Liputan6.com, Jakarta - Pep Guardiola dan Jose Mourinho merupakan pelatih dengan segudang prestasi di sepakbola Eropa. Tangan emas mereka berhasil menyumbangkan banyak trofi untuk setiap klub yang diasuh.
Nama Mourinho lebih dulu melesat ketimbang Guardiola. Pria asal Portugal itu mengejutkan sepakbola Eropa saat berhasil membawa FC Porto merajai Liga Champions musim 2003/2004.
Setelah sukses membawa Porto juara Liga Champions, Mourinho berlabuh ke Chelsea. Bersama The Blues Mourinho juga sukses menorehkan banyak gelar, begitu juga saat ia menukangi Inter Milan dan Real Madrid, sebelum akhirnya kembali ke Chelsea.
Serupa tapi tak sama, Guardiola memulai karier profesionalnya sebagai pelatih tim senior pada 2008. Di musim perdananya menangani Barcelona, Guardiola berhasil meraih treble winners (Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Liga Champions).
Keberhasilannya terus mengikutinya di musim-musim berikutnya hingga akhirnya ia juga sukses meraih gelar bersama Bayern Muenchen.
Akan tetapi meski keduanya kerap bersaing menjadi yang terbaik, ternyata mereka memiliki sedikit kesamaan. Ya, mereka sempat menangani pemain-pemain yang sama. Siapa saja mereka?
Ibrahimovic
1. Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic merupakan salah satu ujung tombak andalan di manapun ia bermain. Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, hingga Paris Saint Germain sudah merasakan kontribusinya.
Akan tetapi tidak semua pelatih dapat memaksimalkan bakat pria asal Swedia tersebut. Jose Mourinho dan Pep Guardiola pun pernah melatihnya.
Ibra terlebih dulu bermain bersama Mourinho di Inter Milan. Di bawah asuhan pria asal Portugal itu, Ibra sukses menyarangkan 25 gol di Serie A dan merebut gelar musim 2008/2009.
Namun kebersamaan Ibra dan Mourinho tidak berlangsung lama, karena di musim 2009/2010, Ibrahimovic bergabung dengan Barcelona dengan harga 69,5 juta euro. Di Barcelona Ibra ditangani oleh Pep Guardiola.
Sayang performa Ibrahimovic di Barcelona kurang tampak. Ketidakcocokan antara skema permainan Guardiola dan persaingan dengan Lionel Messi membuat Ibrahimovic hanya bertahan selama satu musim sebelum akhirnya dilepas ke AC Milan.
Advertisement
Eto'o
2. Samuel Eto'o
Samuel Eto'o yang memperkuat Barcelona sejak 2004/2005 harus meninggalkan Camp Nou pada akhir musim 2008/2009. Ya pelatih Barca saat itu, Pep Guardiola, memasukkan nama Eto'o sebagai nilai tukar atas penyerang Inter Milan, Zlatan Ibrahimovic.
Sebenarnya performa Eto'o di bawah asuhan Guardiola tidak terlalu buruk. Ia sukses menceploskan 30 gol di La Liga pada musim 2008/2009.
Akan tetapi mahalnya harga yang diminta Inter untuk seorang Ibrahimovic saat itu membuat Barca harus menambahkan Eto'o sebagai nilai tukar. Ironisnya, pemain asal Kamerun itu berhasil menjuarai treble winners di Inter Milan pada musim pertamanya. Tebak siapa pelatihnya, Jose Mourinho!
Kebersamaan Eto'o dan Mourinho pun kembali terjalin saat keduanya sama-sama di Chelsea musim 2013/2014.
Maxwell
3. Maxwell
Maxwell adalah pemain yang sudah bertualang ke banyak klub. Namun ia juga pernah dilatih Jose Mourinho serta Pep Guardiola.
Pada musim 2008/2009, pria berkebangsaan Brasil itu merasakan rasanya dilatih Jose Mourinho. Maxwell pun menjadi pilihan utama di lini belakang Inter Milan kala itu.
Sadar akan potensi Maxwell, Mourinho kerap memberikan tugas untuk membantu serangan. Hasilnya, sumbangan satu gol di Serie A cukup membantu La Beneamata memenangkan gelar Serie A musim itu.
Performa Maxwell bersama Inter membuat Barcelona kepincut. Akhirnya di musim 2009/2010, Maxwell bergabung dengan skuat asuhan Pep Guardiola.
Selama dua musim memperkuat Barca, Maxwell berhasil mendapatkan dua gelar Liga Spanyol, satu gelar Liga Champions, dan tiga Piala Super Spanyol. Namun Maxwell masih kalah bersaing dengan bek kiri Barcelona kala itu, Eric Abidal. Itulah mengapa ia memilih hengkang ke Paris Saint Germain pada 2011/2012.
Advertisement
Robben
4. Arjen Robben
Pada usia 20 tahun, Arjen Robben bergabung dengan Chelsea. Robben yang saat itu masih muda mendapat arahan langsung dari Jose Mourinho.
Namun badai cedera sempat menimpa pemain asal Belanda tersebut. Bahkan sempat diduga Robben memiliki kelainan pada testisnya, namun Robben berhasil menunjukkan kualitasnya dengan raihan tujuh golnya di musim 2004/2005.
Total Robben meraih dua gelar Liga Inggris, dua Piala Liga dan satu piala FA bersama The Blues sebelum akhirnya dijual ke Real Madrid pada 2007 dan kembali dijual ke Bayern Muenchen pada 2009.
Guardiola pun akhirnya datang ke Muenchen di musim 2013/2014. Saat pelatih asal Spanyol itu datang, Robben sudah menjadi ikon klub.Namun sifat egois yang melekat pada diri Robben perlahan hilang. Guardiola mewajibkan pemainnya melakukan operan pendek cepat termasuk Robben. Hasilnya dua gelar Bundesliga dan satu DFB Pokal berhasil direngkuh.
Fabregas
5. Cesc Fabregas
Pep Guardiola adalah sosok yang memulangkan Cesc Fabregas ke Barcelona pada musim 2011/2012. Kedatangan Fabregas ke Barcelona pun melengkapi lini tengah Blaugrana bersama Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
Sayang eks kapten Arsenal itu tidak mendapat tempat utama di Barca. Ia masih harus mengisi bangku cadangan karena Guardiola sering memainkan Xavi, Iniesta, dan Sergio Busquets.
Musim 2014/2015, Fabregas pindah ke Chelsea di bawah asuhan Jose Mourinho. Bersama The Blues, gelandang asal Spanyol itu mendapatkan posisi utama di lini tengah.Hasilnya satu gelar Liga Inggris dan satu gelar Piala Liga berhasil direngkuhnya.
Advertisement