Sukses

Sensasi Tiki-taka ala Pusamania Borneo FC

Pusamania Borneo FC punya operan paling akurat di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo.

Liputan6.com, Samarinda - Pusamania Borneo FC memang masih berada di papan tengah klasemen Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo hingga pekan ketiga. Namun, tim asuhan Pesut Etam tersebut ternyata memiliki kelebihan.  

Pusamania Borneo FC (PBFC), diketahui belum terkalahkan dari tiga laga awal. Mereka menjadi salah satu tim di antara delapan tim yang belum ternoda di Torabika Soccer Championship (TSC), presented by IM3 Ooredoo.

Baca Juga

  • Sergio Van Dijk Ungkap Alasannya Tinggalkan Persib
  • Perseru vs Persija: Bepe Kembali
  • Yamaha Resmi Duetkan Vinales dengan Rossi

Dari tiga laga awal, Ponaryo Astaman cs meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang. Mereka mengumpulkan lima poin, tiga poin penuh didapat saat Pesut Etam menang 1-0 atas Persiba Balikpapan pada pekan ketiga. Sementara, dua hasil imbang diraih kontra Persib Bandung di Stadion Segiri dengan skor 0-0 dan saat bertandang ke markas Bali United, 1-1.

Soal jumlah kemenangan, Pesut Etam memang kalah dari Semen Padang, Persija Jakarta, dan Arema Cronus, yang telah mendulang dua kemenangan. Tapi, tetap ada yang bisa dibanggakan dari Pesut Etam. Bahkan, mereka pantas untuk membusungkan dada.

PBFC bisa dibilang sebagai kontestan Torabika Soccer Championship (TSC), presented by IM3 Ooredoo yang begitu mendewakan gaya bermain di sepak bola modern. Mereka tak hanya bertumpu pada kemampuan apik satu atau dua pemain saja. PBFC juga tak mengutamakan aksi individu pemain dalam melakukan penyerangan.

2 dari 3 halaman

Kolektivitas

Kerjasama tim. Itulah sisi yang paling menonjol dalam permainan Pesut Etam. Di era modern lebih dikenal sebagai kolektivitas. Ya, Ponaryo cs lebih mengutamakan kolektivitas permainan untuk menjadi senjata mereka.

Seperti halnya Barcelona yang menerapkan tiki-taka sebagai filosofi permainan mereka. PBFC sepertinya juga berusaha menunjukkan identitas permainan mereka.

Wujud nyata PBFC menerapkan mazhab kolektivitas terlihat dari jumlah operan yang mereka lakukan hingga pekan ke-3 Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo. Berdasarkan data dari LabBola, Pesut Etam tercatat sebagai tim yang paling sering melakukan operan dengan jumlah sebanyak 908 kali.

Jumlah operan yang berhasil merupakan bukti PBFC mengutamakan kolektivitas permainan. Dalam hal ini, semua pemain dituntut untuk rajin bergerak agar bisa menerima operan dari rekan lain secara lancar. Selain itu, setiap pemain juga dibekali kemampuan menjaga bola di atas rata-rata.

Kolektivitas tentu saja tak asal melakukan banyak operan. Tapi, didukung tingkat akurasi yang tinggi. Dalam hal ini, PBFC bisa menjadikan kolektivitas sebagai senjatan utama lantaran akurasi umpan yang cukup baik yakni mencapai 79%.

Soal akurasi umpan, Pesut Etam sama dengan Persipura Jayapura dan unggul dari Persija Jakarta.

3 dari 3 halaman

Pantang Kehilangan Bola

Untuk menjaga agar kerja sama tim berjalan dengan baik, maka operan-operan yang dilakukan jangan sampai terputus. Artinya, para pemain diharamkan untuk kehilangan bola.

Ketika aliran bola berhasil dipotong lawan, dengan sigap harus bisa direbut kembali. Dalam hal ini, setiap pemain dituntut untuk memiliki kemampuan apik dalam melakukan tekel yang bertujuan merebut bola.

Ini juga menjadi kelebihan PBFC. Hingga pekan ketiga Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo, Ponaryo cs memiliki statistik tekel sukses paling tinggi, mencapai 63 kali. Mereka unggul dari Persiba Balikpapan dengan 59 kali dan Persela Lamongan dengan 56 kali.

Angka tersebut menunjukkan bahwa Pesut Etam memang memiliki kecenderungan untuk mengurung lawan dengan mengutamakan kolektivitas. Itu terbukti dengan lebih banyak bermain umpan dari kaki ke kaki. Mereka pun terus memberikan tekanan dengan langsung merebut bola ketika aliran bola dihentikan lawan.

Hingga saat ini, strategi Pesut Etam cukup efektif. Mereka memang baru mengemas dua gol. Tapi, agresivitas mereka terbukti tinggi dengan telah melepaskan 32 tembakan ke gawang lawan.

Bandingkan dengan Persija yang baru mengemas 25 tembakan dan Persipura dengan 18 tembakan. Pusamania Borneo FC terbukti mendewakan gaya sepak bola modern yang lebih mengutamakan kolektivitas.

Penulis: Indra Eka Setiawan