Liputan6.com, Leeds - Mantan bintang Manchester City, Adam Johnson, kini mendekam di balik jeruji besi. Pemain berusia 28 tahun itu kini harus mengais rezeki dengan melamar sebagai pegawai pusat kebugaran.
Johnson divonis kurungan enam tahun gara-gara mencabuli fan wanita di bawah umur. Akibatnya, roda nasib mantan pemain tim nasional Inggris tersebut langsung berputar ke arah nestapa.
Â
Baca Juga
Baca Juga
- Dipenjara Akibat Skandal Seks, Nasib Johnson Makin Merana
- Takut Disiksa Napi Lain, Adam Johnson Dipantau Sipir Penjara
- Sedihnya Eks WAGs Manchester City Adam Johnson Dipenjara 6 Tahun
Popularitas yang selama ini dibangun di lapangan hijau seketika memudar. Tidak ada lagi kehidupan glamor seperti yang dijalaninya saat masih aktif sebagai pemain profesional. Bahkan, satu per satu teman dekatnya mulai menjauh dan enggan menjenguknya di Armley Prison, Leeds.
Â
Untuk mengusir kejenuhan di balik terali besi, Johnson pun melamar pekerjaan sebagai pegawai pusat kebugaran di sana. Upahnya, jauh dari gaji yang diterima selama aktif bermain di Liga Inggris.
Advertisement
Seperti dilansir Dailymail, bila diterima, Johnson hanya menerima gaji 11 pounds atau setara Rp200 ribu setiap pekannya. Angka ini jauh di bawah gaji saat terakhir kali membela Sunderland. Bersama si Kucing Garong Johnson menerima gaji sebesar £60,000 atau setara Rp1,1 Miliar per pekannya.
Meski upah yang ditawarkan tergolong rendah, Johnson pantas mempertimbangkannya. Sebab bila diterima, dia akan mendapat kesempatan untuk berada di luar selnya nyaris sepanjang hari.
"Petugas penjara sepertinya ingin menempatkan tahanan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka," kata sumber. "Itu artinya, dia akan berada di luar sel tahanan nyaris sepanjang hari dan menjaganya tetap sibuk. Ini baik untuk menjaga mentalnya," ujar sumber menambahkan.
Johnson memang cocok dengan pekerjaan itu. Sebab dia punya pengalaman dalam menjaga kebugaran selama masih aktif sebagai pemain. Namun tugasnya tidak itu saja. Dia juga harus memastikan alat-alat tetap bersih. Selain itu, Johnson juga masih harus menyediakan minuman minuman kepada staf maupun sesama narapidana yang menggunakan fasilitas fitnes tersebut.
"Meski demikian, pekerjaan itu akan membuat banyak orang bersedih. Ide di mana Johnson hidup normal dan mendapat bayaran di penjara terdengar menjengkelkan. Itu tidak seperti hukuman."