Liputan6.com, Jakarta Debut Rio Haryanto dalam Formula 1 memang cukup mengecewakan. Namun, selain Rio, ada pula beberapa pembalap Asia yang gagal finis saat melakoni debut di lintasan F1.
Mimpi masyarakat Indonesia untuk melihat Rio menyelesaikan balapan pertamanya di F1 tak terwujud. Pembalap Manor Racing itu tidak mampu mencapai garis finis pada GP Australia di Sirkuit Albert Park, Minggu (20/3/2016).
Baca Juga
- Korban Tewas di MotoGP Qatar Ternyata Fans Rossi
- Alasan Kuat Rio Haryanto Bisa Berjaya di Bahrain
- MotoGP 2016: Rossi Anggap Ducati Pantas Jadi Ancaman
Sempat melesat ke posisi 18, naik empat tingkat dari posisi start-nya, Rio malah harus menyudahi balapan pada lap 17. Masalah gearbox jadi penyebab utama mengapa MRT05 milik Rio tak mampu melanjutkan balapan.
Soal itu, Rio bukan satu-satunya pembalap Asia yang gagal menyentuh garis finis saat melakoni debutnya. Liputan6.com coba mengungkap lima pembalap Asia yang bernasib seperti Rio:
1. Karun Chandhok
Ia adalah pembalap India kelahiran 19 Januari 1984. Cukup kenyang menimba pengalaman di GP2 Series, Chandhok akhirnya menjajal atmosfer F1.
Debutnya dilakukan bersama Hispania Racing pada musim 2010. Saat menjalani debutnya pada GP Bahrain, Chandok harus menyudahi balapan di lap 1 setelah mobilnya rusak.
Pada seri selanjutnya, Chandok mampu memperbaiki penampilannya. Ia pun meraih hasil yang terbilang lumayan. Pada GP Australia, Chandok finis di posisi 14 meski start dari posisi paling buncit.
Advertisement
2. Sakon Yamamoto
Pembalap berusia 33 ini cukup lama mengenyam pengalaman di F1. Petualangannya di F1 dimulai pada musim 2005 bersama tim Jordan. Saat itu ia masih berstatus test driver.
Musim 2006, ia merapat ke tim Super Aguri. Ia pun berkesempatan melakoni debutnya pada GP Jerman, 30 Juli 2006. Sayang, petualangannya perdananya langsung berakhir di lap 1 setelah menjalani start dari urutan 21.
Masalah setir jadi penyebab utama debut buruk Yamamoto. Dua seri selanjutnya juga jadi momen dimana Yamamoto gagal menyentuh garis finis. Kinerjanya baru membaik dengan finis di posisi 16 GP China 2006.
3. Yuji Ide
Pembalap Jepang kelahiran 21 Januari 1975 ini cuma semusim menikmati panggung F1. Sebagian besar karier balapnya dihabiskan dengan turun di kelas Super GT dan Formula Nippon.
Ide mencicipi pengalaman di F1 bersama tim Super Aguri. Debutnya dikecap pada GP Bahrain 2006. Memulai balapan dari urutan 21, Ide menghentikan aksinya pada lap 31 karena problem mesin.
Setelah GP Bahrain, Ide cuma tiga kali balapan di lintasan F1. Tak mampu bersaing, Ide pun memutuskan untuk kembali berkarier di Super GT.
Advertisement
4. Takuma Sato
Seperti Sakon Yamamoto, pembalap kelahiran 28 Januari 1977 ini juga cukup lama menikmati atmosfer F1. Tercatat, ia beraksi di lintasan F1 selama 7 musim, yakni pada 2002-2008.
Setelah jadi tes driver Lucky Strike, Sato dikontrak tim DHL Jordan. Debutnya dikecap pada GP Australia 2002. Start dari posisi paling belakang, aksi Sato harus berakhir di lap 12 karena masalah kelistrikan.
Dari 17 seri yang ia ikuti pada musim 2002, Sato 7 kali gagal finis. Namun, ia juga sempat toreh pencapaian terbaik dengan finis di posisi 5 GP Jepang 2006. Bahkan, ia juga sempat menikmati podium 3 GP AS 2004.
5. Alexander Charles Yoong
Yoong adalah pembalap termuda Asia yang pernah menikmati pengalaman di F1. Kesempatan itu didapat bersama tim European Minardi pada musim 2001.
Ia menjalani debutnya pada GP Italia 2001 di Sirkuit Monza. Start dari posisi paling belakang, kiprah Yoong terhenti di lap 44 setelah mobilnya melintir di lintasan.
Setelah 3 kali mencoba, Yoong akhirnya mampu menyentuh garis finis F1 untuk kali pertama. Momen membanggakan itu terjadi pada GP Jepang 2001 ketika ia finis di urutan 17. Bahkan, ia sempat mencicipi duduk di urutan tujuh GP Australia 2002.
Advertisement