Sukses

5 Pemenang Ballon d'Or yang Tak Pernah Juara Liga Champions

Pencapaian terbaik Owen hanyalah final. Langkah Ronaldo bahkan sudah terhenti di semifinal.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam enam musim terakhir, hanya ada dua pemain yang selalu meraih penghargaan FIFA Ballon d'Or: Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Tepatnya, setelah ajang ini diambil alih FIFA pada 2010, keduanya bergantian memenangkannya.

Penghargaan itu rasanya memang wajar berikan kepada keduanya. Pasalnya, Ronaldo dan Messi seperti telah menjadi arwah tim mereka masing-masing: Real Madrid dan Barcelona.

Baca Juga

  • 6 Fakta Menarik Kemenangan PSG atas Chelsea: Ibrahimovic Memukau
  • Hasil Lengkap Liga Champions
  • Bobol Chelsea, Ibra Samai Rekor Legenda Madrid

Sudah tak terhitung gelar bergengsi dilabuhkan Ronaldo dan Messi untuk Real Madrid Madrid dan Barcelona. Mulai La Liga, Piala Raja, Piala Super Spanyol, hingga ajang bergengsi Liga Champions.

Messi empat kali membawa Barcelona memenangkan Liga Champions: 2005/06, 2008/09, 2010/11, dan 2014/15. Sedangkan Ronaldo membawa Real Madrid juara Liga Champions pada 2013/14.

Namun, di masa lalu, tepatnya saat Ballon d'Or masih digelar Majalah France Football dan hanya diperuntukkan kepada Pemain Terbaik Eropa, banyak pemenangnya malah gagal di Liga Champions.Siapa saja mereka? Berikut lima pemenang Ballon d'Or yang tidak pernah jadi juara di Liga Champions.

2 dari 6 halaman

Michael Owen

5 Michael Owen, Ballon d'Or 2001
Michael Owen adalah salah satu pemain terbaik Inggris di generasinya. Dia menjulang bersama Liverpool saat masih berusia 17 tahun dan menyita perhatian tidak hanya publik sepak bola Inggris, melainkan dunia.

Masa terbaik Owen adalah di era awal 2000-an. Dengan teknik, kecepatan, dan insting golnya yang luar biasa, Owen pun dilirik tim-tim elite Eropa. Dia bergabung dengan Real Madrid pada 2004.

Pada tahun 2001, Owen dianugerahi Ballon  d'Or atas performa gemilangnya bersama Liverpool. Pemain asli kelahiran Liverpool ini menyingkirkan dua legenda: Raul Gonzalez dari Real Madrid dan Oliver Kahn (Bayern Muenchen).

Sayang, Owen tak pernah mampu membawa klubnya memenangkan Liga Champions. Paling bagus, dia membawa Manchester United ke final di musim 2010/11. Namun, ketika itu mereka kalah dari Barcelona.
 

3 dari 6 halaman

Fabio Cannavaro

4 Fabio Cannavaro, Ballon d'Or 2006
Pada tahun 2006, Fabio Cannavaro memenangkan penghargaan Ballon d'Or. Banyak yang menyebut, ini merupakan reward dari kiprah gemilangnya saat membawa Italia memenangkan Piala Dunia 2006 di Jerman. Ketika itu, Cannavaro berstatus kapten tim.

Sayangnya, di level klub, prestasi Cannavaro tidak bagus-bagus amat. Bersama Parma, Inter Milan, Juventus, dan Real Madrid, dia hanya mampu berjaya di level domestik.

"Peruntungan" Cannavaro sepertinya memang buruk di ajang Liga Champions. Buktinya, tanpa dia, klub di atas seperti Inter Milan dan Real Madrid malah berhasil jadi yang terbaik di ajang paling elite antarklub se-Benua Biru itu.

