Sukses

Disia-siakan di Indonesia, Stefano Lilipaly Bersinar di Belanda

Pemain naturalisasi ini telah mencetak dua gol untuk Telstar di kompetisi Eerste Divisie.

Liputan6.com, Arnhem - Nama Stefano Lilipaly tidak asing di telinga pencinta sepak bola nasional. Pemain naturalisasi asal Belanda sempat mencuri perhatian setelah dua penampilannya bersama Timnas senior Indonesia.

Memilih berkarier di Indonesia, nasib pemain yang akrab disapa Fano ini malah terkatung-katung. Persija Jakarta, klub yang dibelanya di Indonesia, sempat menunggak gajinya selama dua bulan.

Baca Juga

  • Memecat Van Gaal Sebelum Terlambat
  • Kalahkan Barca, Arsenal Datangkan Wonderkid Nigeria
  • Kisah Messi 'Kantong Keresek' yang Mendunia

Tak lama, kompetisi Indonesia Super League mesti dihentikan karena tidak mendapat rekomendasi dari BOPI. Padahal, kala itu dia rela meninggalkan Almere City untuk bermain di Indonesia.

Gelandang kelahiran Arnhem, Belanda ini kemudian memilih hijrah ke kompetisi divisi dua Jepang, J2 League untuk bergabung dengan Consadole Sapporo pada 2015. Namun, Fano hanya empat kali diturunkan sebagai pemain pengganti oleh Consadole Sapporo.

Karier Fano pun perlahan meredup dan dia memutuskan pulang ke Belanda. Nasib baik berpihak kepada pemain berusia 26 tahun ini, klub Eerste Divisie atau divisi dua Belanda, Telstar mengontraknya.

Ternyata sentuhan Fano belum berkurang, kendati sempat absen beberapa bulan dari lapangan hijau. Dia langsung menjadi pilihan utama bagi pelatih Michel Vonk untuk mengisi lini tengah Telstar.

Sampai bulan Januari 2016, Fano telah tampil sebanyak 15 kali di kompetisi Eerste Divisie dan menyarangkan dua gol. Telstar sendiri saat ini menduduki peringkat ke-16 klasemen sementara Eerste Divisie, yang memiliki 19 klub.  

Kini, mantan pemain Utrecht ini mesti ikut berjuang menjauhkan Telstar dari papan bawah Eerste Divisie. Dari 21 laga, Telstar menghasilkan 23 poin dengan catatan enam kali menang, lima kali imbang, dan 10 kali kalah.