Sukses

5 Pelatih Terbaik Sepak Bola Indonesia

Siapa saja mereka?

Liputan6.com, Jakarta - Kompetisi Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo sudah memasuki pekan kedua. Di luar dugaan beberapa klub besar justru tersandung karena gagal meraih kemenangan.

Baca Juga

  • Ini Jadwal Laga Penentuan Barcelona dan Madrid
  • Bicara MotoGP Mugello, Lorenzo Sindir Ducati
  • Scholes Berharap MU Beli Tiga Pemain Ini

Arema Cronus, Persib Bandung, Sriwijaya FC hingga Persipura Jayapura gagal menang setelah hanya bermain imbang 0-0. Hasil ini sudah cukup membuktikan bahwa peta persaingan sangat ketat. Tidak ada lagi klub yang mendominasi.
 
Tentu kondisi ini menjadi tugas berat bagi setiap pelatih untuk membawa klub asuhannya meraih kemenangan. Tak hanya dalam urusan taktik, para pelatih itu juga harus hebat dalam memotivasi para pemain agar tetap konsisten mengeluarkan performa terbaik.
 
Jika kembali melihat ke belakang, beberapa pelatih yang berada di TSC 2016 sebenarnya memiliki kapasitas untuk melakukan itu. Sebab, dalam perjalanan karier pelatih-pelatih itu telah terbukti berhasil membawa klub asuhannya berjaya.
 
Liputan6.com mencoba mengulik pelatih-pelatih hebat di TSC 2016 yang memiliki karier cemerlang:

2 dari 6 halaman

Jafri Sastra

1. Jafri Sastra
 
Pelatih asal Payakumbuh, Sumatera Barat ini mengawali karier dengan melatih klub-klub lokal tempat asalnya yang berada di Divisi 1 dan 2. Namanya tidak setenar beberapa pelatih yang sudah malang melintang di Tanah Air seperti Benny Dollo, Rahmad Darmawan hingga Jacksen F Tiago.
 
Kendati tidak memiliki popularitas yang aduhai, tak membuat Jafri sebagai pelatih yang bisa dipandang sebelah mata. Lihat saja, saat dia melatih Semen Padang, nama-nama seperti David Pagbe, Yuu Hyun-Ko yang dikombinasikan dengan bakat lokal seperti Hengky Ardilles, Jandia Eka Putra hingga Novan Setya Sasongko disulap menjadi pemain-pemain terbaik di Indonesia.
 
Racikannya juga membuat Semen Padang yang merupakan alumni dari Indonesia Premier League (IPL) bisa berbicara banyak di kancah Indonesia Super League (ISL) 2014. Puncaknya, Jafri mampu membawa Semen Padang ke babak 8 besar ISL 2014, hingga melejitkan tim Kabau Sirah ke babak perempat-final Piala AFC 2013.
 
Pencapaian ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan klub-klub mantan IPL lain seperti Persijap Jepara, Persiba Bantul dan PSM Makassar tak berdaya di pentas ISL.
 
Tak hanya Semen Padang, Jafri juga memiliki prestasi membanggakan saat menangani Mitra Kukar. Klub asal pulau Kalimantan itu berhasil dibawanya menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2015 usai menaklukkan Semen Padang 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (24/1/2016).
 
Kini, Jafri telah meninggalkan Naga Mekes dengan cerita yang indah untuk berlabuh di Persipura Jayapura. Kendati dipenuhi dengan bakat-bakat sepak bola seperti Boaz Solossa, Ian Kabes hingga Osvaldo Haay, Jafri tampaknya masih harus memutar otak. Sebab, di pentas TSC, performa Persipura masih bisa dibilang biasa saja karena hanya meraih dua hasil imbang di dua laga awal.

3 dari 6 halaman

Milomir Seslija

2. Milomir Seslija
 
Pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija tampaknya tak butuh waktu lama untuk menunjukkan kehebatannya dalam melatih. Pria kelahiran 21 Juli 1964 di Sarajevo, Bosnia mampu membawa Arema menjuarai dua trofi turnamen besar beberapa waktu lalu.
 
Ya, pelatih yang akrab disapa Milo ini sukses membawa Cristian Gonzales dan kawan-kawan menjuarai Bali Island Cup dan Piala Bhayangkara. Persembahan dua turnamen itu sudah cukup memperlihatkan kehebatan Milo dalam meracik strategi Singo Edan.
 
Menariknya, prestasi yang dimiliki Milo bukan hanya terjadi di Arema. Klub sebelumnya yang dia latih juga sempat merasakan kejayaan di bawah tangan dingin Milo. Pada tahun 1996, klub Sabah FA yang mendapuk Milo sebagai pelatih juga sukses juara Liga Malaysia.
 
Kini menghadapi TSC 2016, Milo untuk sementara juga pantas mendapatkan pujian. Sebab, berkat kerja kerasnya, dia sukses membawa Arema memuncaki klasemen sementara dengan koleksi empat poin hasil dari satu menang dan satu imbang.

