Liputan6.com, Jakarta - Suyatna tak menyangka, Jumat (13/5/2016) menjadi saat terakhirnya menonton Persija Jakarta langsung bersama adiknya, Fahreza. Meski mencoba ikhlas namun Suyatna masih ingat dengan jelas peristiwa tersebut.
Seperti biasanya, Stadion Utama Gelora Bung Karno selalu penuh sesak dengan The Jakmania setiap kali Persija bertanding. Begitu pula saat laga kontra Persela Lamongan akhir pekan lalu.
Baca Juga
- Absen di Tes Sirkuit Katalunya, Sinyal Manor Depak Rio Haryanto
- Tiba di Bangkok, Leicester City Disambut Meriah Fans
- Resmi, Chelsea Perpanjang Kontrak John Terry
Suporter yang hadir berdesakan untuk bisa masuk ke dalam stadion lebih cepat. Tak terkecuali Suyatna yang hadir bersama Fahreza sore itu.
Karena kondisi yang penuh, Suyatna akhirnya terpisah dengan Fahreza di pintu masuk. Usahanya untuk menelepon Fahreza selalu gagal karena sinyal yang sulit.
Ia baru bisa berkomunikasi dengan adik kandungnya tersebut usai laga. Sayangnya, bukan telepon dari Fahreza yang diterimanya, melainkan telepon dari keluarga yang mengabarkan adiknya tersbeut sedang di ambulans sektor 2 stadion.
Dengan spontan, Suyatna langsung dipeluk sang adik di mobil ambulans. "Ia bilang kepada saya bahwa ia dipukul polisi. Saat saya tanya lagi penyebabnya, ia merengek minta pulang untuk bertemu ibu dan ayahnya," tutur Suyatna.
Suyatna pun mencoba meminta tolong agar ambulan mau mengantarnya ke rumah. Namun, pihak ambulan menyatakan baru bisa keluar stadion sekitar pukul 02-03:00 WIB. Dengan kondisi yang makin parah, Suyatna pun berinisiatif untuk membawa Fahreza pulang ke rumah dengan motornya.
"Saya menggotongnya lebih dulu menuju sektor 8 tempat di mana motor saya parkir. Lalu, saya mencoba memboncengnya, tapi ia sudah lemas dan akhirnya terjatuh. Pada akhirnya, saya minta bantuan teman untuk naik motor bertiga agar ada yang mengapit Fahreza," kata Suyatna.
Kondisi Fahreza semakin parah setelah dibawah ke rumah. Keluarga langsung membawa pemuda berusia 16 tahun itu ke RSIA Andika.
Keluarga Ikhlas
RSIA Andika akhirnya memberikan surat rujukan bagi Fahreza. Esok paginya ia dibawa ke RS Marinir Cilandak untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Fahreza sempat sadar dan kembali menceritakan kondisinya pada sang Ayah, Syamsudin. Sayang rencana keluarga untuk membawanya ke RS lain untuk menjalani operasi urung dilakukan.
Fahreza menghembuskan nafas terakhirnya di RS Marinir Cilandak. Simpati pun terus mengalir pada fans sejati Tim Macan Kemayoran tersebut.
Hingga kini pihak Kepolisian terus menyelidiki penyebab tewasnya Fahreza. Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto membantah kematian Fahreza akibat penganiayaan yang dilakukan oknum polisi.
Keluarga sendiri sudah mengikhklaskan kepergiannya. "Kami dari pihak keluarga sudah ikhlas dengan kepergian Fahreza. Saya tak ingin mengganggu ketenangan putra saya yang sudah beristirahat dengan tenang. Jika teman-teman dari The Jakmania ingin mengusut tuntas, saya mempersilahkan. Namun, dari keluarga saya menyatakan sudah ikhlas. Ini sudah takdir," kata Syamsudin.
Advertisement