Liputan6.com, Zurich - Presiden FIFA yang baru terpilih, Gianni Infantino, mengakui tak suka dibandingkan dengan Sepp Blatter, presiden sebelumnya. Infantino baru saja menang dalam pemungutan suara di Kongres Luar Biasa Jumat (26/2) di markas FIFA, Zurich, Swiss.
Baca Juga
- Pidato Kemenangan Infantino di Hadapan Delegasi KLB FIFA
- Cedera ACL: Hantu Bagi Pesepakbola
- BIGREDS Siap Rayakan Kemenangan Piala Liga
Pemerintahan Blatter berakhir dengan kasus dugaan korupsi di badan sepak bola dunia tersebut dan pria yang menjabat sejak 1998 itu dihukum larangan beraktivitas di dunia olahraga selama enam tahun. Tak hanya itu, Blatter wajib membayar denda sebesar 2 juta franc Swiss atau Rp 26 miliar.
"Infantino adalah Infantino, Blatter ya Blatter," tuturnya tegas kepada SonntagsBlick. Sebelum maju jadi kandidat presiden, pria asal Swiss tersebut merupakan Sekretaris Jendral UEFA yang diketuai Michel Platini. 16 tahun duduk di federasi benua Eropa, dia dikenal punya kemampuan menguasai sejumlah bahasa asing.
"Itu bagus, tapi banyak kok yang bisa berbicara banyak bahasa. Terutama di Swiss, tempat di mana kita dibesarkan dengan dua bahasa," kata Infantino lagi.
Infantino terpilih setelah mendapat 115 suara dari keseluruhan 207 pemegang suara yang hadir dalam KLB. Dia mengalahkan pesaing terberatnya dari Bahrain, Sheikh Salman di putaran kedua pemungutan suara.
Salman sendiri hanya memenangkan 88 suara dan sisa 4 suara diperoleh Prince Ali Al Hussein dan 0 suara untuk Jerome Champagne. "Sepp Blatter menandai sebuah era di FIFA. Saya harap saya bisa mencirikan karakter era baru di FIFA," Infantino mengakhiri.
Advertisement