Liputan6.com, Jakarta- Setelah dua pekan bergulir, Torabika Soccer Championship (TSC) Presented by IM3 Presented by Ooredoo, seperti menghidupkan kembali roh kompetisi liga Indonesia. Masing–masing penggawa ngotot berduel seraya mengungkapkan bahwa timnya tidak hadir untuk sekedar menghibur.
Â
Baca Juga
- 6 Calon Bintang Masa Depan Indonesia
- Rossi CLBK dengan Model Seksi
- Liverpool Tampung Pemain Gagal MU?
Banyak tim yang masih mencari skema padu terbaik untuk menyusun strategi demi kemenangan. Begitu juga dengan pemain, yang segera ingin cepat beradaptasi dengan kompetisi guna memenuhi hasrat berkarir dan mengasah kualitas menjadi bintang.
Determinasi tinggi pemain ditunjukan dengan 26 gol yang tercipta dari 18 pertandingan yang tersaji. Semua lini saling bersinergi, walaupun lini depan sering menjadi tumpuan untuk mencetak gol, aktor dalam keberhasilan tim yang menjadi bintang dalam meraih poin berasal dari lini lainnya.
Inilah prediksi pemain menurut Liputan6.com yang akan menjadi Bintanng pada Torabika Soccer Championship
1. Alberto Goncalves Da Costa (Sriwijaya FC)
1. Alberto Goncalves Da Costa (Sriwijaya FC)
Pria 35 tahun kelahiran Brazil ini mungkin tidak asing di telinga para pecinta sepakbola tanah air. Karir professional Gonzalves dimulai ketika membela klub tanah airnya, Sport Belem pada tahun 1999. Ia lalu lalang berganti 12 klub sebelum akhirnya pindah ke Indonesia.
Persipura Jayapura menjadi labuhan karir pertamanya mengarungi kompetisi tanah air. Beto pernah membawa Mutiara Hitam kampiun Liga Indonesia. Prestasi pribadinya adalah menjadi top skor 2011/2012 dengan 25 gol dan top skor Copa Indonesia 2008 dengan 6 gol. Ia total menciptakan 85 gol dari 128 pertandingan.
Selepas berganti kostum Beto sempat membela Arema dan menciptakan 26 gol dari 55 pertandingan. Krisis sepakbola Indonesia pada tahun 2005 membuat Beto memutuskan untuk merumput di salah satu klub Malaysia, Penang FA. Sayang dirinya terpuruk di sana dan memutuskan kembali ke liga Indonesia. Bersama Sriwijaya, Beto telah menciptakan 8 gol.
Beto memiliki skill yang lengkap. Ia tidak mudah kala kehilangan bola. Walaupun sedikit egois, dia memiliki kecepatan driblling, one touch passing, penempatan posisi, insting membunuh, dan juga stamina yang menunjang dalam 90 menit pertandingan.
Advertisement
2. Esteban Gabriel Viscarra (Arema Cronus)
2. Esteban Gabriel Viscarra (Arema Cronus)
Pria kelahiran Belen de Escobar, Argentina, pada tahun 11 April 1986 ini terkenal dengan penguasa bola dan umpan yang akurat. Selain bisa berfungsi sebagai gelandang, Esteban juga tajam sebagai penyerang.
Sebelum berkontribusi untuk Arema Cronus, ia adalah andalan Semen Padang. Di awal perjalanan bersama Kerbau Sirah, Esteban bermain selama 2.581 menit dengan 29 kali bermain. Dirinya pun turut ambil andil ketika merengkuh Liga Primer Indonesia pada tahun 2012.
Pada musim 2014. Esteban bermain sebanyak 26 kali dan mampu menyumbangkan 10 gol. Sebuah pencapain gol yang lumayan baik mengingat perannya bukan sebagai striker murni.
Di lini tengah Singo Edan, berduet dengan gelandang asal Yugoslaviao, Srdan Lopicic. Akan tetapi kehadiran pemain berusia 30 tahun ini, sulit untuk tergantikan, terlebih ia juga ahli mengeksekusi bola mati dengan baik.
