Sukses

Yanto Basna: Bek Papua Penerus Jejak Aples

Yanto terpilih jadi pemain terbaik hasil pemungutan suara oleh 15 pelatih yang menukangi tim-tim peserta Piala Jenderal Sudirman.

Liputan6.com, Jakarta - Lengkap sudah kebahagiaan bek tengah Mitra Kukar Rudolof Yanto Basna pada final Piala Jenderal Sudirman tadi malam, Minggu (24/1/2016). Usai membantu Naga Mekes mengalahkan Semen Padang lewat skor akhir 2-1, Yanto Basna juga meraih gelar pribadi di turnamen ini.

Pemuda 20 tahun tersebut terpilih jadi pemain terbaik hasil pemungutan suara oleh 15 pelatih yang menukangi tim-tim peserta Piala Jenderal Sudirman. Yanto juga diganjar hadiah uang tunai sebesar Rp 100 juta dari penyelenggara, Mahaka Sports and Entertaiment.

Baca Juga

  • Bidadari Mitra Kukar Bungkam Puluhan Ribu Fans Semen Padang
  • 'Mesin Gol' Mitra Kukar Fokus ke Indonesia Super Competition
  • Sabet Gelar Pemain Terbaik, Ini Kata Bek Mitra Kukar

"Bagi saya, yang terpenting adalah Mitra Kukar bisa menjadi juara. Kalau gelar pemain terbaik itu hadiah tambahan dari Tuhan," ucap Yanto Basna saat ditemui Liputan6.com usai pertandingan.

Pemain asal Papua tersebut sebetulnya sudah dikenal ketika membela tim nasional U-19 untuk Piala AFF 2013. Tapi saat persiapan, Yanto menderita cedera ligamen, tepatnya kala pertandingan ujicoba melawan Valencia.

Tak banyak pemain asal Papua yang terkenal karena kemampuannya mengorganisasi pertahanan. Aples Tecuari menjadi salah satu bek tengah dari tanah Papua yang mampu menjadi langganan Timnas Indonesia.

Lugas dalam bertahan dan punya tekel-tekel bersih, Yanto Basna membuktikan bakat yang dimiliki tanah Papua bukan hanya untuk lini depan. Melihat bakatnya, Yanto Basna bakal jadi penerus Aples di Timnas Indonesia.

2 dari 2 halaman

Mitra Kukar Hanya Kebobolan 10 Gol

Yanto sering disangka salah satu pemain legiun asing milik Naga Mekes, penampilannya. Di lini pertahanan timnya, jebolan SAD Indonesia di Uruguay itu tak kalah tangguh dengan bek Kamerun Semen Padang Mohamadou Alhadji atau Bio Paulin milik Persipura.

Dia sukses membuat gawang Shahar Ginanjar hanya kemasukan sepuluh gol selama turnamen Piala Jenderal Sudirman berlangsung. Sebagai pemain bertahan, Yanto menampilkan permainan yang taktis, tak melulu mengandalkan tekel.

"Saya masih yakin kalau kami akan juara, meski tertinggal lebih dahulu. Sebelum bertanding saya juga katakan kalau kami bisa juara dan itu terbukti," tutur pemain yang tercatat sebagai mahasiswa sebuah universitas negeri di Yogyakarta itu.

Yanto berhasil menyisihkan tiga kandidat pemain lokal lainnya dalam perebutan gelar pemain terbaik turnamen. Mereka adalah rekan setimnya Rizky Pellu, penyerang Semen Padang Slamet Nur Iskandar, dan striker gaek Cristian Gonzales.