Liputan6.com, Getafe - Lama tak terdengar, nama Tristan Alif Naufal kini kembali muncul ke permukaan. Ia berkesempatan tampil bersama Getafe U-13 dalam kompetisi Liga Spanyol. Namun, Tristan dan keluarganya membutuhkan bantuan dana.
Sekitar tahun 2012, nama Tristan secara tiba-tiba menjadi ramai diperbincangkan. Sebab video kehebatannya dalam mengolah si kulit bundar beredar luas di Youtube. Tristan memperlihatkan kemampuan menawan di atas rata-rata anak seusianya.
Baca Juga
- Latihan Bebas 1: Pedrosa Asapi Lorenzo dan Marquez
- Terungkap, Juventus Tolak Tawaran Menggiurkan City untuk Pogba
- Leicester Juara Jadi Alasan Suzuki Tahan Vinales
Sejak itu pula Tristan mendapatkan julukan Lionel Messi-nya Indonesia. Bahkan, pelatih sekaliber Pep Guardiola pun melayangkan pujian kepadanya. Setelah beberapa tahun berlalu, ternyata Tristan sedang meretas kariernya dalam jagat sepak bola Eropa.
Sebelumnya, Tristan sudah mengharumkan nama Indonesia setelah menembus Ajax Football Academy. Bahkan, ia sempat mendapatkan penghargaan sebagai The Best Player. Selama di Belanda, ia juga mendapatkan julukan sebagai Messi-nya Asia.
Saat ini, Tristan sudah diterima masuk Akademi Getafe, salah satu klub ternama dalam sejarah sepak bola Spanyol. Bahkan, ia memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam liga untuk tim U-13. Namun, ada persyaratan yang harus dipenuhi Tristan.
Ia harus membayar 175.000 euro atau setara Rp 2,5 miliar untuk program izin tinggal. Pasalnya, Tristan harus mengajak keluarganya untuk pindah ke Spanyol sesuai dengan regulasi FIFA terkait pemain usia muda.
"Ya, kami butuh dana sekitar Rp 2,5 miliar. Itu untuk program izin tinggal selama setahun. Seharusnya, kami wajib melunasinya pada bulan ini. Tapi, pihak Getafe memberikan kelonggaran waktu hingga bulan depan," kata Irma Lansano, ibunda Tristan, saat dihubungi Liputan6.com.
Menurut Irma, jika tak bisa melunasinya hingga Juni 2016, dampaknya adalah Tristan tak bisa ikut dalam liga dan harus menunggu hingga tahun depan. Selama menunggu, Tristan tetap terdaftar sebagai penghuni Akademi Getafe.
Hingga kini, dana yang dikumpulkan pihak Tristan baru mencapai Rp 500 juta. Dana itu adalah hasil dari sumbangan Kemendikbud, Pertamina, dan program penggalangan dana lewat Kitabisa.com.
"Saya sedang mengupayakan untuk membujuk BUMN dan beberapa perusahaan swasta. Saya juga berharap adanya pertolongan dari masyarakat sepak bola Indonesia. Mudah-mudahan dana yang dibutuhkan segera terkumpul," ujar Irma.