4 dari 6 halaman

Nil Maizar

3. Nil Maizar
 
Nil Maizar adalah pelatih paling ekspresif yang pernah dimiliki Indonesia. Dia selalu vokal dalam memberikan arahan kepada anak asuhnya saat bertanding.
 
Tak hanya sering berteriak di pinggir lapangan, Nil juga gemar memakai gerak tubuh sebagai sarana komunikasi. Tak hanya itu, gaya berpakaian pelatih asal Sumatera Barat ini juga menarik untuk dipandang.
 
Pelatih yang terinspirasi dengan gaya berpakaian Joachim Loew ini kadang menggunakan kemeja putih berdasi hingga jaket kulit. Menarik memang jika Semen Padang bermain dan ada Nil di pinggir lapangan.
 
Akan tetapi, gaya nyentrik saat melatih dan berbusana tak hanya menjadi andalan Nil. Dia juga merupakan salah satu pelatih terbaik di Indonesia saat ini.
 
Nil mulai menarik perhatian sepak bola Indonesia ketika berhasil membawa Semen Padang ke peringkat empat ISL 2010-2011. Padahal waktu itu Nil baru melakukan debutnya sebagai pelatih di level tertinggi.
 
Prestasinya terus meningkat setelah dia ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia. Meski bisa dibilang tak terlalu cemerlang bersama timnas, Nil Maizar tetap tak kehilangan kehebatannya ketika kembali melatih Semen Padang dan juga Persisam Samarinda.
 
Pada beberapa waktu terakhir, Nil Maizar juga sukses membawa Semen Padang lolos ke partai final Piala Jenderal Sudirman. Sayang, dia harus gagal meraih juara usai takluk 1-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (24/1/2016).

5 dari 6 halaman

Indra Sjafri

4. Indra Sjafri
 
Sumatrea Barat memang sangat mendominasi dalam mengirimkan pelatih-pelatih hebat yang berlaga di TSC 2016. Selain Jafri Sastra dan Nil Maizar, ada satu nama lagi yang tak boleh ditinggalkan. Dia adalah pelatih Bali United, Indra Sjafri.
 
Indra pertama kali dikenal publik ketika membawa timnas U-19 menjuarai AFF U-19 2013 dan lolos ke Piala Asia U-19 2014. Satu kehebatan yang dimiliki Indra adalah jeli dalam mencari bibit-bibit muda.

Lihat saja dalam skuat timnas U-19, nama-nama bintang muda seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armayn, Putu Gede Juni Antara hingga Hansamu Yama Pranata berhasil diorbitkan pelatih berusia 53 tahun itu .
 
Bakat itu pula yang mendasari Bali United menyodorkan kontrak berdurasi lima tahun. Rencananya, Indra bakal didapuk untuk mengembangkan persepakbolaan Bali dengan mengandalkan bibit-bibit muda lokal.
 
Pada gelaran beberapa turnamen besar seperti Piala Jenderal Sudirman hingga Piala Bhayangkara, Indra memang gagal meraih juara. Namun, gaya bermain yang atraktif dengan mengandalkan umpan-umpan pendek patut mendapat pujian.
 
Kini di TSC 2016, Indra juga bisa dibilang sukses dalam menjalankan tugasnya. Sebab, I Gede Sukadana dan kawan-kawan berhasil dibawanya berada di peringkat ke-8 dengan koleksi dua poin hasil dari dua imbang.

6 dari 6 halaman

Dejan Antonic

5. Dejan Antonic
 
Dejan Antonic ditunjuk sebagai pelatih Persib Bandung setelah dianggap sukses membawa Pelita Bandung Raya berbicara banyak di ISL 2014. Namanya pun berada di daftar teratas untuk menggantikan Djadjang Nurdjaman yang pergi meninggalkan Maung Bandung.
 
Djadjang pergi untuk menimba ilmu di Italia bersama klub Inter Milan. Pelatih yang biasa disapa Djanur ini sukses memberikan gelar bergengsi ISL 2014.
 
Pencapaian Djadjang membuat tekanan berat bagi Dejan. Alhasil, dia membongkar tim dengan mendatangkan pemain seperti, Samsul Arief (striker), Purwaka Yudi (bek), Juan Belencoso (striker/Spanyol), dan Robertino Pugliara (gelandang serang/Argentina).
 
Hal ini tentu sebagai pengganti gerbong bintang Persib yang melakukan eksodus usai ditinggal Djadjang Nurdjaman. Mereka adalah Firman Utina, Achmad Jufriyanto, Supardi, M. Ridwan ke Sriwijaya, lalu Makan Konate dan Illija Spasojevic yang meneruskan karier di Malaysia.
 
Tangan dingin Dejan memang belum mempersembahkan trofi untuk klub kebanggaan Kota Kembang itu. Namun prestasi seperti menjadi runner-up Bali Island Cup dan Torabika Bhayangkara Cup serta juara turnamen segitiga PSGC Ciamis sudah cukup untuk membuktikan kualitas Dejan.
 
Kini pada gelaran TSC 2016, Dejan juga mampu membawa Persib belum terkalahkan dan bertengger di peringkat kesembilan. Hariono dan kawan-kawan meraih dua hasil imbang pada dua laga awal TSC 2016.