Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun kita sering disuguhkan berita tentang remaja yang membuat sensasi di klub antah berantah karena punya kemampuan olah bola di atas rata-rata. Beberapa di antaranya bahkan secara sembarangan dicap sebagai The Next Messi atau Ronaldo berikutnya.
Sayang, ujung cerita pemain muda berbakat tersebut tak semuanya berakhir manis. Ada yang menghabiskan karier di tim papan tengah atau gagal beradaptasi ketika diboyong ke klub besar bertabur bintang.
Beberapa pemain yang dicap sebagai superstar masa depan awalnya mampu membuat gebrakan di tim-tim elit Eropa sebagai rekrutan anyar. Namun, hanya sedikit yang konsisten menunjukkan performa terbaik mereka saat di pasang sebagai starter.
Seperti dilansir Sportskeeda, berikut ini ada lima pemain 'mantan' wonderkid yang ditakdirkan punya masa depan cerah, tetapi belum mampu tampil mencolok, berpengaruh dalam permainan tim, meski sudah ditunggu-tunggu publik sepak bola kepiawaiannya sejak lama.
1. Thiago Alcantara
Baca Juga
Thiago Alcantara adalah jebolan akademi Barcelona, La Masia, yang tersohor selama beberapa tahun terakhir. Pemain Spanyol itu membuat debutnya bersama Barca di usia 18 tahun dan banyak fans Blaugrana yakin dia bisa jadi penerus Xavi hernandez atau Andres Iniesta.
Sebagai pemain, yang memimpin skuat Timnas Spanyol U-21 meraih trofi Piala Eropa 2013, untuk kelompok usia tersebut, kariernya tak semulus yang dibayangkan orang. Pelatih Pep Guardiola memutuskan untuk memboyongnya ke Bayern Muenchen di tahun yang sama.
Advertisement
Xherdan Shaqiri
2. Xherdan Shaqiri
Selama musim 2011-12, pemain tak dikenal dari klub FC Basel, Swiss, ini menarik perhatian publik sepak bola dunia. Â Xherdan Shaqiri memberikan dua assist ketika melawan Manchester United atas kemenangan Basel 2-1 di Liga Champions.
Tak butuh waktu lama untuk pemain ini untuk bisa merumput di klub raksasa Eropa. Sebab, pada Februari 2012, dia direkrut Bayern Muenchen. Bersama FC Hollywood, sang pemain memang memenangkan treble, tapi Shaqiri tidak punya peran penting di dalamnya.
Dominasi peran Arjen Robben, Franck Ribery, dan Thomas Muller di dalam skuat membuat pemuda 24 tahun tersebut malah lebih sering turun sebagai pemain pengganti. Karena kurang waktu bermain, Shaqiri akhirnya hengkang dan bergabung dengan Inter Milan.
Di kota mode Italia itu, karier Shaqiri malah lebih miris lagi. Pemain ini cuma bertahan selama setengah musim hingga Juli 2015 lalu dengan tampil sebanyak 15 kali bersama Inter. Setelah itu, dia pindah ke Liga Premier Inggris dan bergabung bersama Stoke City. Ia berharap bisa menemukan permainan terbaiknya.
Advertisement
Jack Wilshere
3. Jack Wilshere
Jack Wilshere masuk ke tim utama Arsenal ketika masih berusia 16 tahun. Perlahan ia mendapatkan tempat utama di tim secara regular. Pemain Timnas Inggris tersebut makin dikagumi usai tampil mengesankan melawan Barcelona dalam kemenangan The Gunners 2-1 di Liga Champions musim 2010/2011.
Dia dianggap seperti sosok Steven Gerrard di Liverpool atau Frank Lampard bagi Chelsea. Tapi, pemain 24 tahun tersebut saat ini sedang berjuang untuk kembali masuk dalam ritme permainan dengan tim karena sering mengalami cedera.
Manajer Arsenal Arsene Wenger tentu tak akan mengambil risiko membangun tim dengan salah satu pemainnya lebih banyak menghabiskan waktu pengobatan daripada di tempat latihan. Maka itu, Wilshere masih membutuhkan waktu untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Tak hanya untuk Arsenal sebenarnya. Kemampuan Wilshere juga sudah diakui di level tim nasional Inggris. Jika telah menemukan kembali bentuk permainan terbaiknya, bukan tak mungkin Wilshere juga akan jadi andalan The Three Lions.
Andre Schurrle
4. Andre Schurrle
Chelsea membeli pemuda Jerman ini dengan harga 20 juta euro atau lebih dari Rp 302 miliar dari Bayer Leverkusen pada 2013 silam. Kepindahan Schurrle dianggap langkah besar dalam kariernya ke depan.
Tapi, sepanjang musim pertamanya di Stamford Bridge, sang pemain tidak punya kesempatan berkembang di posisi yang disukainya, di sayap kiri karena ada Eden Hazard. Bermain di kanan atau striker, Schurrle juga terpengaruh oleh penampilan buruk Fernando Torres.
Kini, dia telah kembali ke Bundesliga Jerman bersama Wolfsburg. Schurrle pun kembali mendapat kesempatan lebih banyak untuk membuktikan kemampuan terbaiknya.
Musim ini bersama Wolsfburg dia telah tampil 15 kali, sembilan di antaranya sebagai pemain inti. Total, Schurrle telah membuat tiga assist.
Advertisement
Mario Gotze
5. Mario Gotze
Mario Gotze punya catatan prestasi bagus dalam riwayat kariernya, termasuk mencetak gol bagi Timnas Jerman ke gawang Argentina di final Piala Dunia 2014 lalu. Tapi penampilannya masih jauh dari yang diharapkan semua orang.
Gotze jadi tenar saat memperkuat Borussia Dortmund dan menjadi pemain termuda kala itu. Bahkan di musim 2011-12, dia menerima penghargaan sebagai pemain muda terbaik Bundesliga.
Musim 2013-14, pemain 23 tahun tersebut memutuskan pindah ke Bayern Muenchen di bawah pelatih anyar Pep Guardiola. Sayang, kariernya tidak secemerlang sebelumnya karena ia lebih sering turun jadi pemain pengganti.
Kalau turun sebagai starter, pastilah ada pemain kunci dalam skuat The Bavarian yang tengah dibekap cedera. Namun, dia masih punya banyak waktu untuk mendapat kesempatan menunjukkan kemampuan terbaiknya.