Liputan6.com, Jakarta - Gelaran kompetisi Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo telah menjalani pekan pertama. Sebanyak 18 klub terbaik di Indonesia akan saling sikut demi meraih trofi bergengsi kompetisi garapan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) tersebut.
Ketatnya peta persaingan 18 klub telah diperlihatkan pada pekan pertama. Terlihat klub-klub besar seperti Persib Bandung, Persipura Jayapura, Mitra Kukar hingga Persija Jakarta gagal meraup poin penuh di laga perdana.
Baca Juga
- Leicester Juara Jadi Alasan Suzuki Tahan Vinales
- 5 Pemain yang Wajib Dibuang Madrid Akhir Musim Ini
- Lorenzo Bergabung, Ducati Bantah Bakal Cuci Gudang Tim Mekani
Tak hanya persaingan klub-klub yang bakal berlangsung ketat, perebutan gelar top scorer juga disinyalir akan berjalan dengan seru. Sebab, nyaris seluruh klub peserta menggunakan jasa penyerang kelas wahid pada penyelenggaraan kompetisi ini.
Untuk itu, Liputan6.com mencoba membahas peluang para kandidat yang kemungkinan bakal bersaing di papan atas top scorer Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo:
1. Cristian Gonzales
Makin tua makin jadi, ungkapan tersebut memang cocok disematkan kepada Cristian Gonzales. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah menginjak 39 tahun, El Loco tampak tak sedikit pun kehilangan ketajamannya.
Lihat saja dalam gelaran empat turnamen besar terakhir, Gonzales selalu berada di papan atas deretan penyerang yang haus gol. Tercatat sebanyak 17 gol berhasil disarangkan pemain naturalisasi asal Uruguay ini.
Pada gelaran Piala Presiden, Gonzales mampu mencetak empat gol. Sementara di turnamen Piala Jendral Sudirman dia mampu membuat enam gol. Sedangkan di Bali Island Cup torehan Gonzales mencapai lima gol, sayang ketajaman El Loco menurun di Piala Bhayangkara dengan hanya mencetak dua gol.
Meski begitu, Gonzales tetap berhasil menunjukkan tajinya dengan mencetak satu gol di laga pembuka saat Arema Cronus menang 2-0 atas Persiba Balikpapan.
Sayang, ketajaman Gonzales diprediksi akan terhambat lantaran sang pemain kemungkinan akan absen panjang karena cedera. Meski begitu, ketika kembali merumput, bisa saja Gonzales kembali menggila dengan mencetak rentetan gol saat dimainkan.
Advertisement
2. Samsul Arif
Samsul Arif pertama kali dikenal ketika dia bermain bersama Persibo Bojonegoro. Setelah itu namanya kian melambung usai memperkuat klub besar seperti Persela Lamongan hingga Arema Cronus.
Gaya bermain Samsul yang mengandalkan kecepatan membuat pelatih mana pun akan selalu mengandalkannya di lini depan. Tak hanya kecepatan, Samsul juga dilengkapi dengan kemampuan untuk melewati pemain lawan.
Pada gelaran Piala Jendral Sudirman, Samsul berhasil menunjukkan kualitasnya dengan mencetak empat gol dan menjadi pesaing ketat untuk Cristian Gonzales dan Patrick Cruz dalam perebutan gelar top scorer. Sayang, pada saat itu Samsul kalah dari Patrick yang mencetak tujuh gol pada turnamen ini.
Gagal di Piala Jendral Sudirman, Samsul tak patah arang dan tetap bermain dengan baik di turnamen Piala Bhayangkara. Samsul yang saat itu sudah berganti seragam menjadi Persib Bandung mampu tampil ciamik dengan mencetak empat gol.
Alhasil, dia sukes menyabet gelar top scorer bersama penyerang Sriwijaya FC, Alberto Beto Goncalvez dengan empat gol.
3. Beto Goncalves
Beto kembali pulang ke Sriwijaya FC setelah mengalami musim yang gagal bersama Penang FA di Liga Malaysia. Mantan penyerang Persipura Jayapura itu tampak kesulitan mengeluarkan bentuk permainan terbaik di Negeri Jiran.
