Sukses

10 Pesepak Bola yang 'Kebal' Penjara

Mereka tetap mampu melanjutkan kariernya di lapangan hijau meski pernah mendekam di balik jeruji besi.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang sama di depan hukum. Tidak ada yang kebal. Setiap kesalahan layak mendapat hukuman setimpal. Tidak peduli apa jabatannya, profesi, maupun status sosialnya, idealnya semua tetap harus tunduk kepada hukum.

Sejumlah pesepak bola juga pernah bersinggungan dengan hukum. Sebagian bahkan pernah merasakan dinginnya lantai penjara akibat melanggar hukum. Baik itu yang berskala ringan hingga kejahatan tergolong berat.

Mendekam di Hotel Prodeo tentu bukanlah pengalaman yang mengenakkan. Bahkan setelah bebas pun, sanksi sosial terkadang membuat hukuman yang dijalani seperti lebih lama dari vonis yang dijatuhkan hakim.

Bagi beberapa pemain, pengalaman ini bahkan mampu 'membunuh' karier profesionalnya. Namun, tak jarang juga yang 'kebal'. Mereka tetap bertahan dan kembali ke lapangan hijau setelah dibebaskan.

Berikut ini adalah 10 pemain yang 'kebal' dipenjara:

2 dari 4 halaman

Perkelahian dan Pelecehan Seksual

Perkelahian dan Pelecehan Seksual

Joey Barton
Sepanjang kariernya, total hukuman penjara yang dijatuhkan kepada Barton mencapai 10 bulan. Saat memperkuat Newcastle United, dia divonis bui selama enam bulan sejak Mei 2008 gara-gara terbukti bersalah dalam penyerangan dan perkelahian di pusat kota Liverpool. Namun, setelah menjalaninya 77 hari, Barton bebas.

Dia lalu kembali ke Newcastle. Dua bulan berikutnya, dia kembali dinyatakan bersalah atas penyerangan kepada mantan rekan setimnya, Ousmane Dabo, saat latihan. Barton kemudian dihukum empat bulan.

Setelah dibebaskan, Barton kembali ke lapangan hijau. Saat ini, Barton memperkuat Burnley.

Duncan Ferguson
Pada tahun 1995, Ferguson dihukum tiga bulan penjara karena menyerang pemain Rangers Raith Rovers John McStay. Saat itu, pemain asal Skotlandia ini sudah memperkuat Everton dan tetap bertahan di sana sebelum bergabung dengan Newcastle pada tahun 1998. Dia kemudian kembali lagi ke Everton dan bertahan di sana hingga pensiun pada tahun 2006.

Marlon King
King tergolong akrab dengan jeruji besi. Sederet tindak kriminal pernah dilakukannya. Pada tahun 2014, King divonis 18 bulan penjara gara-gara mengemudi ugal-ugalan.

Lima tahun sebelumnya, saat masih memperkuat Wigan, dia dihukum 18 bulan karena kekerasan seksual. Kejahatan ini membuat kontraknya diputus. Setelah bebas, dia bergabung dengan Conventry City, September 2010 dan tampil sebanyak 29 laga sebelu kemudian pindah ke Birmingham City, Juni 2011.

3 dari 4 halaman

Pengemudi Maut

Pengemudi Maut

Tony Adams
Pria dengan nama lengkap Tony Alexander Adams ini merupakan legenda Arsenal. Dia memperkuat The Gunners sejak 1983 hingga 2002. Empat gelar Liga Inggris, dua gelar Piala FA, dan satu Piala Winnners pernah dirasakan pria 49 tahun itu.

Namun, dia juga pernah merasakan dinginnya lantai penjara setelah terbukti bersalah berkendara sembari mabuk, Desember 1990. Setelah menjalani setengah masa hukumannya, dia kembali ke Arsenal dan tetap di sana hingga pensiun.

Lee Hughes
Saat memperkuat West Brom 2004, dia dijatuhi hukuman 6 tahun penjara karena berkendara ugal-ugalan dan menyebabkan kematian. Saat itu, Hughes langsung dipecat klubnya. Namun, Hughes hanya menjalani hukumannya selama 3 tahun.

Setelah bebas, dia kembali memperkuat Oldham Athletic. Selama empat tahun di Athletic--dipinjamkan ke Blackpool (2009)--dia mencetak 25 gol sebelum kemudian pindah ke Notts County. Saat ini, Hughes memperkuat Worcester City.

Luke McCormick
Tahun 2008, kiper kelahiran Coventry, Inggris, ini divonis 7 tahun empat bulan atas kecelakaan yang menewaskan dua anak-anak. Dia divonis bersalah karena berkendara ugal-ugalan di bawah pengaruh alkohol. Di saat yang bersamaan, Plymouth Argyle memutus kontrak McCormick.

Dia dibebaskan 6 Juni 2012 dan bergabung dengan Truno City sebelum kembali ke liga resmi bersama Oxford United, Januari 2013. Setelah musim berakhir, pada bulan Mei 2013, dia kembali bergabung Argyle. Dan secara kontroversial, dia diangkat menjadi kapten tim dua bulan kemudian.

Jan Molby
Molby dihukum tiga bulan penjara karena mengemudi ugal-ugalan pada Oktober 1988. Saat itu, dia tercatat sebagai pemain Liverpool.

Meski demikian, The Reds tetap mempertahankannya. Setelah menjalani masa hukumannya, Molby kembali ke Anfield dan bertahan di sana hingga delapan tahun.

Micky Quinn
Jeruji besi tak membuat Quinn kehilangan sentuhan di lapangan hijau. Setelah dua kali dilarang mengemudi dalam setahun, dan menjalani hukuman penjara 14 hari pada 1987, Quinn masih mampu menjadi top scorer Portsmouth.

4 dari 4 halaman

Gelang Elektronik

Gelang Elektronik

Gary Croft
Dia dikenal sebagai pemain profesional pertama yang tampil dengan gelang elektronik--gelang khusus untuk para pelaku kejahatan yang diberikan polisi untuk memantau keberadaannya.

Gelang itu melingkar di kaki Croft saat memperkuat Ipswich melawan Swindon Town, 15 Januari 2000. Sebelumnya Croft divonis sebulan penjara karena mengemudi usai ditilang dan mempermainkan jalannya proses peradilan.

Setelah menjalani masa hukumannya, Croft tetap memperkuat Ipwich Town. Dia kemudian bergabung dengan Cardiff City pada 2002 sebelum kembali berpindah-pindah klub. Saat ini, Croft memperkuat Grimsby Borough.

Jermaine Pennant
Satu pemain lagi yang harus bermain dengan gelang elektronik setelah divonis 3 bulan penjara atas pelanggaran berkendara.

Saat itu, Pennant baru saja dipinjamkan ke Birmingham City. Setelah menjalani hukumannya selama 30 hari, dia dibebaskan dan langsung menandatangani kontrak permanen dengan Birmingham. Setelah setahun, dia pindah ke Liverpool. Winger lincah ini juga sempat bermain untuk Real Zaragoza dan Stoke City. Saat ini, Pennant tercatat masih bermain untuk Tempines Rovers.