Sukses

Hina Presiden Erdogan, Pesepak Bola Turki Terancam Dipenjara

Hukuman penjara empat tahun akan diberikan bila terbukti bersalah.

Liputan6.com, Istanbul- Lama tak terdengar kabarnya, pesepak bola legendaris Turki Hakan Sukur tiba-tiba muncul dengan kabar mengejutkan. Sukur bakal dipenjara akibat mengkritik negaranya di media sosial.

Tak tanggung-tanggung, Sukur terancam hukuman kurungan hingga empat tahun. Tuduhan terhadap Sukur tidak main-main, jaksa mendakwanya telah menghina Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan anaknya lewat Twitter. Demikian diberitakan Anatolian Agency seperti dikutip dari Goal.

Baca Juga

  • Inikah Rekrutan Pertama Mourinho Jika Latih MU?
  • 5 Fakta Menarik Kemenangan Barcelona atas Arsenal
  • Berapa Biaya Membangun Mobil Formula 1?


Dalam pembelaannya, Sukur menyatakan tidak berniat menargetkan Erdogan dalam kicauannya tersebut, tanya menyebutkan secara rinci kepada siapa kicauan tersebut ditujukan. Pembelaan Sukur ditolak jaksa yang menilai kicuan eks pemain Inter Milan itu jelas sekali ditujukan untuk Erdogan.

Sukur merupakan pesepak bola terbaik Turki. Dia memiliki caps lebih dari 100 dan menyumbang 51 gol untuk timnas Turki. Sukur ikut serta saat Turki menjadi peringkat tiga Piala Dunia 2002.

Pria 44 tahun itu gantung sepatu tahun 2008. Selepas meninggalkan dunia sepak bola, Sukur memilih terjun ke dunia politik. Sukur bergabung dengan partai berkuasa AKP.

Tahun 2011, Sukur terpilih sebagai anggota parlemen untuk partai AKP. Namun belakangan, Sukur menjadi kritis terhadap kebijakan AKP dan Erdogan. Dia mundur dari AKP tahun 2013 setelah adanya penyelidikan korupsi yang menargetkan Erdogan dan kroninya.

Sukur memilih berpihak pada musuh bebuyutan Erdogan, Fethullah Gulen. Sukur kerap mengkritik kebijakan pemerintah Turki yang menutup sekolah-sekolah yang dijalankan gerakan Gulen.

Meski sudah meninggalkan AKP, Sukur tetap bekerja di parlemen di bawah bendera anggota parlemen independen.

Apa yang menimpa Sukur ini merupakan salah satu dari serangkaian kasus yang menargetkan jurnalis, blogger, dan orang biasa yang terpaksa berurusan dengan pengadilan akibat didakwa menghina Erdogan.