Sukses

Indonesia Masih Bersuara di FIFA Ballon d'Or 2015

Ini kali kelima secara beruntun Nurdin memberikan suara dari kalangan media untuk ikut memilih pemenang FIFA Ballon d'Or.

Liputan6.com, Jakarta - Meski Indonesia kehilangan suara dalam voting pemain terbaik dunia alias Ballon d'Or 2015, jurnalis Indonesia Nurdin Saleh ternyata masih punya suara untuk menentukan pemain terbaik dunia 2015. Ini kali kelima secara beruntun Nurdin memberikan suara dari kalangan media untuk ikut memilih pemenang Ballon d'Or.

Bagaimana Nurdin bisa menjadi jurnalis Indonesia yang ikut berpartisipasi di Ballon d'Or sejak 2010? Kisah ini dimulai ketika dia ditugaskan meliput Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Ketika itu, dia bertemu dengan wartawan Jepang yang menjadi bagian dari Asosiasi Pers Prancis untuk memilih Ballon d'Or yang mulai bergulir pada 2009. Seperti diketahui, majalah France Football yang menggagas ide pemain terbaik di dunia ini, dengan mengawalinya dengan penghargaan untuk pemain terbaik Eropa.

"Kami mengobrol banyak tentang sepak bola. Kebetulan wartawan Jepang itu sudah menjadi bagian Asosiasi Pers Prancis untuk memilih Ballon d'Or," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (8/1/2016).

Dari perkenalan tersebut, Nurdin membuka koneksi dengan pers Prancis. Mulai 2010, Nurdin rutin memberikan suara untuk ikut menentukan pemenang Ballon d'Or.

"Kemudian dia mengajak saya menjadi perwakilan Indonesia untuk ikut pemilihan. Saat itu Ballon d'Or masih dipegang majalah Prancis. Sampai sekarang juga masih dipengang media Prancis, meski sudah di bawah FIFA," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Koneksi Pers Prancis

Nurdin membenarkan, untuk menjadi pemilih Ballon d'Or di kalangan jurnalis memang harus mempunyai kenalan di Asosiasi Pers Prancis. "Iya memang seperti itu," ucapnya sambil tertawa.

Untuk pemilihan kali ini, Nurdin mengatakan, sudah melakukan pemilihan pada November 2015. Wartawan Tempo ini sudah memilih pemain terbaik di antara Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, atau Neymar."Saya ditanya Asosiasi Pers Prancis apakah masih menjadi wartawan olahraga. Kemudian saya jawab ya. Setelah itu, saya kembali dipilih menjadi wakil Indonesia," kata Nurdin.

"Pemilihannya sudah kelar dilakukan pada November lalu. Voting dilakukan dengan cara kirim email. Tapi saya tidak boleh mengungkapkan pilihan saya. Nanti saja kalau sudah diumumkan," dia menambahkan.

Sebelumnya, menurut Sekretaris Jendral PSSI, Azwan Karim, Indonesia kehilangan hak suara untuk memilih pemenang Ballon d'Or karena terganjal sanksi FIFA yang jatuh pada Mei 2015 lalu. "Itu sudah termasuk dari hukuman yang diterima. Jadi itulah alasan Indonesia tidak ikut memilih pemain terbaik dunia FIFA Ballon d'Or," Azwan menuturkan.

Suara Indonesia diwakili oleh pelatih Timnas dan Kapten Tim. Jacksen F Tiago dan Boaz Solossa pernah berpartisipasi di anugrah pemain terbaik dunia ini.