Sukses

‘Deja Blues' Hiddink dan Chelsea

Hiddink pernah menjadi penyelamat Chelsea pada 2009.

Liputan6.com, London - Mungkinkah Guus Hiddink sang penyelamat yang diharapkan Chelsea itu? Pelatih asal Belanda itu baru saja dikontrak "The Blues" hingga akhir musim, menggantikan Jose Mourinho, yang dipecat Kamis (17/12/2015).

Hiddink tentu diharapkan bisa kembali mengangkat performa Chelsea, yang amburadul di bawah Mourinho, musim ini. Hingga pekan ke-16, Chelsea terpuruk di papan klasemen. Dengan 15 poin, mereka hanya berselisih satu poin dari zona degradasi. Ini catatan terburuk di awal musim mereka, sejak 1978.

Baca Juga

  • Tekuk Everton, Leicester Tancap Gas Puncaki Klasemen
  • Di Balik Aksi Gemilang Kiper PBFC Tepis 2 Penalti
  • 6 Pemain yang Berpeluang Gabung MU

Bagi Hiddink dan Chelsea, ini seperti deja vu, keduanya kembali bekerja sama. Pasalnya, pada tahun 2009, pelatih berusia 69 tahun itu  juga pernah dipercaya menangani "The Blues" usai pemecatan Luiz Felipe Scolari.

Situasinya pun sama. Ketika itu, Chelsea juga tengah terpuruk. Namun, Hiddink datang bak tukang sulap. Di akhir musim, dia mampu membawa Chelsea menduduki posisi ketiga klasemen. "The Blues" juga sukses memenangkan Piala FA dan menembus semifinal Liga Champions.

"Saya sangat antusias bisa kembali ke Stamford Bridge, (markas Chelsea). Chelsea adalah salah satu klub terbaik di dunia," ujar Hiddink dalam pernyataannya. "Saya yakin, kami bisa bangkit."

Hebat, belum juga Hiddink turun ke lapangan, Chelsea sudah mampu bangkit. Sabtu (19/12/2015), Chelsea sukses menekuk Sunderland 3-1, dengan Hiddink duduk di bangku tribune penonton, VIP box.

Ya, Hiddink menyaksikan laga itu bersama mantan bintang "The Blues", Didier Drogba dan Roman Abramovich, sang pemilik. Sementara di lapangan, Branislav Ivanovic dan kawan-kawan didampingi asisten pelatih Steve Holland.



Mampukah?

Hanya, pertanyaannya, mampukah Hiddink mengulangi prestasi bagusnya bersama Chelsea. Faktanya, sejak meninggalkan "The Blues", di akhir musim 2008/09, Hiddink tak mampu berbuat banyak dengan tim-tim yang dilatihnya kemudian.

Bersama Turki, dia gagal lolos ke putaran final Piala Eropa 2012. Begitu juga saat melatih klub kaya Rusia, Anzhi Makhachkala. Tak satu gelar pun dia menangkan.

Terakhir, Hiddink dipercaya melatih timnas Belanda, yang juga pernah ditanganinya pada 1994-1998. Namun, kinerjanya pun mengecewakan. Setelah lima laga, Hiddink pun mundur dan digantikan asistennya, Danny Blind. Belanda sendiri akhirnya gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2016.

Kekecewaan Suporter



Hal lain yang juga harus dihadapi Hiddink adalah kekecewaan suporter atas pemecatan Mourinho. Banyak dari suporter yang merasa, tindakan klub memecat Mourinho adalah tindakan yang tidak tepat, dan hanya akan membuat Chelsea lebih terpuruk.

Bahkan, di laga lawan Sunderland, ada beberapa kelompok fan menggelar protes dengan mengusung banner dan spanduk berisi dukungan kepada Mourinho. Mereka juga menyoraki beberapa pemain Chelsea yang dianggap berseberangan dengan Mourinho, seperti Cesc Fabregas dan Diego Costa.