Sukses

Fakta Menarik Pembalap Anyar Manor Racing, Rio Haryanto

Juara GP2 serta mantan test driver Mercedes dan Force India Pascal Wehrlein mendapat kursi utama Manor Racing.

Liputan6.com, Jakarta - Susunan pembalap Formula Satu (F1) musim 2016 telah resmi diumumkan. Juara GP2 serta mantan test driver Mercedes dan Force India Pascal Wehrlein mendapat kursi utama Manor Racing sebelum akhirnya Rio Haryanto melengkapi posisi pembalap tim tersebut.

Baca Juga

  • Asian Games 2018: 6 Venue di GBK Jadi Cagar Budaya
  • 5 Pemain 'Pengkhianat' Arsenal dan Barcelona
  • Pakai Kostum Komodo, Legenda Parma Ajari Kuda Main Bola

Rio Haryanto bukan sekadar menjadi pembalap pertama Indonesia yang bermain di ajang balapan jet darat tersebut. Pemuda asal Solo itu juga bakal jadi orang Asia satu-satunya dalam musim ini, setelah Kamui Kobayashi dari Jepang melenggang bersama tim Caterham 2014 lalu.

Seperti dilansir dari Sports Keeda pada Selasa (23/2) siang, ada beberapa fakta menarik yang perlu diketahui soal Rio Haryanto sebelum menjalani tes pramusim bersama Manor Racing. Berikut ulasannya.

Debut Rio Haryanto

Pemuda asal Solo, Jawa Tengah, ini mengawali karier balapnya dari ajang gokart. Namun setelah tujuh tahun, Rio naik kelas pada 2009 dan mencoba peruntungan di berbagai balapan Formula baik di level Eropa maupun antarbenua. Namun Rio paling sukses di Formula BMW Pasific.

Dalam balapan Formula Asia 2.0 Rio sudah sukses finis di peringkat tiga pada akhir musim. Tapi yang membanggakan, di ajang Formula BMW Pasific musim 2009 dia menyabet juara umum bersama tim Questnet TeamQi-Meritus.

Hubungannya dengan Manor mulai terjalin pada tahun 2010 ketika itu anak dari pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati tersebut masih bermain di kelas GP3 Series. Pada 16 November 2010, untuk pertama kalinya Rio duduk di atas jok mobil F1 bersama Virgin Racing (cikal bakal Manor) untuk melakukan test drive di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi.

Virgin Racing pada akhirnya mengubah nama menjadi Manor-Marussia dan terakhir Manor Racing, usai Marussia menarik dukungannya karena pembalap Jules Bianchi wafat. Setahun berikutnya, Rio berganti-ganti tim di GP2, mulai dari DAMS, Carlin, Barwa Addax Team, EQ8 Caterham Racing, dan terakhir Campos Racing.

Hingga musim 2015 lalu, total sudah empat musim dia turun di kelas GP2, balapan mobil tempat duduk tunggal (single seat) tertinggi kedua di bawah F1. Rio berhasil finis di peringkat empat pada musim terakhirnya dan Stoffel Vandoorne, pembalap cadangan McLaren keluar sebagai juara.

Pada F1 musim 2016 ini, para pembalap menjalani tes pramusim di Sirkuit de Catalunya, Barcelona mulai Senin 22-25 Februari 2016. Rio baru bisa menjajal jet darat baru Manor, MRT05 pada Selasa (23/2/2016) ini.

2 dari 3 halaman

Pasar Baru F1

Indonesia menjadi negara dengan penjualan sepeda motor terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India. Oleh karena itu, olahraga balap atau autosports begitu populer di tanah air terutama MotGP. Sejumlah pembalap MotoGP juga memilih meluncurkan motor terbarunya di Indonesia. Yang terbaru adalah kehadiran duo Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa.

Kondisi ini telah menciptakan iklim yang baik bagi meningkatnya pasar otomotif di Indonesia dan tampaknya, mendorong Rio Haryanto ke Formula 1 merupakan keputusan yang bijak. Setidaknya, bergabungnya Rio Haryanto ke tim Manor Racing bakal mendongkrak popularitas F1 di Tanah Air.

Bila fans MotoGP dan F1 makin besar di tanah air, makin banyak pula anak-anak muda yang berminat jadi calon pembalap. Dan ke depannya, sponsor asing dan dalam negeri beramai-ramai melirik Indonesia sebagai lahan investasi di bidang otomotif.

3 dari 3 halaman

Persaingan dengan Rossi

Tidak mudah bagi Rio untuk mendapatkan kursi di Manor Racing. Dia harus bersaing dengan sejumlah pembalap yang juga mengincar jatah tersebut. Salah satu pesaing terberatnya adalah Alexander Rossi. Keduanya pernah bersaing di GP2 dan Rossi sebenarnya tampil lebih gemilang. 

Dua musim lalu, Rossi sempat finis di posisi kedua. Rossi juga tampil dalam lima balapan bersama Manor musim 2015 dengan catatan terbaik dalam seri Circuit of The Americas di Austin.

Namun Rio juga pernah lebih baik dari Rossi saat keduanya tampil di GP3. Ketika Rio Haryanto menjuarai race kedua di GP3 Istanbul, Turki, 2010, Rossi berada di posisi runner up.

Dengan pengalaman yang ada, Rossi sangat berambisi tampil di Formula 1 musim ini. Namun upayanya gagal setelah Manor Racing lebih memilih Pascal Wehrlein dan Rio Haryanto. 

"Untuk 2016, jelas semua kursi di F1 penuh sehingga kami perlu mencari di tempat lain. Tujuan saya masih menuju Formula 1, jadi untuk 2017, kami akan coba mewujudkannya," kata Rossi.