Liputan6.com, Manchester - Masa depan Louis van Gaal sebagai manajer Manchester United (MU) terus diperbincangkan. Mantan pelatih Timnas Belanda terserbut dikabarkan akan dipecat pada akhir musim 2015-16. Tetapi, rumor lain menyebutkan Van Gaal tetap dipertahankan hingga kontraknya habis pada 2017 mendatang.
Baca Juga
- SK Pembekuan PSSI Dicabut, Ini Kata Evan Dimas
- Dapur Jadi Lokasi Bermesraan Bintang Muenchen dan Pacar
- Jatuh di Le Mans, Pembalap MotoGP Ini Marahi Fans
Sejak ditunjuk sebagai manajer MU pada musim panas 2014 lalu, Van Gaal belum bisa memberikan gelar. Tak hanya itu, fans MU juga kerap mengkritik taktik dan gaya bermain Wayne Rooney dan kawan-kawan di bawah sentuhan eks pelatih Barcelona itu.
Van Gaal masih mungkin memberikan gelar setelah membawa MU lolos ke final Piala FA musim ini. Tapi, prestasi itu sepertinya tak bisa menyelamatkan kariernya. MU kemungkinan akan memecatnya.
Advertisement
Berikut 5 alasan MU harus pecat Louis van Gaal seperti dinukil dari ftb90.com:
1. Boros Uang
Sejak menjadi Manajer Manchester United (MU) mulai musim 2014-15, Louis van Gaal telah mendatangkan sejumlah pemain baru. Menurut The Mirror, pria asal Belanda itu telah menghabiskan dana sekitar 250 juta pound untuk belanja pemain. Ini merupakan jumlah yang besar, lebih dari yang diberikan kepada David Moyes pada 2013.
Tetapi, kebijakan transfer itu tidak semuanya berujung sukses. Angel Di Maria dan Radamel Falcao yang didatangkan dengan harga sangat mahal ternyata tak bisa memberikan kontribusi besar untuk MU. Kedua pemain itu hanya bertahan semusim di Old Trafford.
2. Taktik Aneh
Taktik Luois van Gaal banyak mendapat kritik. Tak hanya fans, mantan bintang MU Paul Shcoles tidak jarang melontrakan kritik pedas terhadap taktik yang dimainkan Van Gaal.
Salah satu taktik Van Gaal yang paling dikritik adalah keputusannya memainkan Ashley Young sebagai penyerang. Padahal, posisi asli Young adalah pemain sayap. Sementara itu, Anthony Martial yang sebenarnya striker dan telah mencetak 17 gol justru pada musim ini justru dimainkan sebagai pemain sayap.
Bukan kali ini saja Van Gaal memainkan taktik aneh. Sebelumnya, dia juga memainkan Angel Di Maria sebagai striker dalam formasi 3-5-2.
3. Gaya Bermain
Tak hanya soal taktik, gaya bermain Manchester United (MU) yang lambat juga dikeluhkan para fans. Di bawah sentuhan eks pelatih Timnas Belanda itu, MU lebih mengedepankan penguasaan bola. Sayangnya, gaya bermain itu tak membuat serangan MU makin tajam.
Van Gaal bersikeras memainkan Marouane Fellaini, Bastian Schweinsteiger, dan Michael Carrick bersama-sama di lini tengah. Padahal, ketiga pemain ini tipikal pemain yang sama, yaitu gelandang bertahan.
4. Jumlah Gol
Lini depan Manchester United (MU) sangat menyedihkan musim ini. Dari 36 pertandingan MU musim ini, 22 di antaranya pada babak pertama berakhir dengan skor 0-0.
Jumlah gol MU di Liga Inggris juga tidak membanggakan. Klub berjuluk Setan Merah tersebut sejauh ini baru mencetak 46 gol. Torehan gol lebih rendah dibanding musim 2004-05, dimana ketika itu MU mencetak 58 gol.
5. Menghancurkan Skuat
Louis van Gaal memutuskan melepaskan sejumlah pemain sejak kedatangannya pada musim panas 2014. Pemain yang pindah antara lain Javier Hernandez, Danny Welbeck, dan Luis Nani. Keputusan tersebut diambil lantaran mereka tidak mendapatkan kesempatan bermain.
Hengkangnya sejumlah pemain membuat skuat MU berkurang. Akibatnya ketika krisis cedera terjadi, tak ada stok pemain yang memadainya. Van Gaal pun terpaksa memainkan sejumlah pemain dari akademi MU, seperti Donald Love, Nick Powell, dan Will Keane.
Â