Sukses

5 Fakta Menarik Kekalahan Persib atas Arema: Kutukan Kostum Putih

Persib Bandung harus menyerah 0-2 dari Arema Cronus di final Torabika Bhayangkara Cup 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Asa Persib Bandung mengulang sukses di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Minggu (3/4/2016), batal. Tim berjuluk Maung Bandung tersebut dipaksa pulang sebagai runner up setelah dipaksa menyerah 0-2 oleh Arema Cronus di babak final Torabika Bhayangkara Cup 2016.  

Pertarungan berlangsung sengit sejak babak pertama. Kedua tim sama kuat hingga turun minum.

Arema akhirnya memimpin lewat gol Raphael Maitimo pada menit ke-59. Pemain keturunan Belanda itu dengan cerdik meneruskan umpan Srdan Lopicic dengan tumitnya. Arema unggul 1-0.

Persib berusaha mengejar. Namun Maung Bandung yang didukung ribuan bobotoh harus bermain dengan 10 pemain setelah wasit mengusir Yanto Basna. Pemain terbaik Piala Jenderal Sudirman itu diganjar kartu kuning kedua gara-gara menendang botol ke arah pemain Arema, Esteban Vizcarra.

Arema akhirnya menggandakan keunggulannya pada menit ke-84 lewat pemain pengganti, Sunarto.  Skor ini bertahan hingga laga usai dan mengantar Arema Cronus sebagai juara.

Ini merupakan kekalahan pertama Persib selama tampil di Torabika Bhayangkara Cup 2016. Selain itu, kekalahan melawan Arema juga menambah panjang deretan pelatih asing yang gagal membawa Persib juara. Simak fakta-fakta menarik lainnya di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Fakta Menarik Torabika Bhayangkara

1. Persib Bandung belum pernah mengangkat trofi di bawah asuhan pelatih asing. Terakhir kali Persib berpesta saat masih ditangani oleh Djadjang Nurdjaman. Pelatih yang akrab disapa Djanur itu sebelumnya juga sukses membawa Persib menjuarai Liga Super Indonesia (ISL) 2014.

Pemain Arema Cronus berpelukan usai memastikan kemenangan atas Persib di laga final Piala Bhayangkara di Stadion GBK Jakarta, Minggu (3/4/2016). Laga dimenangkan Arema Cronus dengan skor 2-0. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

2. Cristian Gonzales menjadi pemain tertua yang tampil di final Torabika Bhayangkara Cup 2016. Pemain yang dijuluki El Loco itu sudah berumur 37 tahun saat Arema Cronus bertemu Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan. Sayang, El Loco tidak mencetak gol dalam duel ini. Dia hanya menyumbang satu assist bagi gol yang dicetak oleh Sunarto.

3. Raphael Maitimo untuk pertama kali mengangkat trofi juara sejak merumput di Indonesia. Pemain keturunan Belanda itu mengawali langkahnya di belantika sepak bola Tanah Air bersama Bali Devata 2011 lalu.

3 dari 3 halaman

Perseteruan Duo Pelatih

4. Hasil final Torabika Bhayangkara Cup 2016 menjadi kekalahan pertama bagi Persib di turnamen ini. Sebelumnya, baik Arema Cronus maupun Maung Bandung belum pernah terkalahkan sejak babak penyisihan.

5. Persib Bandung seakan terkena kutukan saat mengenakan jersey berwarna putih saat bertemu Arema Cronus di partai krusial. Terakhir, Maung Bandung yang mengenakan kostum tandang tersebut kalah dari Arema Cronus di final Inter Island Cup 2014.

Pelatih Persib, Dejan Antonic (ketiga kanan) melakukan protes saat laga final Piala Bhayangkara 2016 melawan Arema di Stadion GBK Jakarta, Minggu (3/4/2016). Laga diwarnai aksi protes dari suporter dan official Persib. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

6. Kedua pelatih yang tampil di malam final, Milomir Seslija (Arema) dan Dejan Antonic (Persib)  sama-sama berasal dari Eropa Timur. Keduanya juga punya riwayat kepelatihan yang sama di Indonesia, yakni mengawali langkah dari Malang.

Milo lebih dulu didapuk sebagai pelatih Arema Indonesia yang berlaga di pentas IPL pada 2011 lalu. Namun usia kerjanya hanya sampai tiga bulan. Perpecahan yang terjadi di tubuh manajemen membuatnya didepak. Posisi tersebut kemudian ditempati oleh Dejan dan berhasil membawa tim asal kota Apel itu ke perempat final AFC Cup 2012.