Liputan6.com, Melbourne - Fernando Alonso mengalami kecelakaan fatal saat tampil di seri pertama Formula 1 yang berlangsung di sirkuit Albert Park, Melbourne, Australia, Minggu (20/3/2016). Ajaibnya, pembalap McLaren tersebut selamat tanpa mengalami luka yang berarti.
Insiden bermula saat balapan memasuki lap ke-17. Tepat di tikungan ke-3, Alonso berusaha menyalip pembalap Haas, Esteban Gutierrez. Namun upaya itu berbuah petaka, setelah ban depan sebelah kanan menyentuh ban belakang Gutierrez.
Â
Baca Juga
- Alonso-Gutierrez, Korban Tikungan Keramat Sirkuit GP Australia
- GP Australia: Selamat dari Crash, Alonso Mengaku Beruntung
- Video Detik-detik Kecelakaan Alonso di GP Australia
Seperti dilansir Dailymail, saat kejadian Alonso diperkirakan tengah melaju dengan kecepaan 200 mil/jam. Akibatnya, mobil Alonso langsung terpental ke sisi kiri dan menabrak pagar pembatas. Sedangkan mobil Gutierrez berputar di tengah jalan.
Usai menabrak dinding, mobil Alonso terlempar dan berputar di udara sebanyak dua kali sebelum terhenti di pagar pembatas. Diperkirakan, saat berputar di udara Alonso harus menanggung beban 46 g, melebihi beban yang ditanggung oleh penerbang akrobatik saat bermanuver yakni sebesar, 9g dan 12 g.
Advertisement
"Anda tidak benar-benar tidak sadar tengah berada di mana," kata Alonso mengenang kejadian tersebut. "Anda hanya terbang, dan kemudian melihat langit, tanah, langit, tanah, dan Anda sama sekali tidak tahu," beber pria 34 tahun itu.
Mobil Alonso baru berhenti setelah membentur pagar pembatas. Bentuknya sudah tidak karuan. Ban belakang copot, dan ban depan terlipat menjadi satu. Namun yang mengejutkan, tak lama setelah mobil berhenti, Alonso tiba-tiba keluar dan langsung berjalan menjauh dari kendarannya.
Gutierrez langsung menghampiri Alonso dan memeluknya. Alonso masih tampak syok. Lututnya juga mengalami cedera, meski tidak parah. Ajaibnya lagi, tidak ada cedera serius yang dialaminya setelah kecelakaan tragis tersebut. Alonso bahkan melambaikan tangan ke penonton saat meninggalkan lintasan.
Insiden ini berlangsung sangat cepat. Namun Alonso masih sempat berpikir satu hal, yakni ibunya. Ya, juara dunia F1 dua kali itu tidak ingin membuat sedih hati ibunya yang tengah menyaksikan dia berlomba dari layar kaca di Oviedo, Spanyol.
"Saya berpikir kalau saya harus keluar secepat mungkin. Saya harus menunjukkan kepadanya kalau saya baik-baik saja," katanya.
Setelah insiden tersebut, Alonso sempat syok. Dia juga merasakan sakit di lututnya akibat terbentur ruang kokpit.Â
"Pertama Anda tentu akan berterima kasih karena bisa keluar dengan selamat tanpa cedera berarti. Namun perasaan kedua yang muncul adalah frustrasi karena gagal finis," katanya.
Tabung Ajaib
Berkat Tabung "Ajaib"
Tikungan ke-3 di Albert Park selama ini memang dikenal keramat. Setidaknya dua kecelakaan brutal sebelumnya pernah terjadi di sana. Pada tahun 2001 lalu, pembalap Ralf Schumacher dari Williams dan pembalap BAR Honda, Jacques Villeneuve, juga bersenggolan di tikungan ke-3Â Albert Park.
Seketika mobil Ralf terbang dan mendarat keras di tepi lintasan. Kedua pembalap memang tidak mengalami cedera berarti. Namun seorang petugas lomba cedera parah gara-gara terkena ban yang copot dari salah satu mobil nahas tersebut.
Kecelakaan yang tak kalah fatal juga sempat dialami oleh mantan pembalap F1 asal Inggris, Martin Brundle, 1996 lalu.
Di antara banyak faktor, salah satu yang paling berperan melindungi Alonso adalah peningkatan keselamatan Formula 1. Alonso selayaknya berterima kasih kepada Sir Jackie Stewart yang pertama kali dengan lantang menyuarakan peningkatan standar keselamatan pada balapan jet darat tersebut.
Ucapan terima kasih juga layak diberikan Alonso kepada gerakan Profesor Sid Watkins usai kematian Aryton Senna di Imola. Saat FIA dipimpin oleh Max Mosley, Watkins memulai revolusi perlindungan para pembalap yang berlaga di Formula 1.
McLaren juga punya peran yang besar menciptakan "mukzijat" bagi Alonso di Albert Park. Perusahaan asal Inggris itu merupakan tim pertama yang mendesain sasis berbahan serat karbon menggantikan bahan aluminium pada tahun 1981.
Teknologi ini telah menyelamatkan pembalap John Watson saat mengalami kecelakaan fatal di Monza. Berkat sasis berbahan serat karbon tersebut, Watson mampu keluar dengan selamat.
Ruang kokpit berbahan serat karbon ini jugalah yang menyelamatkan nyawa Alonso. Berbentuk seperti kapsul yang mengelilingi pembalap dan bergungsi sebagai perlindungan para pembalap saat kecelakaan. Ruang ini terintegrasi dengan kekuatan mobil dan tetap utuh meski mengalami benturan yang sangat keras seperti yang dialami Alonso.
Advertisement