Sukses

Gelora Run 2016 Jadi Penutup Sebelum SUGBK Direnovasi

Dalam lomba lari bertajuk Gelora Run 2016, 1500 pelari akan meniti tiap anak tangga hingga tribun teratas stadion.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak berdiri pada 1962, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dipakai sebagai lintasan lari. Dalam lomba lari bertajuk Gelora Run 2016, 1500 pelari akan meniti tiap anak tangga hingga tribun teratas stadion pada Minggu (22/5/2016) pagi.

Ketua penyelenggara Gelora Run 2016, Benhur Panjaitan mengatakan sebelum lomba marathon ini digelar, beberapa komunitas pecinta lari telah menguji venue yang akan dipakai. Faktor keamanan peserta dianggap menjadi hal paling penting menurutnya karena konsep lomba yang berbeda dengan lomba lari profesional.

Baca Juga

  • Absen di Tes Sirkuit Katalunya, Sinyal Manor Depak Rio Haryanto
  • Tiba di Bangkok, Leicester City Disambut Meriah Fans
  • Resmi, Chelsea Perpanjang Kontrak John Terry

40 orang terapis disiapkan dalam Gelora Run 2016. Sementara itu 100 marshal atau pemantau lapangan disebar di sepanjang trek lari nanti.

"Kami sudah melakukan uji coba beberapa kali. Kenapa tidak finis di luar, karena para pelari dalam uji coba tidak mau turun, malah mengabadikan momen," tutur Benhur dalam jumpa pers, Rabu (18/5/2016) siang.

Seluruh peserta nanti akan start di Plaza Selatan, melewati Istora Senayan, Stadion Renang, kemudian masuk untuk mengelilingi tribun 3, 4, dan 5 SUGBK. Ada dua pilihan kategori dalam lomba ini, yakni 5 km dan 6 km.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PP GBK) Winarto mengatakan ajang ini menjadi yang terakhir sebelum stadion ditutup untuk renovasi total pada awal bulan Juni 2016 untuk persiapan Asian Games 2018.

"Kami mendukung acara ini untuk agenda olahraga di Komplek GBK. Peserta lari akan menjadi saksi sejarah dengan melihat bentuk asli sebelum direnovasi, karena setelah itu tidak ada lagi penggunaan stadion untuk pertandingan," tutur Winarto.

B2B Productions sebagai penyelenggara menggandeng paguyuban komunitas lari nasional, Lelarian Sana Sini yang membawahi 33 klub. Peserta yang tercepat sampai ke garis finis bakal mendapat hadiah sebesar Rp 1,5 juta ditambah satu unit sepeda motor.

"Lomba ini unik karena tak ada batas waktunya, bukan diikuti oleh pelari profesional. Kami ingin menangkap momen keseruan mengelilingi cagar nasional yang bakal direnovasi ini. Di akhir lomba, MURI (Museum Rekor Indonesia) akan memberi penghargaan karena pertama kalinya memakai lokasi ini dengan peserta terbanyak," tutur Benhur.