Semasa bermain, Cannavaro dikenal memiliki konsentrasi yang kuat dan pintar membaca pertandingan. Tentu, itu di luar kekuatan dalam positioning, duel-duel udara, dan duel satu lawan satu. Satu lagi kelebihan Cannavaro, dia dikenal memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus.

4 dari 6 halaman

Pavel Nedved

3 Pavel Nedved, Ballon d'Or 2003
Pavel Nedved, bisa dibilang pemain terbaik yang pernah dilahirkan Republik Ceko. Tak heran, saat membawa Juventus di Serie A Liga Italia, kiprah gemilang Nedved mendapat reward gelar Ballon d'Or 2003.

Nedved bermain selama sembilan musim bersama Juventus. Loyalitasnya mendapat pujian dari para suporter karena Nedved tetap ikut membela Juventus saat mereka didegradasi ke Seri B karena kasus Calciopoli.

Di Juventus, Nedved dikenal sebagai pemain sayap yang punya kecepatan dan memiliki tendangan keras. Bersama Juventus, Nedved sempat memenangkan dua gelar Seri A, 2001/02 dan 2002/03.

Sayangnya, Dia tak pernah mampu memberikan gelar Liga Champions. Prestasi terbaik Nedved di Liga Champions bersama Juventus adalah saat membawa Juventus ke final Liga Chammpions 2002/03.

Sayang, ketika itu Nedved tak bisa tampil di partai puncak lawan AC Milan karena harus menjalani skors. Nedved mendapat kartu mereka di laga sefiminal lawan Barcelona. Juventus sendiri akhirnya kalah lewat adu penalti.

5 dari 6 halaman

Roberto Baggio

2 Roberto Baggio, Ballon d'Or 1993
Roberto Baggio atau "Si Kuncir Kuda" julukannya, pernah begitu menyita perhatian penggemar sepak bola dunia pada awal era 1990-an. Dia pun mendapat penghargaan Ballon d'Or saat membela Juventus.

Sebelumnya Baggio sempat menjadi penyebab kerusuhan massal di Firenze, saat memutuskan pindah dari Fiorentina. Di Juventus, Baggio memenangkan Serie A 1993/94 dan Piala UEFA 1992/93.

Baggio juga sempat punya cerita di final Piala Dunia 1994, bersama Italia. Ketika itu, meski sukses membawa Gli Azzurri ke final, Baggio menjadi penyebab gagalnya Italia jadi juar dunia. Pasalnya, saat drama adu penalti lawan Brasil, tendangan Baggio gagal menghasilkan gol.

Sayang, sepanjang karier, Baggio tak pernah memenangkan gelar Liga Champions. Padahal, selain Juventus, dia juga sempat membela dua klub elite Italia lainnya: AC Milan dan Inter Milan.

6 dari 6 halaman

Ronaldo

1. Ronaldo, Ballon d'Or 1997, 2002
Di era sepak bola modern, Ronaldo kerap disebut-sebut sebagai penyerang terbaik. Bersama Brasil, dia kali menjuarai Piala Dunia. Ronaldo juga pernah dua kali memenangkan penghargaan Ballon d'Or.

Hanya satu yang kurang, pemain yang memiliki ciri khas kepala plontos ini tak pernah memenangkan gelar Liga Champions. Padahal, di Eropa, Ronaldo selalu membela klub-klub elite seperti PSV Eindhoven, Barcelona, Inter Milan, AC Milan, serta Real Madrid.

Di lapangan, Ronaldo dikenal memiliki teknik dan kecepatan tinggi. Maka itu, dia sempat dijuluki "Sang Fenomen". Namun, Ronaldo juga rentan cedera. Terutama pada engkel dan hamstring.

Menariknya, dengan segudang prestasi lokal dan pribadi, Ronaldo tak pernah mampu memenangkan gelar Liga Champions. Bahkan, prestasi terbaik Ronaldo di Liga Champions hanya saat menembus semifinal bersama Real Madrid pada musim 2003/04. Ketika itu Real Madrid disingkirkan Juventus.