Sukses

Membedah Perbedaan Persib Bandung Era Dejan dengan Djanur

Djanur sudah mempersembahkan dua gelar bergengsi untuk Persib, Dejan belum.

Liputan6.com, Bandung - Persib Bandung mulai menunjukkan taringnya pada gelaran Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Maung Bandung belum terkalahkan dalam tiga laga awal yang telah dijalani.

Skuat asuhan Dejan Antonic ini meraih dua hasil imbang kontra Sriwijaya FC (1-1) dan Persiba Balikpapan (0-0). Serta kemenangan 2-0 atas Bali United di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (14/5/2016) malam WIB.

Raihan positif itu dianggap sebagai pencapaian positif Dejan dalam menerapkan taktik dan strategi. Sebab, dalam beberapa turnamen sebelumnya, pelatih asal Serbia ini sempat mendapatkan kritikan dari bobotoh terkait gaya melatihnya. Dejan dianggap tidak lebih baik dari pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman.

Jika dilihat kembali, gaya melatih keduanya memang berbeda, meski kedua pelatih sama-sama menerapkan skema formasi 4-2-3-1. Saat masih ditangani oleh Djadjang, Persib memiliki pemain sentral yang selalu dipercaya memegang bola, yakni Konate Makan.

Kala itu, Konate berperan sebagai penyerang lubang atau bahkan falsenine. Sementara di era Dejan, gelandang-gelandang Persib yang dihuni oleh Hariono, Kim Jeffrey Kurniawan dan Robertino Pugliara hampir rata-rata memiliki peran dan tugasnya masing-masing.

2 dari 3 halaman

Pakai Pola Sama 4-2-3-1

Hariono banyak bertugas membantu lini pertahanan, Kim sebagai penghubung antarlini dan Robertino sebagai pelayan para peyerang. Akibatnya, bola tidak selalu mengalir ke satu pemain tapi lebih cair bergerak ke tengah atau ke sisi lapangan.

Dejan sempat memiliki masalah ketika bermain dengan memanfaatkan sisi sayap dalam beberapa pertandingan. Hal tersebut tak terlepas dari kualitas umpan silang yang dimiliki pemain sayap Persib seperti Samsul Arif, Tantan dan Atep yang belum memuaskan.

Maklum, ketiga pemain itu bukan tipikal yang gemar melakukan crossing, tapi lebih ke tipe penyerang sayap yang menusuk ke kotak penalti, lalu melepaskan tembakan keras untuk mencetak gol.

Meski begitu, permasalahan ini tampaknya sudah mulai bisa diselesaikan oleh Dejan. Ya, David Laly yang dimainkan di sayap kiri memiliki kemampuan mengirimkan umpan silang yang baik ke kotak penalti. Sayang, hal ini belum sepenuhnya berhasil lantaran striker Juan Carlos Belencoso tak kunjung memperlihatkan kualitasnya sebagai goal getter.

3 dari 3 halaman

Peran Full-Back

Perbedaan lainnya terdapat pada peran full-back. Saat masih ditangani oleh Djajdang, Persib memiliki bek sayap terbaik Indonesia yaitu Supardi Nasir dan Tony Sucipto. Keduanya sangat baik dalam membantu serangan dan juga bertahan.

Namun, setelah kepergian Supardi ke Sriwijaya, Persib kehilangan pemain kunci untuk sektor bek kanan. Alhasil, Dejan memaksa Rudolof Yanto Basna yang sejatinya seorang bek tengah bermain di posisi ini.

Akibatnya, kekuatan serangan Persib dari sektor sayap kanan menjadi berkurang. Tapi justru area bek kanan Persib menjadi lebih kuat lantaran Yanto Basna tangguh dalam duel satu lawan satu dengan pemain lawan.

Mungkin strategi itu juga yang membuat Persib sejauh ini baru kebobolan satu gol dari tiga pertandingan di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Menarik melihat kiprah Persib besutan Dejan selanjutnya, mengingat ekspektasi dari bobotoh begitu tinggi.

Penulis: Yosef Deny Pamungkas