Keputusannya untuk kembali ke Indonesia dan memperkuat Laskar Wong Kito menjadi titik balik karier sepak bolanya. Beto seakan terlahir dan ketajamannya yang sempat hilang perlahan kembali.
Beto mengawali kembali kiprahnya di tanah air saat membela Sriwijaya FC di turnamen Piala Gubernur Kalimantan Timur. Beto berhasil menciptakan empat gol di turnamen ini.
Pada gelaran turnamen berikutnya, yakni Piala Bhayangkara, Beto kembali tampil trengginas. Penyerang berusia 35 tahun itu berhasil mencetak empat gol dan menyabet gelar top scorer bersama penyerang Persib Bandung, Samsul Arif.
Ketajaman Beto juga tampak saat membela Sriwijaya FC menghadapi Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat. Pada laga yang berakhir dengan skor imbang 1-1 itu, Beto mencetak satu gol melalui sundulan.
Advertisement
4. Boaz Solossa
Boaz Solossa merupakan penyerang terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Dari statistik yang dihimpun, kapten Persipura Jayapura itu memiliki karier yang cemerlang sebagai juru gedor.
Â
Bochi (sapaan akrabnya) pernah meraih gelar top scorer ISL pada tiga musim yakni 2008-2009, 2010-2011, dan 2012-2013. Total sejak tahun 2009-2016, Boaz berhasil membuat 81 gol dari 124 pertandingan bersama Persipura.
Boaz memang ikon bagi Persipura, namun dalam setahun terakhir dia sempat meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya untuk membela Pusamania Borneo FC dan juga klub Timor Leste, Carsae FC.
Namun, ketika TSC 2016 jadi bergulir, Boaz kembali pulang ke Jayapura untuk memperkuat klub kebanggaannya tersebut. Pada laga pertama melawan Persija Jakarta, Boaz juga tampil sangat ciamik.
Pada laga yang berkesudahan dengan skor akhir 1-1 itu Boaz sempat mencetak gol melalui sundulannya, tapi dianulir wasit karena dianggap telah berada di posisi offside.
5. Giron Marulanda
Selain Cristian Gonzales, Arema Cronus memiliki bomber yang haus gol dalam diri Giron Marulanda. Penyerang yang memiliki tipikal senang bekerja keras dan selalu bergerak ini punya rekam jejak yang aduhai bersama klub Australia, Bayswater City.
Pada musim 2015, Giron menjadi penyerang subur dengan gelontoran 22 gol dari 21 laga bersama Bayswater. Alhasil, Giron berhasil membawa Bayswater menyudahi kompetisi di posisi runner-up.
Kendati demikian ada permasalahan mendasar yang tampaknya akan sedikit menghambat Giron bisa membidik gelar top scorer kali ini. Permasalahan itu adalah adaptasi.
Terlihat pada musim pertama membela Bayswater, Giron gagal total menunjukkan ketajaman. Dia hanya mampu mencetak tiga gol dari 12 pertandingan yang dijalani.
Hal ini pula yang tampaknya tak mau terulang di Arema, dan pelatih Arema, Milomir Sislija tahu benar cara menghindari itu. Tampak pada laga melawan Arema kontra Persiba Balikpapan, Milo tak langsung menurunkan Giron sebagai pemain starter.
Giron masuk di babak kedua menggantikan Cristian Gonzales yang mengalami cedera patah tulang rusuk. Keputusan Milo memainkan Giron di babak kedua agar penyerang yang mirip permainannya dengan Samsul Arif itu tidak kaget dan bisa secara perlahan beradaptasi dengan sepak bola di Indonesia.
Namun tampaknya strategi Milo akan sedikit berubah untuk Giron. Ya, cederanya El Loco membuat Milo mau tidak mau harus mempercepat proses adaptasi Giron untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan Gonzales.
Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin jika Giron mampu beradaptasi dengan sangat cepat bersama Arema, dia akan menjadi salah satu penyerang tajam pada turnamen kali ini.
Advertisement