Liputan6.com, Barcelona - Sepak bola adalah permainan tim. Karena itulah, dibutuhkan pengertian dan kerjasama yang baik agar permainan bisa berjalan lancar.
Kebutuhan akan hal itu berlaku untuk semua pemain dari setiap posisi di sepak bola. Seorang striker harus dapat bekerjasama dengan gelandang. Pun gelandang harus bekerjasama dengan baik dengan para bek.
Baca Juga
- Ferguson Lebih Terhibur Nonton City Ketimbang MU
- Dibantu Donald Trump, Ronaldo Beli Hotel Rp 2 Triliun
- Pemerintah Nekat Gelar MotoGP di Sirkuit Jalanan GBK?
Namun dalam sebuah tim, ada saja pemain yang lebih memiliki chemistry dengan pemain tertentu ketimbang pemain lainnya. Entah karena kecocokan dalam permainan, atau latar belakang.
Nah, di bawah ini, ada daftar pemain yang memiliki chemistry lebih tersebut. Mereka kemudian -entah sengaja atau tidak- membentuk trio yang menjadi pondasi utama tim.
Melansir dari Toptenslides.com, berikut daftar 5 trio paling mematikan yang pernah ada di sepak bola:
5
5. Trio Class of 92 (David Beckham, Ryan Giggs, Paul Scholes)
David Beckham, Ryan Giggs, dan Paul Scholes mungkin tiga nama yang paling terkenal di antara anggota Class of 92 lainnya seperti Phill dan Garry Neville juga Nicky Butt. Maklum, ketiganya bertipe gelandang serang.
Di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, ketiganya menjadi pilar penting kesuksesan Manchester United menguasai Inggris di era 90an hingga awal 2000an. Puncak dari kesuksesan itu adalah saat Setan Merah mampu meraih treble winners (trofi Liga Champions, Piala FA, dan Liga Inggris) di musim 1998/99.
Sayangnya, Beckham kemudian memilih pisah jalan dengan hengkang ke Real Madrid pada 2003. Ini membuat Beckham gagal masuk ke dalam 10 besar pemain dengan catatan penampilan terbanyak bagi MU.
Meskipun demikian, Becks -sapaan akrab Beckham- tetap masuk ke dalam jajaran legenda MU. Sambutan hangat dari para fan Setan Merah selalu dia dapatkan ketika kembali ke Old Trafford.
Advertisement
4
4. Trio United Trinity (George Best, Denis Law, Sir Bobby Charlton)
Jauh sebelum trio Class of 92, Manchester United memiliki trio yang tak kalah mematikan. Ya, trio ni dikenal dengan trio United Trinity yang beranggotakan George Best, Denis Law, dan Sir Bobby Charlton.
Patung ketiganya yang berdiri tegak di bagian luar markas MU, Stadion Old Trafford adalah bukti sahih betapa trio ini sangat dihormati di MU. Hal tersebut tak terlepas dari keberhasilan ketiganya mengantarkan MU menjadi klub Inggris pertama yang meraih Liga Champions (saat itu bernama Piala Eropa) di musim 1968.
Bukti lainnya adalah saat ketiganya secara bergantian memenangkan gelar sebagai Pemain Terbaik Dunia. Dennis Law memenangkannya di tahun 1964, disusul dua tahun kemudian pada 1966 oleh Bobby Charlton dan George Best pada 1968.
Kehebatan ketiganya bahkan mendapat pengakuan dari manajer legendaris Liverpool, Bill Shankly. Saat hendak berhadapan dengan MU, Shankly menenangkan para pemainnya yang akan berhadapan dengan trio MU tersebut.
"Saya mengambil figura yang melambangkan ketiganya lalu menaruhnya di kantong dan saya mengatakan pada para pemain saya, 'jangan khawatir mereka tidak bisa bermain.' Charlton, Best dan Law adalah tiga dari para pemain terbaik di dunia," ujar Shankly.
3
3. Trio Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta
Mustahil menyebut tiki-taka yang dipraktikkan Pep Guardiola di Barcelona, tanpa menyebut ketiga Xavi Hernandez, Lionel Messi dan Andres Iniesta. Ya, ketiganya adalah tulang punggung dari taktik yang berhasil membawa Barcelona menjadi klub terbaik di dunia.
Perpaduan Xavi dan Iniesta boleh dibilang perpaduan yang sempurna. Intelejensi Xavi dalam mengatur tempo permainan, diimbangi dengan kreativitas Iniesta membuka ruang. Dan akhirnya, pagelaran olah bola kelas tinggi keduanya, diakhiri oleh sentuhan predator seorang Messi.
Performa ketiganya sempat menurun saat Pep Guardiola memutuskan hengkang pada 2012. Tercatat, hanya satu gelar juara Liga Spanyol dan satu gelar Piala Super Spanyol yang berhasil mereka raih.
Kejayaan trio ini perlahan memudar setelah Xavi mulai termakan usia dan terpinggirkan dari tim utama. Xavi pun pindah di akhir musim 2015 ke klub Qatar, Al Sadd.
Advertisement
2
2 Trio BBC (Gareth Bale, Karim Benzema, Cristiano Ronaldo)
Gareth Bale boleh dibilang bagian puzzle yang selama ini dicari Real Madrid untuk memenangkan La Decima -gelar kesepuluh Liga Champions. Bale adalah penyempurna dari lini serang Madrid yang diisi Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema.
Ketiganya membentuk trio lini depan yang menakutkan yang kemudian dikenal dengan trio BBC. Puncak kejayaan trio BBC terjadi di masa Carlo Ancelotti musim 2013/14. Total, di musim itu mereka mempersembahkan 97 gol bagi El Real dan sukses menghantarkan Madrid meraih gelar kesepuluh Liga Champions.
Performa ketiganya lalu menurun saat Madrid ditangani Rafael Benitez. Hal itu tak terlepas dari ketidakcocokan Ronaldo dengan metode latihan Benitez. Manajemen Madrid lalu memilih untuk memecat Benitez awal Januari ini.
Kini, di bawah asuhan Zinedine Zidane, trio BBC mencoba bangkit kembali. Sihir Zizou -panggilan akrab Zidane- dipercaya mampu membawa trio BBC kembali menjadi trio yang menakutkan di Eropa dan dunia.
1
1. Trio MSN (Lionel Messi, Luis Suarez, Neymar)
Keputusan Barcelona mendatangkan Luis Suarez di awal musim 2014/15 terbukti tepat. Suarez mampu menjadi rekan sepadan bagi Lionel Messi dan Neymar, meski harus lebih dulu menepi selama beberapa bulan akibat sanksi FIFA.
Trio MSN, begitu ketiganya disebut, menjadi rival utama bagi trio BBC milik Real Madrid. Dan di musim lalu, trio MSN berhasil mempecundangi trio BBC dengan berhasil menghantarkan Barca meraih treble winners.
Bagaimana dengan soal gol? Torehan 137 gol hingga Januari ini menjadi bukti nyata betapa berbahayanya trio MSN. Para pemain belakang harus berada dalam kemampuan terbaiknya jika menghadapi trio predator asal Amerika Latin ini.
Sebagai trio, memang ketiga pemain ini boleh dibilang memiliki kemampuan yang lengkap. Masing-masing dari mereka memiliki gocekan aduhai khas Amerika Latin.
Kemampuan itu ditunjang dengan kesediaan ketiganya untuk berbagi peran. Bek Barcelona, Gerard Pique mengakui hal tersebut. "Ketiganya saling mengerti dengan sempurna dan itu terbukti di atas lapangan," kata Pique di Daily Mail.
Advertisement