Sukses

Menpora: FIFA Minta Gelar KLB PSSI

Menurut Menpora, FIFA ingin KLB PSSI digelar paling lambat 3 bulan ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, mengungkapkan FIFA meminta diselenggarakannya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Permintaan itu membuat Kemenpora mempertimbangkan mencabut SK Pembekuan terhadap PSSI.

Menurut Imam, pihaknya menyiapkan agenda KLB yang diselenggarakan paling lambat tiga bulan ke depan. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini mengklaim, hal itu sebagai langkah lanjutan rencana reformasi tata kelola sepak bola Indonesia.

Baca Juga

  • Rekor Buruk Guardiola di Laga Tandang Liga Champions
  • Neymar Diam-diam Gelar Pertemuan Rahasia dengan Madrid
  • Iklim Jelang GP Rusia Bikin Rio Haryanto Bersemangat

Imam mengatakan keputusan tersebt merujuk pada hasil pertemuan delegasi pemerintah dengan FIFA. Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir dan Ketua Tim Ad-Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar menjadi delegasi Indonesia untuk menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino pada Selasa (26/4/2016) di Zurich, Swiss.

Berdasarkan keterangan Imam Nahrawi, induk organisasi sepak bola dunia itu menerbitkan surat berisi respons atas kedatangan delegasi Indonesia. Oleh karena itu, Imam segera mengambil keputusan terkait SK Pembekuan yang pernah diberikan kepada PSSI.

"FIFA minta diselenggarakan KLB maksimal 3 bulan ke depan. Maka tentu pemerintah harus mempertimbangkan untuk mencabut SK sanksi administrasi PSSI," tutur Imam Nahrawi kepada wartawan, Kamis (28/4/2016) di Kantor Kemenpora, Jakarta.

Kemenpora juga masih menunggu kepulangan Erick Thohir dari Swiss untuk menjelaskan secara detail pembentukan Tim Independen atas perintah FIFA. FIFA meminta agar Indonesia memiliki tim independen untuk mengawal KLB yang terlaksana paling cepat setelah Kongres Umum di Mexico City, Meksiko pada 12 Mei mendatang.

"Hari ini kami murni merujuk surat dari FIFA, nanti kami akan minta penjelasan lebih lanjut dari tim kami. Nanti setelah itu saya umumkan lagi (SK pencabutan sanksi)," ujar Imam.

Video Terkini