3. Robertino Pugliara (Persib Bandung)
3. Robertino Pugliara (Persib Bandung)
Persib Bandung memang dikenal cermat dalam menemukan gelandang serang yang berkualitas. Kali ini pilihan rekrutannya jatuh kepada mantan gelandang Persipura jayapura, Robertino Pugliara.
Gelandang dengan tinggi 1.70 cm asal Buenos Aires, Argentina ini, kini berumur 32 tahun. Dia punya kemampuan memanjakan striker dengan umpan matang, terlebih instingnya dalam membongkar pertahanan lawan dan mengalirkan bola sejatinya adalah senjata yang sering menguras kesabaran tenaga dan konsentrasi lawan.
Kepercayaan menjadi gelandang, pertama kali Ia dapat ketika mengenakan kostum Persija Jakarta pada musim 2007-2009. Sempat memperkuat Persiba, dirinya kembali ke Persija selama dua musim. Pada tahun 2015 Robertino sempat membela Persipura Jayapura dan hengkang ke PS TNI untuk beberapa turnamen.
Kini, Persib Bandung memberikannya kepercayaan dengan kostum bernomor nomor punggung 10. Walaupun terlihat lambat dalam beradaptasi, pelan tapi pasti gelandang ini diprediksi kembali kepada performa terbaiknya.
Â
Advertisement
4. William Silva Costa Pacheco (Persija Jakarta)
4. William Silva Costa Pacheco (Persija Jakarta)
Guna memperkuat lini pertahanan, Persija Jakarta merekrut William Pacheco. Legion Asing asal Brasil ini lahir pada pada 28 Maret 1992. Dalam usia yang baru berumur 24 tahun, Pacheco bekerja sama dengan sang kapten Ismed Sofyan dan Maman Abdurahman.
Dalam dua laga pembuka Persija Jakarta, dia berhasil menuntaskan perannya sehingga dalam dua kali pertandingan Persija meraih 4 poin. Laga tandang pertama bermain imbang dengan Persipura 1-1, sedangkan laga kandang ke dua berhasil menang 1-0 atas Semen Padang.
Dalam duel bola bawah, musuh kerap sulit untuk melewatinya. Begitupun duel bola atas, posturnya yang tinggi 1,96 Meter menjadikannya sebagai tembok Persija
Mantan pemain Timnas Brasil U-20 ini memulai karier pada klub divisi dua liga Brasil yakni Ferroviaria pada tahun 2008, Portuguessa pada tahun 2009-2010, Corinthians 2010-2012 dan Botafogo 2012. Selain klub negara asalnya, Pachecho juga pernah membela klub asal Belgia Sporting de Charleroi pada 2012- 2013 sebelum akhirnya memutuskan hijrah kembali ke negara asalnya dengan membela Rio Branco pada tahu 2014.
5. Srdan Lopicic (Arema Cronus)
5. Srdan Lopicic (Arema Cronus)
Pemain 32 Tahun kelahiran Yugoslavia ini, berposisi sebagai gelandang di Arema Cronus. Berpostur badan 1,83 cm, Lopicic sukses tampil gemilang dengan membawa timnya memuncaki klaseman sementara Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo.
Sebagai playmaker, Lopicic cukup cekatan dalam mengemban beban tugas yang diberikan timnya, Dirinya harus pandai mengkreasikan serangan dan memilih celah musuh yang bisa ditembus.
Karirnya di sepakbola tanah air, selalu mendapat tempat utama. Pada tahun 2011 ia memulai debutnya bersama Persisam Putra Samarinda. Selanjutnya Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, dan Pusamania Borneo FC adalah labuhannya sebelum akhirnya memilih Arema sebagai tempat untuk mengkreasikan ambisinya.
Di Arema Cronus, Lopicic telah bermain selama lima belas kali dan memberikan sumbangsih dua gol.
Advertisement