Sukses

Persib Vs Sriwijaya: Duel Dua Playmaker Cerdik

Persib vs Sriwijaya menjadi duel panas yang menghentak Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.

Liputan6.com, Jakarta - Laga seru tersaji pada pekan pertama Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo yang mempertemukan Persib Bandung vs Sriwijaya FC Palembang di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (30/4/2016) malam WIB. Pertandingan ini sekaligus menjadi duel menarik antara dua pemain gelandang tengah terbaik di Indonesia saat ini, yakni Robertino Pugliara dan Firman Utina.

Baca Juga

  • Ingin Fokus di F1, Rio Haryanto Pindah ke Spanyol?
  • Leicester Juara Liga Inggris, Bonus Berlipat Menanti Ranieri
  • Efek Buruk Sayap di Motor Rossi Terungkap

Robertino baru saja didatangkan Persib dari PS Polri usai gelaran Torabika Bhayangkara 2016. Kedatangan pemain asal Argentina ini dipastikan bakal membuat lini tengah Persib kian lengkap setelah sebelumnya telah diisi nama-nama beken macam Hariono, Kim Jeffrey Kurniawan, Atep dan Taufiq.

Bergabungnya Robertino ke Persib bak mimpi bagi pemain berusia 32 tahun itu. Sebab, pada tahun 2007, dia pernah mencoba peruntungannya untuk berseragam Maung Bandung lewat jalur seleksi.

Sayang, pada waktu itu, pelatih Persib, Arcan Iurie tak tertarik dengan jasanya dan lebih memilih merekrut pemain asal Rumania, Leontin Chitescu. Walhasil, Robertino langsung menyebrang ke klub rival dan bergabung dengan Persija Jakarta.

Bersama Persija dia berhasil membumbungkan namanya dengan performa ciamik di lini tengah. Levelnya pun langsung melejit dan masuk ke dalam jajaran elit gelandang di Indonesia.

Pada tahun 2009, Robertino hengkang dari Persija ke Persiba Balikpapan. Lagi-lagi, dia berhasil menjadi pemain sentral di lini tengah bersama klub berjulukan Beruang Madu itu. Hal inilah yang mendasari Persija tertarik memulangkannya ke Jakarta pada tahun 2011.

Karier Robertino kian melejit setelah dia kembali pergi dari Persija dan bergabung dengan Persipura Jayapura pada tahun 2015. Bersama tim Mutiara Hitam, Robertino yang bertandem dengan Ian Louis Kabes, Immanuel Wanggai hingga Lim Jun Sik menjadi salah satu kombinasi gelandang terbaik di Indonesia.

2 dari 3 halaman

Disambut Hangat

Hal inilah yang diyakini membuat pelatih Dejan Antonic kepincut untuk mendatangkan Robertino ke Persib, klub yang sempat menolaknya dulu. Meski memiliki embel-embel eks-Persija, Robertino ternyata mendapat sambutan hangat dari fans setia Persib, Viking.

Gaya bermain Robertino yang selalu bergerak dan enerjik menjadi alasan utama Dejan kemungkinan bakal mendapuknya sebagai jenderal lini tengah Tim Pangeran Biru. Tak hanya itu, pemain kelahiran Buenos Aires ini juga piawai memberikan umpan terobosan yang bisa memanjakan penyerang Persib, Juan Carlos Belencoso atau Samsul Arif Munip.

Banyak pihak yang menilai, Robertino bisa menjadi Makan Konate baru untuk Persib. Sebab, pasca ditinggal Konate, lini tengah Persib belum kembali menjadi salah satu yang terbaik, apalagi hal ini juga diperparah dengan kepindahan Firman Utina ke Sriwijaya FC.

Beralih ke Firman Utina, kualitas pemain asal Manado ini sudah tidak diragukan lagi. Dimana pun Firman bermain, dia akan selalu menjadi pilihan pertama pelatih mana pun di lini tengah.

Mengawali karier di Persma Manado pada tahun 1999, Firman Utina sudah berhasil memperlihatkan permainan yang menawan. Hal inilah yang pada akhirnya membuat Benny Dollo memboyongnya ke Persita Tangerang pada tahun 2001.

Performa Firman terus meningkat di bawah tangan dingin Bendol (sapaan akrab Benny Dollo). Kemampuan inilah yang akhirnya membuat Firman dengan mudah keluar masuk klub elit di Indonesia seperti, Arema Malang, Persija Jakarta, Sriwijaya FC Palembang.

Khusus bersama Sriwijaya, kepiawaian Firman di lini tengah sukses mengantarkan Laskar Wong Kito menjadi juara ISL pada musim 2012. Berbekal performa tersebut Firman menjadi langganan dipanggil ke skuat timnas Indonesia.

Tak jauh berbeda dengan Sriwijaya, Persib juga pernah merasakan kualitas yang dimiliki Firman. Duetnya bersama Makan Konate di lini tengah menjadi kunci utama Persib meraih gelar juara ISL 2014.

3 dari 3 halaman

Permainan Simpel

Firman memang dikenal dengan permainannya yang simpel. Dia jarang sekali berusaha untuk melewati pemain lawan dengan skill individunya. Firman lebih senang membagi bola kepada rekannya dengan permainan atraktif dan juga efektif.

Kelebihan lain yang dimiliki Firman adalah caranya mengeksekusi bola mati. Pemain kelahiran 15 Desember 1984, ini memiliki trik menendang bola unik yang membuat bola melayang di udara dan sulit dihalau dengan pemain lawan. Lihat saja saat dia mengambil sepakan pojok, Firman akan menendang bola dengan menggunakan bagian luar kaki kaki ketika mengirimkan umpan ke kotak penalti.

Namun, kemampuan terpenting yang dimiliki Firman adalah sosok kepemimpinannya di lapangan. Kehadiran Firman di lapangan bisa sangat penting bagi kepercayaan diri para pemain lain khususnya pemain muda.

Jadi, ketika Firman memutuskan untuk pulang kembali ke Sriwijaya FC, menumbuhkan rasa optimistis bagi Laskar Wong Kito untuk bermimpi juara TSC 2016. Apalagi, pengalamannya bersama Persib, Arema, dan klub besar lainnya bisa membuat para pendukung klub yang bermarkas di Stadion Jakabaring Palembang itu pantas berharap lebih kepada Firman Utina.