Liputan6.com, Madrid - Dua laga yang berlangsung di leg pertama semifinal Liga Champions yang berlangsung pada Rabu dan Kamis (28/4/2016), seakan membuka kemungkinan terjadinya derby Madrid antara Atletico Madrid vs Real Madrid di laga final pada 29 Mei mendatang di San Siro Milan. Meski hasil-hasilnya kurang meyakinkan, tapi kans untuk derby Madrid lebih terbuka.
Baca Juga
- Simeone Dihukum Hingga Akhir Musim
- MU Rela Jual Depay Demi Dapatkan Pemain Ini
- Disambut Presiden FIFA, Agum dan Thohir Bahas Pencabutan Sanksi
Pada semifinal pertama antara Manchester City vs Real Madrid, The Citizens berhasil menahan Real Madrid 0-0. Hasil 0-0 memang cukup tricky alias menjebak.
Baca Juga
Profil Jonathan David, Pemain Internasional Kanada yang Bawa Lille Tahan Imbang Juventus di Liga Champions
Profil Nicolo Zaniolo, Pemain Baru Atalanta yang Cetak Gol Perdana saat Menang Lawan Stuttgart di Liga Champions
Profil Karim Konate, Pahlawan RB Salzburg yang Mencetak "Brace" saat Lawan Feyenoord
Di satu sisi, City bisa berharap curi gol di kandang Madrid, tapi di satu sisi Los Blancos punya rekor yang cukup meyakinkan setiap main di kandang.
Advertisement
Tengok aksi Madrid kala menghajar Wolfsburg 3-0 di perempat final Liga Champions lalu. Saat itu, Los Blancos dalam posisi tertekan karena harus membalikkan skor 0-2 yang mereka derita pada leg pertama perempat final Liga Champions.
Tapi kegarangan Cristiano Ronaldo yang mencetak hattrick membuat Wolfsburg tertunduk lesu. Pada fase sebelumnya, perdelapan final Liga Champions, Real Madrid gasak AS Roma 2-0 di Bernabeu.
Sejak fase grup Liga Champions, Real Madrid tak pernah kalah dari lawan-lawan mereka. Termasuk saat menggebuk Malmo 8-0.
Tidak Jemawa
Itu yang menjadi alasan mengapa Madrid lebih berpeluang untuk lolos ke final ketimbang Manchester City. Meski demikian, pelatih Madrid Zinedine Zidane tak mau jemawa. Dia tetap merendah terkait peluang Los Blancos.
"Sebelum laga lawan City, saya pikir peluang kami 50:50, dan saya masih berpikir peluang kami 50:50. Kami tahu seperti apa kami di kandang, tapi peluang masih 50:50 hingga titik penghabisan. Ini semifinal dan tak pernah mudah," kata Zidane seperti dikutip UEFA.com.
Tanpa memandang enteng Manchester City, kans Madrid untuk tampil ke final memang lebih besar. Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini mengaku tidak senang dengan hasil imbang. Meski di satu sisi, dia puas karena tak kebobolan di kandang.
Pellegrini mengingatkan jika rekor tandang ManCity cukup menakutkan di Liga Champions musim ini.
"Jika Anda tak bisa menang, maka 0-0 jadi hal terbaik berikutnya. Saya pikir Madrid tidak favorit. Kami selalu tampil bagus di laga tandang musim ini melawan PSG, Dynamo Kyiv dan Sevilla," kata Pellegrini.
Faktor Oblak
Di laga lain, Atletico Madrid petik keuntungan saat menang tipis 1-0 atas Bayern Muenchen dini hari tadi. Kehebatan gelandang Rojiblancos, Saul Nunez mampu membuat Muenchen tak berkutik.
Muenchen sendiri bukan tanpa peluang. Klub besutan Pep Guardiola itu mengalami kebuntuan meski punya banyak peluang.
Tak lain itu karena kegemilangan kiper Atletico Madrid, Jan Oblak dalam menjaga gawang Ateltico Madrid.
Muenchen bahkan sampai ungkapkan kekesalan bobol gawang Oblak lewat sebuah kicauan lucu di akun twitter mereka. "Ini bukan malam kami #AtletiFCB" begitu kicauan akun twitter @FCBayernEN.
Pujian pun tak pelak diberikan pelatih Bayern Muenchen, Josep 'Pep' Guardiola. Dia mengaku pasukannya tak punya cara yang jelas bobol gawang Oblak.
"Kiper mereka bagus, tapi ini salah kami juga. Kami terlalu jauh dari mereka," ujar Guardiola.
Faktor Oblak bakal sangat menentukan saat Muenchen menjamu Atletico Madrid pada 4 Mei nanti di leg kedua semifinal Liga Champions. Jika mampu lebih intens memberi serangan, Muenchen bisa rebut kemenangan.
Namun, Atletico bakal berusaha keras untuk curi gol di laga leg kedua nanti.