Sukses

Sanksi FIFA Buat Indonesia Kehilangan Suara di Ballon d'Or 2015

Pertama kali, Indonesia tidak bisa memberikan suara sejak penghargaan individual ini digulirkan pada 2009.

Liputan6.com, Jakarta - Sanksi FIFA membuat Indonesia harus absen dalam pemilihan pemain terbaik dunia FIFA Ballon d'Or 2015. Indonesia kehilangan hak suara setelah dihukum FIFA, Mei 2015 lalu.

Menurut Sekretaris Jendral PSSI, Azwan Karim, Indonesia tidak mendapat keterangan tertulis dari badan sepak bola dunia untuk berpartisipasi menentukan pemain terbaik sejagat edisi 2015. Pertama kali, Indonesia tidak bisa memberikan suara sejak penghargaan individual ini digulirkan pada 2009.

Baca Juga

"Kami sudah tidak bisa ikut pemungutan suara Ballon d'Or. Sejak pemilihan 23 kandidat hingga tiga pemain tersisa, PSSI sudah tidak dikasih tahu," ucap Azwan kepada Liputan6.com di Kantor PSSI, Jumat (8/1/2016).

Dia menjelaskan, FIFA tidak membeberkan alasan Indonesia tidak mendapatkan suara. "Itu sudah termasuk dari hukuman yang diterima. Jadi itulah alasan Indonesia tidak ikut memilih pemain terbaik dunia FIFA Ballon d'Or," tambahnya.

Azwan juga menjelaskan, sanksi FIFA ini juga memupuskan jurnalis Indonesia untuk terlibat dalam voting Ballon d'Or 2015. Sejak tahun 2010, jurnalis Tempo, Nurdin Saleh ikut berpartisipasi dalam pemilihan."Sepertinya dia juga tidak ikut. Sampai sekarang tidak ada komunikasi dari FIFA terkait Ballon d'Or," ucap Azwan.

Namun ketika dihubungi terpisah oleh Liputan6.com, Nurdin Saleh telah memberikan suara pemain terbaik dunia pada November 2015. "Saya memilih pemain terbaik dunia pada November melalui email. Untuk pemain yang dipilih, saya belum boleh mempublikasikannya." 

Ada tiga finalis Ballon d'Or 2015, yakni Lionel Messi, Cristiano Ronaldo dan Neymar. Pengumuman pemenang bakal dilangsungkan di Zurich, 11 Januari mendatang.

Penghargaan pemain terbaik dunia ini dipilih oleh pelatih Timnas dan kapten Timnas masing-masing anggota FIFA. Mantan pelatih Timnas, Jacksen F Tiago dan Boaz Solossa pernah memberikan suara untuk menentukan pemain terbaik dunia.