Liputan6.com, Jakarta - Sudah lima balapan Formula 1 dijalani Rio Haryanto. Namun, sebagai pembalap pertama Indonesia yang tampil di F1, dia belum bisa meraih poin.
Tentu hal ini menjadi tanda tanya besar bagi fans Rio. Pasalnya, kecepatan mobil Manor Racing MRT05 tidak kalah dengan tim lain. Rio dan rekan setimnya, Pascal Wehrlein, sering masuk dalam daftar top 10 speed trap.
Baca Juga
- 6 Pemain Paling Berpengaruh di Klub Eropa Musim Ini
- 5 Kejadian Buruk dan Aneh di Liga Premier Inggris 2015/16
- Berjalan Sebulan, SMS Donasi Rio Haryanto Masih Jauh dari Target
Sebagai contoh, saat babak kualifikasi GP Spanyol, Rio sempat mencatatkan waktu tercepat di lintasan lurus. Kecepatan pembalap asal Solo, Jawa Tengah itu mencapai 341 km/jam.
Namun sayangnya, performa MRT05 saat berada di lintasan lurus berbanding terbalik ketika sedang menikung. Hal itu diakui sendiri oleh Rio.
"Untuk saat ini, kami masih kurang kecepatan di tikungan jika dibandingkan dengan tim-tim lain. Kami harus kerja keras untuk mendapatkan downforce yang lebih. Itu kuncinya," ujar Rio Haryanto di akun Facebook resminya.
Penjelasan Downforce
Dalam dunia F1, kualitas mesin bukan menjadi penentu utama pemenang balapan. Pembalap yang menang bisa ditentukan dari jenis sirkuitnya. Biasanya, sirkuit F1 itu sering dikombinasikan dengan trek lurus, tikungan cepat, medium hingga lambat. Aerodinamika mobil F1 punya peran penting dalam hal ini.
Aerodinamika dalam mobil F1 dihasilkan dari beberapa komponen, seperti sayap depan dan belakang. Sayap mobil F1 berfungsi untuk menghasilkan tekanan rendah di bagian bawah sayap dan zona yang bertekanan tinggi berada di atas.
Untuk menghasilkan downforce seperti yang dijelaskan Rio Haryanto, mobil Formula 1 menggunakan kedua sayapnya agar daya mobil bisa menempel dengan aspal. Downforce diperlukan agar bisa memasuki tikungan dengan kecepatan setinggi mungkin.
Fungsi dua sayap mobil F1 ini kebalikan dari sayap pesawat terbang yang berfungsi untuk menghasilkan lift, atau sering disebut sebuah gaya yang membuat pesawat bisa terbang di udara.
Downforce ini diperlukan saat pembalap memasuki tikungan-tikungan berkecepatan tinggi, seperti saat balapan di Spanyol, pekan lalu. Mobil yang kekurangan downforce akan mengakibatkan ketidakstabilan untuk pembalap. Kecepatan mobilnya pun menjadi tidak maksimal.
Masalah inilah yang menjadi penyebab Rio selalu lambat di tikungan. Manor Racing memang terus mengembangkan mesin Mercedes yang mereka gunakan. Hanya saja, Manor Racing tak punya banyak dana.
Mengembangkan mobil F1 itu perlu biaya 120 juta euro atau setara dengan Rp 1,8 triliun untuk satu musim. Selain itu, butuh insinyur dan teknisi yang sangat banyak untuk bisa mengembangkan mobil F1.
Dana dan sumber daya manusia yang kompeten menjadi pembeda antara Manor Racing dan Mercedes, meski kedua tim itu menggunakan mesin yang sama.
Advertisement