Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menempati posisi kedua di klasemen akhir ASEAN Para Games (APG) 2015 yang berlangsung di Singapura pada 3 - 9 Desember 2015. Indonesia meraih 81 medali emas, 74 perak, dan 63 perunggu.
Meski menjadi runner up, target kontingen Indonesia di ASEAN Para Games tidak tercapai. Sebenarnya di ajang ini, Indonesia diwajibkan menjadi juara umum dengan mengoleksi 103 emas, 62 perak, dan 73 perunggu.
"Kami ingin menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena tidak bisa mencapai target yang sudah direalisasikan," ucap CDM Kontingen APG 2015 Faisal Abdullah di Kantor Kemenpora, Rabu (16/12/2015).
Baca Juga
- Bintang Liverpool Gebet Model Majalah Playboy
- Ini Senjata Pamungkas MU untuk Pulangkan Ronaldo
- Pemain Barcelona Jadi Rekrutan Pertama Klopp di Liverpool?
Dia menyebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gagalnya Indonesia menjadi juara umum. Salah satunya adalah salah paham mengenai aturan yang ditetapkan di ASEAN Para Games 2015.
"Ketika di Myanmar, aturan yang digunakan adalah ASEAN Paralympic Committe (APC). Sementara di Singapura menggunakan standar clasifier yang diterapkan oleh International Paralympic Committe (IPC)," jelas Faisal.
Hal itu mengakibatkan, 10 atlet renang tunagrahita Indonesia tidak bisa ikut bersaing karena tak memiliki surat dokter dalam 3 tahun terakhir mengenai tunagrahita. "Manual book baru dibagikan setelah sampai di sana," Faisal berdalih.
Selain hal tersebut, faktor lain yang menyebabkan Indonesia gagal menjadi juara umum, yakni tidak mengikuti semua cabang olahraga yang diperlombakan. Dari 15, Indonesia hanya mengikuti 11 cabang olahraga.
Jumlah atlet Kontingen Indonesia dengan Thailand yang menjadi juara umum juga kalah. Indonesia mengirimkan 190 atlet, sedangkan Thailand diperkuat 263 atlet.
"Kami juga kalah dari Thailand karena suporter. Mereka mendatangkan suporter langsung dari Bangkok dengan pakaian trandisionalnya. Gemuruh dan tabuhan gendang suporter mereka atlet Thailand semakin bersemangat," dia menutup. (*)