. “Saya punya keyakinan bersama dengan chairman baru kami akan mampu membawa klub ini lebih sukses lagi.”
Kabar ini tepat datang saat Standard Bank, bank yang berbasis di Afrika Selatan, siap memanggil pengurus klub untuk membayar tunggakan sebesar 30 juta pound. Petinggi Standard Bank diyakini sudah menemui pihak AAA untuk membahas permasalahan tersebut. Al Fahim sedianya tidak ingin namanya tercantum dalam takeover Portsmouth, namun aturan yang berlaku mengharuskan setiap individu pemilik lebih dari 10 persen saham dalam sebuah konsorsium investor wajib mencantumkan nama dan mesti lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan.
“Premier League menginformasikan bahwa Tuan Al Fahim telah menyelesaikan segala dokumentasi yang diperlukan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan tidak ada alasan buat membatalkan proposal takeover dari Tuan Al Fahim. Premier League selanjutnya hanya akan memantau kondisi klub dari luar,” demikian pernyataan resmi Premier League.
Al Fahim sekaligus menjadi chairman baru di Portsmouth seusai Premier League menyatakan bahwa pengusaha berusia 32 tahun tersebut lolos tes fit-and-proper-person. Pompey sebelumnya mengkonfirmasi bahwa owner Alexander Gaydamak mencapai kesepakatan secara prinsip untuk menjual saham mayoritas klub ke Al Fahim Asia Associates (AAA), konsorsium yang jadi wahana Al Fahim.
“Saya sangat menantikan kerjasama dengan manajemen dan suporter klub untuk mengembangkan Portsmouth FC dan membawa kesuksesan untuk klub ini,” kata Al Fahim seperti dikutip Daily Mail. “Saya ingin menjaga dan membangun klub yang memiliki sejarah panjang ini.”
Peter Storrie tetap dipertahankan sebagai Chief Executive Klub. “Keberhasilan takeover ini mengantar kestabilan buat klub dan kabar yang menggembirakan buat fans Portsmouth,” tutur Storrie. “Saya punya keyakinan bersama dengan chairman baru kami akan mampu membawa klub ini lebih sukses lagi.”
Kabar ini tepat datang saat Standard Bank, bank yang berbasis di Afrika Selatan, siap memanggil pengurus klub untuk membayar tunggakan sebesar 30 juta pound. Petinggi Standard Bank diyakini sudah menemui pihak AAA untuk membahas permasalahan tersebut. Al Fahim sedianya tidak ingin namanya tercantum dalam takeover Portsmouth, namun aturan yang berlaku mengharuskan setiap individu pemilik lebih dari 10 persen saham dalam sebuah konsorsium investor wajib mencantumkan nama dan mesti lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan.