Sukses

Rio Haryanto Menatap GP China

Rio Haryanto memiliki pengalaman bagus di Sirkuit Internasional Shanghai. Dia pernah naik podium di ajang Formula Renault Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Grand Prix China di Sirkuit Internasional Shanghai, Tiongkok, (17/4/2016) menjadi ajang pembalap Indonesia, Rio Haryanto, menunjukkan konsistensi. Mampukah ia menyentuh garis finis lagi seperti di GP Bahrain?

Soal Sirkuit Shanghai, Rio mengaku trek sepanjang 5,451 kilometer ini sangat menuntut teknik. Menurut pembalap asal Solo, Jawa Tengah, ini karakter sirkuit memiliki banyak tikungan dengan kecepatan tinggi. Sirkuit ini pun sangat menantang. Salah satunya, tikungan pertama yang memiliki kontur sedikit menanjak dan menurun. 

Baca Juga

  • Jorge Lorenzo Sepakati Kontrak dengan Ducati?
  • Kolom: Bayern Tanpa Ambisi, Dortmund Unjuk Gigi
  • Kisah Fans Cantik Rio Haryanto Bertemu Idola

"Sirkuit ini sangat teknis," kata Rio dalam jumpa pers di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (7/4/2016).

Rio punya pengalaman bagus di sirkuit Shanghai. Pada Formula Renault Asia 2009 lalu, Rio sempat mendapatkan podium dua pada seri kedua. Ketika itu Rio memperkuat tim Asia Team. Mantan pembalap Campos Racing GP2 ini telah mengenal salah satu sirkuit megah di Asia ini. Bahkan, Rio merasa sedikit keuntungan dengan layout sirkuit.

"Setelah tikungan bernama parabolika itu ada trek lurus sekitar 1 kilometer. Itu sedikit menguntungkan bagi saya karena beberapa kali speed trap mobil saya bagus. Tapi itu tidak membedakan dengan pembalap lain karena speed trap saja tidak cukup karena saya harus melewati beberapa tikungan," kata Rio.

2 dari 3 halaman

Tampil Kompetitif di Kualifikasi

Menatap balapan di Sirkuit Shanghai, Rio mematok target lolos dari Kualifikasi ketiga. Pada dua balapan sebelumnya, di GP Australia dan GP Bahrain, Rio langsung KO. Meski sulit untuk tim kecil sekelas Manor Racing bersaing mendapatkan waktu tercepat, Rio percaya mampu menjawab tantangan tersebut. 

Pada kualifikasi di GP Bahrain, meski mampu menyelesaikan kualifikasi, toh pembalap 23 tahun itu tidak bisa start di posisi papan tengah. Rio langsung masuk 'kotak'. Dia termasuk dalam daftar tujuh pembalap yang lambat dan akhirnya bisa start di posisi 20 setelah pembalap Renault, Kevin Magnussen, terkena penalti.

"Sekarang, saya mencoba mendapatkan waktu terbaik di kualifikasi. Ini bakal menjadi pembeda, di mana saya akan start," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Bersaing dengan Rekan Sendiri

Upaya Rio untuk mendapatkan waktu terbaik baik di kualifikasi juga mendapat tantangan, bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam tim sendiri. Ya, Pascal Wehrlein terus menunjukkan perkembangan positif. Pada balapan di GP Bahrain, pembalap asal Jerman ini menyentuh garis finis di urutan 13, sedangkan Rio di urutan 17.

Pada Kualifikasi GP Bahrain, Wehrlein juga tampil menjanjikan dengan start dari posisi 16. Perbedaan mobil Rio dan Pascal menjadi sorotan di Indonesia. Rio menyatakan hanya setelan mobil yang membedakan dengan rekan satu timnya,

"Spesifikasi mobil sama," kata Rio.

"F1 itu sangat kompleks karena setelah sesi kualifikasi, pembalap tidak boleh mengubah settingan apa pun selain sayap belakang dan aero dinamika," ujar Rio usai acara meet and greet di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (7/4/2016).

Untuk saat ini, bersama Wehrlein, Rio masih berusaha meningkatkan performa terbaik untuk tim. Dia berkolaborasi dengan mantan pembalap DTM Mercedes itu untuk memberikan masukan untuk Manor."Karena tim Manor masih baru, jadi butuh feedback (masukan) dari pembalap agar peringkatnya bisa naik," ujarnya.

Video Terkini